40. Bukti dan Rekayasa

2K 71 0
                                    

Part paling panjang? Ya, yang ini.

Happy Reading
_______

"Berprasangka baiklah kepada setiap orang, karena Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kita."

Di pagi hari yang cerah ini, tepatnya pukul 6 lebih 10 menit. Setelah selesai menunaikan sholat Syuruq. Alka segera bergegas pergi ke ndalem untuk mencari Abbanya.

"Assalamualaikum, Umma." ucap salam Alka dengan mencium tangan sang Umma.

"Wa'alaikumsalam. Alka tumben tumbenan kesini? Ada apa, pasti mau cari Abba ya?" tebak Umma Zahfa diangguki Alka.

"Iya, Umma. Abba nya ada? Tadi saat di masjid, Alka tidak melihat beliau." ucap Alka.

"Jelas tidak melihat, Abba kamu sedang tidak enak badan. Kemarin penyakit jantungnya kambuh, dan sekarang abbamu sedang tertidur sedari tadi sesudah sholat subuh." balas Umma Zahfa memberi tau.

"Jantung Abba kambuh? Kenapa tidak beritahu Alka?" tanya Alka dengan wajah yang tampak khawatir.

Umma Zahfa tersenyum, "Abba yang meminta, katanya jangan panggil Alka. Kemarin kan setelah kepulangan kamu, langsung hujan besar. Abba khawatir kamu takut kenapa kenapa, katanya."

Alka mengangguk mengerti, "Baik umma, kalau begitu nanti saja Alka kembali lagi kesini. Takut takut ganggu Abba. Oh ya? Obat abba yang waktu itu Alka kasih, masih ada?" tanya Alka pada sang Umma.

Umma Zahfa mengangguk, "Masih nak, malahan masih banyak obatnya."

Alka geleng geleng, "Abba... Abba... Sampai kapan sih, ada asal usulnya seorang pengacara takut obat." gumam Alka membuat Umma Zahfa terkekeh.

***

"Assalamualaikum..." Alka memasuki rumah dengan mengucapkan salam.

Terlihat Zaqilah yang sedang duduk di sofa ruang tamu dengan menggendong Syaqil, tiba tiba perempuan itu langsung beranjak dari duduknya dan melengos begitu saja.

Alka menatap sendu kepergian Zaqilah, "Segitu bersalahnya aku dimata kamu, Ra?"

Alka termenung lama ditempat, otaknya tengah diajak kompromi. Siapa salah satu dari Salma dan adiknya? Batinnya.

Sementara di sisi itu, Zaqilah menangis di halaman belakang rumah dengan menggendong adik kecilnya. "Syaqil. Sesakit ini ya? Apa kamu juga rasain sakit yang mbak rasain? Coba kamu pikir, kakak kamu itu. Ternyata, dia yang udah bunuh ayah sama bunda." ucapnya dengan mengeluarkan air matanya.

Bayi laki laki itu tersenyum, dalam halusinasi Zaqilah dapat mendengar jika adiknya berbicara.

"Mbaku. Kakak tidak bersalah, coba cari tau dulu sebelum bertindak lebih jauh." ucap Syaqil dengan tertawa kecil.

Zaqilah melebarkan matanya, "Ya Allah. Astagfirullah'aladzim. Syaqil, kamu bisa ngomong?" tanya Zaqilah kepada sang adik yang sedang tertidur.

"Syaqil bangun, kamu kok bisa tau kalau ini bukan salahnya kakak kamu?" tanya Zaqilah lagi, "Syaqilll, bangun dong dek. Mbak butuh penjelasan, kamu cenayang?! Eh, Astagfirullah." perempuan itu menutup mulutnya, "Bukan, bukan. Kamu adik mbak yang tampan nan imut. Mana mungkin cenayang." Zaqilah menggeleng mengusir pikirannya yang jauh itu.

Gus Alka Imamku (Married Cold Gus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang