26. Pingsan

2.8K 84 1
                                    

Happy Reading
_______

Pagi hari yang cerah, kedua pasangan yang baru saja saling memiliki satu sama lain itu, tengah sarapan di meja makan dengan keheningan yang melanda, hanya ada suara dentingan sendok dan garfu saja.

"Gimana bawah kamu, sayang. Masih sakit?"tanya Gus Alka yang sudah menyelesaikan makannya dan di susul oleh Zaqilah.

"Sakit sedikit, mas jangan khawatir."jawab Zaqilah dengan tersenyum membuat Gus Alka bisa bernafas dengan lega.

"Mas mau bicara sama kamu, Zaujati."ucap Gus Alka.

"Bicara apa?"

Gus Alka menghela nafas, "Setelah lulus, apa kamu berkeinginan untuk berkuliah?"tanya Gus Alka dengan serius.

Zaqilah menjawab, "Iya, aku mau kuliah di fakultas kedokteran. Tapi, itu gak mungkin. Aku sudah punya suami, dan aku gak mau bebanin biaya sama Mas."jawab Zaqilah membuat Gus Alka menggeleng.

"Tidak, kamu harus kuliah sayang. Itu tidak memberatkan ku, aku akan daftarkan kamu ke Fakultas kedokteran."putus Gus Alka membuat Zaqilah menggeleng cepat.

"Gak mas! Lagian aku mau fokus ke rumah tangga kita, jangan. Aku mohon, aku mau fokus saja sama Rumah tangga kita."balas Zaqilah dengan cepat.

Gus Alka tampak berfikir, "Tapi.. Itu mimpi kamu, jangan bebani mimpi kamu dengan rumah tangga. Maaf... Jika saja tidak ada perjodohan seperti ini mungkin kamu bisa mengejar ci--"terpotong saat Zaqilah menempelks telunjuknya tepat di depan bibir laki laki itu.

"Tidak mas, aku gak menyesal nikah di usia muda. Gak papa aku gak bisa jadi dokter, aku bisa jadi pengajar di pesantren, bukan?"tanya Zaqilah.

Gus Alka mengangguk setuju, "Iya."

🍁🍁🍁

"Setelah lulus dari sini, kalian mau kuliah dimana?"tanya Aisyah.

"Aku mau fakul hukum."ucap Zafeera.

"Aku mau fakul perawat."Alyah menyahut.

"Fakul ekonomi syariah."timpal Alara.

"Kalau Aisyah mau fakul pendidikan agama."

"Jadi guru?"tanya Alyah dan diangguki Aisyah.

"Kalau kamu Za?"tanya Aisyah kepada Zaqilah yang sedari tadi hanya tersenyum.

"Aku mau jadi Istri yang Shalihah."jawab Zaqilah dengan menatap lurus ke depan.

"Di tengah gemparan anak anak yang ingin kuliah fakultas tinggi, kamu masih sempet punya cita cita jadi istri shalihah? Aku kagum sama kamu."Zafeera merangkul Zaqilah.

"Itu harus di pikirkan, karena pada dasarnya cita cita seorang perempuan itu adalah menjadi seorang istri shalihah yang taat serta mematuhi perintah suaminya. Karena Ridho Allah juga ada pada Ridho seorang suami."jawab Zaqilah dengan tersenyum tipis, sangat tipis.

"Om Arsen sama Tante Salwa, pasti bangga punya anak yang Shalihah seperti kamu. Mereka pasti bangga."perkataan Alyah sukses membuat Zaqilah meneteskan air matanya.

"Bunda dan Ayah, pasti bahagia disana..."ntah mengapa saat mengatakan hal itu membuat kepala Zaqilah terasa berat, hingga ia tak sadarkan diri.

Alara yang merasa tak ada pergerakan dari Zaqilah lantas menatap sahabatnya itu, "Qil? Aqilah? Za? Zaqilah bangun, Za."Alara menepuk pelan pipi Zaqilah sontak membuat ketiga sahabat yang lainnya menoleh.

"Zaqilah kenapa La?"tanya Zafeera panik.

"Aku gak tau, ayok kita bawa ke Ruang Kesehatan."ucap Alara lalu dengan cepat keempat gadis itu membawa Zaqilah ke UKS.

Saat perjalanan menuju kesana, mereka kesusahan dalam membawa Zaqilah pada akhirnya...

"Tunggu!"suara Gus Alka terdengar, membuat mereka menoleh dan melihat Gus Alka mendekat dengan panik.

"Ya Allah, Zaqilah?"Gus Alka langsung mengambil alih Zaqilah lalu menggendongnya.

"Istri saya kenapa?!"tanya Gus Alka.

"Za-Zaqilah tadi gak sadarkan---."sebelum Aisyah menyelesaikan ucapannya Gus Alka segera membawa Zaqilah ke arah Ndalem.

Sesampainya di Ndalem Gus Alka langsung membaringkan Zaqilah di sofa, hal itu membuat Umma Zahfa yang sedang menyapu terkejut saat menantunya di bopong.

"Astagfirullah, Nak? Zaqilah kenapa?"tanya Umma Zahfa dengan khawatir.

"Umma, Umma, dimana minyak kayu putih?"

"Di laci Tv."jawab Umma dengan cepat Gus Alka langsung mengambil barang berwadah hijau itu.

Umma Zahfa menggosok tangan Zaqilah dengan telapak tangannya.

"Punten Umma."Umma Zahfa bergeser membiarkan anaknya memeriksa istrinya.

Gus Alka mendekatkan minyak kayu putih itu di hidung Zaqilah, membuat mata Zaqilah perlahan terbuka. Zaqilah menatap sekelilingnya.

"M-mas Alka?"dirinya langsung memeluk sang suami dengan erat. Zaqilah menangis dengan sesegukkan.

"Hiks hiks..."

"Kamu kenapa, Zaujati?"tanya Gus Alka lembut.

"A-aku, rindu sama b-bunda dan ayah."jawabnya disertai sengan isakan tangis.

Gus Alka terdiam.

"Iya Zaujati, dua minggu lagi. Kita akan ke makam Bunda dan Ayah ya?"ucap Gus Alka dan diangguki Zaqilah.

"Makasih Mas."

"Sama sama."

Bersambung...

Maaf telat tadi ada kendala, tak bisa di tunda. Maaf...

Maaf kalau pendek partnya.

Jangan lupa Vote dan Follow

See you

2 April 2024

Gus Alka Imamku (Married Cold Gus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang