Starley benar-benar tidak mengerti. Kepala Starley seketika pusing. Harusnya dia langsung blokir saja nomor itu, tadi.
Starley kembali membaca pesan itu. Dia ingin Starley menjadi leader Hatless? Starley tidak tahu apa rencana Hatless sebenarnya. Mungkin ini jebakkan.
Starley berpikir sejenak. Apa dia harus beritahu ini kepada Damien?
Tapi saat ini Damien sedang sibuk melacak Yusef. Starley tidak ingin mengganggunya.
Akhirnya Starley menutup pesan itu tanpa membalasnya.
Starley tidak perlu menganggap pesan itu serius. Tidak mungkin yang lelaki itu ucapkan benar.
Starley terdiam sejenak. Seketika teringat, setiap dia datang ke acara keluarga, banyak yang mengatakan dia tidak seperti Ayahnya sama sekali, dia hanya mirip Ibunya.
Dulu Starley tidak pernah terlalu memikirkannya. Tapi entah kenapa setelah membaca pesan dari leader Hatless, Starley langsung kembali memikirkannya.
Seorang anak yang tidak mirip dengan Ayahnya hal yang biasa, kan?
Starley punya feeling kalau dia menanyakan ini pada Ayahnya, Ayahnya akan tetap tutup mulut.
Starley menghelakan napasnya kasar. Kepala Starley terasa ingin meledak hanya memikirkan ini.
Dia membaringkan tubuhnya di sofa, lalu menatap langit-langit perpustakaan yang tinggi. Kepalanya terasa sangat sakit sekarang, dia pun memutuskan memejamkan matanya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Starley terlelap di sofa.***
Starley terbangun ketika dapat mencium wangi maskulin yang tidak asing. Starley membuka matanya perlahan, tapi kaget ketika ternyata Damien sedang menggendongnya ala bridal style menuju kamar.
"Damien?" Starley langsung terbangun.
"Kau akan masuk angin jika tidur di perpustakaan, cupcake," seru Damien.
Starley melihat sekelilingnya, ternyata mereka baru saja masuk kamar Damien. Lalu Damien meletakkan Starley di kasur Damien.
"Jam berapa ini?" Tanya Starley.
"Jam dua belas malam," jawab Damien.
"Kau tidak tahu betapa kagetnya aku, ketika tidak menemukanmu di kamarmu atau pun kamarku," tambah Damien.
"Apa kau baru pulang?" Tanya Starley.
"Iya," jawab Damien, lalu dia membuka bajunya membuat Starley membelak. Sekarang Damien topless.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Starley panik.
Alis Damien terangkat, lalu matanya berkilat-kilat geli melihat reaksi Starley. "Ganti baju, kau sangka aku mau apa?"
"Kenapa ganti baju di depanku, astaga. Sana ke walk-in-closet mu," jawab Starley.
Damien terkekeh rendah, lalu dia segera menuju walk-in-closet.
Beberapa menit kemudian, terdengar ketukkan pintu, diikuti dengan suara pelayan. "Tuan, saya mau membawa makanan yang anda pesan."
Karena Damien masih di walk-in-closet nya, Starley yang menjawab. "Masuk saja, tidak dikunci."
Pelayan masuk membawa troli makanan. Dia langsung meletakkan semua makanannya di meja. Setelah dia sudah selesai, dia menunduk dan segera pergi dari kamar itu.
Damien pun keluar dari walk-in-closet nya sudah memakai training dan kaos hitam.
"Kau belum makan?" Tanya Starley.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)
Romance#2 Mavros Series | COMPLETED! LENGKAP DI WATTPAD! Ini bukanlah kisah fairy tale yang manis. Ini kisah tentang dua orang yang pernah memiliki masa lalu bersama. Dan sekarang terpaksa bekerjasama demi kepentingan masing-masing. Starley Bell, hacker...