44. Gagal

1.7K 54 0
                                    

Happy Reading
_______

Pagi hari yang mendung ini, Zaqilah tengah terduduk gelisah ditemani Umma Zahfa disampingnya. Operasi sudah berjalan sejak beberapa jam yang lalu, namun dokter Alvaro belum keluar juga.

"Semoga saja operasinya lancar ya?" ucap Umma Zahfa dengan memeluk Zaqilah.

"Aamiin, Umma."

Abba Abhizar datang bersama ketiga pemuda, yakni Gus Khairy, Gus Fatih dan Gus Abdul.

"Bagaimama? Apakah dokter sudah keluar?" tanya Abba Abhizar dengan duduk disamping Zaqilah.

"Belum Abba." jawab Zaqilah disertai gelengan kepala.

"Em, maaf Ning. Apakah ning, perlu sesuatu?" tanya Gus Abdul dengan menunduk sebagai bentuk menghormati seorang perempuan yang bukan mahram baginya.

"Saya tidak memerlukan apa apa, selain Mas Alka sembuh sekarang." jawab perempuan itu dengan menatap lurus kedepan.

"Ning. Saya membawakan Tempe cabe untuk ning, kata Alka-eh kata Gus Alka. Ning suka dengan apapun yang dia suka, mohon diterima Umma." Gus Fatih menyerahkan lantang yang berisi Nasi serta Tempe cabe pada Umma Zahfa.

"Terimakasih, Fatih." ucap Umma Zahfa diangguki Gus Fatih.

Gus Khairy menatap sekilas Zaqilah, ia jadi merasa kasihan. Untuk itu ia berani menghubungi Zafeera.

Dilain tempat Zafeera tengah membereskan kamarnya sisa kekacauan kemarin malam. Zafeera sempat mengamuk, karena mendapatkan info kalau Zaqilah di culik dan di cambuk. Membuat Zafeera murka.

"Keadaan Zaqilah gimana ya? Apa aku harus kesana? Tapi, naik apa? Aku kan gak bisa kendarain mobil atau motor. Alara sama Alyah juga lagi di luar kota." ucapnya dengan sedih.

"Dirumah kan cuma ada aku sama Aryo do---oh iya! Aryoga kan bisa naik motor, tapi... Pasti dia kere bensin." lanjutnya.

Drtt

Drtt

Bunyi ponsel Zafeera berbunyi nyaring di dalam kamar serba hijau itu.

"Siapa yang telpon?" gumamnya seraya mendekati nakas untuk mengambil Handphonenya.

Di layar Handphonenya tertera nomor yang tak ia kenal, "Siapa ini? Apa jangan jangan... Depkolektor Pinjol?" tebaknya yang langsung menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

"Gak mungkin! Selama ini mana ada aku buka buka fitur Pinjol, yang ada aku buka grup kajian. Yang bermanfaat. Eh tapi, siapa ini? Angkat gak ya?" tanyanya pada dirinya sendiri.

"Angkat deh, siapa tau jodoh yang telpon. Bismillah." Zafeera menggeser ke atas tombol berwarna hijau lalu meletakan Handphonenya di telinga kananya.

"Ha--"

"Assalamualaikum."

Zafeera mematung mendengar suara ini, suara ini seperti suara...

"Zafeera saya dengan, Khairy. Kamu bisa kerumah sakit tempat Gus Alka di rawat gak? Tolong kesini ya? Ning Zaqilah kayaknya butuh kamu serta kedua saudara yang lainnya."

Gus Alka Imamku (Married Cold Gus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang