Chapter 83 - Our Daughter

30.8K 3.3K 141
                                    

"Dan bagaimana semua itu terjadi?" Tanya Starley langsung.

Norman terdiam sejenak sambil menatap Starley. Lalu Norman menghelakan napasnya, rasanya sudah tidak ada gunanya dia sembunyikan semua ini lagi.

"Ceritakan semuanya padaku, Ayah. Aku ingin tahu semuanya," ucap Starley, masih memanggil Norman dengan panggilan Ayah, bahkan setelah mendengar kebenarannya.

Starley dapat melihat kesakitan di mata Ayahnya. Seolah, untuk menceritakannya, adalah sesuatu yang sangat berat baginya.

Akhirnya Norman mulai berbicara. "Baiklah, semua berawal dari hari itu..."

***
FLASHBACK
23 tahun yang lalu.

Di kediaman Bell.

Matahari baru saja terbit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari baru saja terbit. Dan seperti biasa, para pelayan di kediaman Bell sudah sibuk bersih-bersih.

Chef sibuk mempersiapkan sarapan untuk majikannya. Tukang kebun juga sudah memulai menyirami tanaman kediaman Bell.

Hari itu adalah hari yang tenang seperti biasanya. Sampai Norman, majikkan mereka, tiba-tiba menelpon telpon di lantai satu.

Salah satu pelayan, bernama Helen menjawab panggilan itu. Tapi sebelum Helen dapat mengeluarkan suara. Norman sudah berbicara lebih dulu dengan cepat.

"Siapkan mobil! Dan bawakan kursi roda sekarang juga ke kamar! Ketuban Pamela pecah!" Perintah Norman terdengar sangat panik. Di belakangnya terdengar Pamela kesakitan.

"Baik Tuan!" Jawab Helen ikut panik.

Helen pun langsung melaksanakan perintah Norman, memberitahu sopir dan segera membawa kursi roda menuju kamar majikannya.

Ketika dia masuk dan membawakan kursi roda, dia mendengar ringisan sakit Pamela.

Pamela pun pindah ke kursi roda, lalu Norman mendorong kursi roda itu menuju parkiran di mana mobil sudah menunggu.

Ketika mereka sudah di mobil. Mereka langsung segera ke rumah sakit.

Norman terlihat sangat panik melihat istrinya kesakitan seperti ini. Norman langsung berkata. "Cepatlah!" Kepada sopir.

Setelah entah berapa lama. Akhirnya mereka sampai di rumah sakit.

Pamela pun langsung dimasukkan ke ruang bersalin. Norman juga ikut masuk ke ruangan bersalin itu. Norman benar-benar berdoa kepada tuhan semuanya berjalan lancar.

Norman sekarang sudah berdiri di sebelah Pamela, dengan Pamela meremas kuat tangan Norman, sambil menjerit kesakitan.

Norman sudah pernah melewati ini sebelumnya, tapi dia tidak pernah siap melihat istrinya kesakitan seperti ini lagi.

Norman tidak bisa melakukan apa-apa, dia hanya bisa mendukung istrinya dan berdoa kepada tuhan.

"Ayo kau bisa, Mrs. Bell," ucap dokternya.

Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang