34. Menyadari

1.2K 43 3
                                    

Happy Reading
________

Sore hari ini Zaqilah tengah jalan jalan bersama dengan Atya--sepupu Alka. Mereka menikmati udara yang segar, akhirnya mereka diizinkan main ke luar pondok meskipun dalam pengawasan diam diam. Abba Abhizar yang memerintahkan dua laki laki yang mengawasi mereka dari kejauhan.

Sesekali Zaqilah dan Atya tertawa ngakak, saat melihat para remaja yang masing masing bersama pasangannya.

"Lucu banget ya mbak? Mereka pacaran, boncengan, pegang pegangan, cium kening, peluk pelukan. Tanpa mereka sadari semua itu akan ada balasannya." ucap Atya dengan berigidik melihat semua itu.

"Dan tanpa mereka sadari, mereka telah menjerumuskan dirinya sendiri termasuk kedua orangtuanya kedalam api yang menyala nyala dalam kurung neraka. Mbak juga heran, kenapa Pacaran di anggap normal. Padahalkan itu, sejenis penghasil dosa dengan gaya. Tapi mereka tak ada takutnya dengan balasan dari Allah." sambung Zaqilah.

"Menghalalkan segala yang dilarang oleh Allah, menormalisasikan pacaran dan perzinahan lainnya. Agama dianggap asing. Perintah anak orang diturutin, sementara perintah Allah diacuhkan. Sebenarnya tuhan mereka itu siapa? Mengapa mereka selalu menuruti perintah manusia yang belum tentu jodoh mereka, dan meninggalkan perintah Allah yang jelas jelas sang pencipta segalanya." lanjut Zaqilah membuat Atya mengacungkan jempol takjub.

"MasyaAllah mbak keren, kalau jadi Pendakwah. Cocok tau." ucap Atya diiringi tawa kecilnya.

"Bisa aja kamu Tya."

Langkah Zaqilah terhenti saat melihat seorang gadis dengan jilbab acak acakan sedang menangis di pinggir jalan.

"Tya? Kita samperin dia yuk." ajak Zaqilah.

"Mau ngapain?" tanya Atya.

"Udah ayok." Zaqilah menarik tangan adik sepupunya itu.

"Assalamualaikum." ucap salam Zaqah dan Atya.

Gadis yang sedang menangis itu, menatap heran kedua gadis dengan pakaian tertutup itu.

"Kami mengucapkan salam, dan wajib kamu jawab. Karena jika tidak menjawab salam itu dosa." ucap Atya.

"Waalaikumsalam." jawab gadis itu dengan menyeka air matanya.

Zaqilah tersenyum lalu bertanya, "Kamu kenapa nangis di pinggir jalan?" tanya Zaqilah.

"A-aku jadi iri sama perempuan yang bisa punya pacar yang ganteng, sementara aku? Aku cuma perempuan jelek yang berharap mempunyai laki laki yang ganteng. Kak apa aku salah berkeinginan untuk mempunyai pacar?" tanya gadis itu sebut saja Risa namanya.

"Itu sangat salah malahan." jawab Zaqilah membuat Atya menatapnya.

"Salahnya dimana?" tanya Risa.

"Yang bener itu bukan berkeinginan punya pacar yang ganteng, tapi berkeinginan untuk mempunyai Imam yang bisa bimbing ke surga. Nikah itu bebas dan berpahala, tapi pacaran? Sesat dan berdosa." jawab Zaqilah membuat Risa tak berkutik.

"Kamu jangan minder, kamu itu cantik, jangan kamu sebut kamu jelek. Allah berfirman dalam surah At-tin ayat 4 yang artinya 'Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya' Mungkin sekarang kamu gak ada pasangan karena Allah masih sembunyiin Jodoh halal kamu nanti. Ingat kata kata ini selalu ya?"

Gus Alka Imamku (Married Cold Gus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang