Keesokan harinya.
Starley, Damien, Dante dan Mark bangun siang hari mengingat mereka baru tidur pagi-pagi.
Sekarang mereka sedang makan siang sambil membahas tentang misi kemarin.
"Maafkan aku, aku tidak sempat meretas komputer kemarin. Ketika aku mau meretas, aku melihat ada bom di situ dan langsung menelpon Damien," jelas Starley.
"Bukan salahmu, Star. Kita juga tidak menyangka akan ada bom di situ," ucap Dante.
"Sepertinya Junho yang meletakkan bom itu di situ," jelas Damien.
Dante dan Mark mengangguk setuju dengan ucapan Damien.
"Iya, aku melihatnya sekilas, itu bom manual yang bisa diaktifkan dengan remot atau alat sejenisnya," jelas Mark.
"Tidak lama setelah Junho dan Yusef keluar dari gedung, bom itu meledak," ucap Dante.
Starley mengerjapkan matanya sejenak mendengar itu. Apa dia tidak salah dengar? Apa Dante baru saja menyebut Yusef?
"Yusef?" Tanya Starley langsung.
Dante mengangkat alisnya, lalu menoleh ke Damien. "Kau belum memberitahu Starley?"
Damien terdiam sejenak, dia merasa semalam bukan saat yang tepat untuk membicarakan itu setelah semua yang Starley lalui.
"Junho datang bersama Yusef," jelas Damien kepada Starley.
Starley membelakkan matanya kaget. "Lalu bagaimana?" Tanya Starley.
"Ketika aku mengikuti mereka yang hampir mau keluar gedung. Tiba-tiba kau menelponku, jadi aku memutuskan menghampirimu," jelas Damien.
Starley mengerjapkan matanya, padahal Yusef akhirnya menunjukkan dirinya tapi Damien malah lebih memilih dirinya dari pada mengejar Yusef. Entah kenapa seketika hati Starley terasa hangat. Dia bisa merasakan perasaan Damien lewat keputusannya itu.
Starley tidak menjawab, dia hanya menatap Damien. Sedangkan Damien mengangkat alisnya, melihat Starley tidak menjawab.
"Tapi semalam Damien dan Mark sudah memerintahkan bawahan mereka untuk melacak Yusef dan Junho," tambah Dante riang.
"Iya, misi kita tidak sepenuhnya gagal semalam. Setidaknya kita tahu Yusef ada di Chicago karena datang ke Casino itu," jelas Mark.
"Yusef pasti memiliki sebuah alasan kenapa dia membom Casino," tambah Dante. Damien mengangguk setuju.
"Bahkan bom tersebut di ruangan rahasia itu, sepertinya dia igin menghilangkan bukti atau informasi," seru Damien.
Setelah itu para lelaki masih membicarakan misi dan rencana mereka selanjutnya. Sedangkan Starley sudah tidak terlalu fokus mendengarkan semua itu.
Karena dia teringat dia hamil. Starley masih tidak percaya itu. Hari ini untungnya dia tidak ada morning sickness, juga Damien sudah berpesan kepada pelayan dan chef jangan berikan Starley telur untuk sarapan.
Sejauh ini dia belum ada keluhan sedikit pun. Starley masih tidak tahu bagaimana perasaannya sekarang. Dia tidak tahu apa dia bisa menjadi ibu yang hebat seperti Athena.
Tapi sejak Starley bangun tadi, dia merasa berbeda, untuk pertama kalinya Starley merasa dia harus berhati-hati dengan dirinya.
Dia merasa dia tidak boleh mengambil keputusan bodoh lagi. Dan dia juga merasa harus berubah untuk tidak mencari masalah, mengingat dia sedang membawa kehidupan di rahimnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)
Romance#2 Mavros Series | COMPLETED! LENGKAP DI WATTPAD! Ini bukanlah kisah fairy tale yang manis. Ini kisah tentang dua orang yang pernah memiliki masa lalu bersama. Dan sekarang terpaksa bekerjasama demi kepentingan masing-masing. Starley Bell, hacker...