24.1 Hari Pertama

1 0 0
                                    

Hari pertama masuk sekolah kembali datang setelah dua minggu berlibur. Lily memasuki mulut koridor dengan mulut terkunci. Bibirnya yang selalu tersenyum simpul terlihat datar. Baru kali itu sosok Lily terlihat berbeda.

Dari arah barat Nura berpapasan dengan Lily.

Nura tersenyum mengejek. “Duh. Ada anak piatu, nih.”

Lily lanjut berjalan, mencoba tidak memedulikan.

Nura yang kesal karena didiamkan akhirnya maju. Menarik rambut Lily yang diikat satu. Otomatis Lily mundur ke belakang mengikuti tangan Nura yang menarik rambutnya. Ia meringis.

“Bisa-bisanya lo diem aja waktu gue ngomong.”

Teman-teman Nura mencekal dua lengan Lily agar tidak dapat bergerak lebih.

Lily memberi tatapan muak. “Lepas.”

Nura tertawa sambil bertepuk-tepuk tangan. Kemudian ia menunduk duduk menyejajarkan dengan posisi Lily yang terduduk paksa. “Gimana rasanya? Ditinggalin ibu tersayang?”

Gigi Lily nampak bergemelatuk. Geram. “Lo pelakunya, kan?”

“Hm? Gue?”

“Jawab,” tatapan Lily yang datar nampak menajam.

“Sebegitu lo nuduh gue, jir?” Nura tersenyum lucu.

“Lily!”

Nura melihat di belakangnya. Linda ada di sana. “Waw. Temen anak piatu ini, ya?”

Temen anak piatu ini, ya?

“Brengsek!” Lily yang geram dengan sekali tepisan berhasil melepas kedua tanganya yang dicekal oleh kedua teman Nura. Dengan cepat menghajar Nura yang masih memunggunginya. Menarik rambut perempuan itu lebih keras hingga empunya terjatuh ke bawah lantai.

Lily yang mendadak menarik rambut Nura sontak disorot oleh semua orang yang kebetulan lewat di sana. Hingga perempatan koridor tersebut menjadi penuh oleh siswa, mereka melingkari pertikaian dengan mengerjap tak percaya. Merasa keadaannya terbalik sekarang, Lily yang biasa diam ditindas kini secara brutal menarik rambut Nura dari belakang.

Hingga Nura yang sudah kesakitan akhirnya dengan cepat menendang perut Lily hingga terjatuh. Sekejap, ia mengatur napasnya. Sambil menyugar rambutnya, ia mendekati Lily yang tersungkur, berdiri dengan tatapan menantang. “Lo gak bakal menang lawan gue. Tapi gue kasih apresiasi, lo cukup berani ngebuat rambut gue kusut.”

Nura keburu pergi ketika Linda akan menghajar bila sedetik kemudian Nura menyerang lagi. Gantinya Linda membantu Lily berdiri.

Dan rupanya masalah kembali datang, setelah Linda mengusir muriid-murid yang lain untuk tidak memenuhi koridor. Rubay datang membawa kabar membingungkan.

“Ke bangunan tua deket sekolah sekarang. Lo tau kan, Ly?”

“Kenapa?” Lily mengangkat alisnya dingin. “Ryan mau nyuruh lagi?”

“Ryan ngehajar Kaze habis-habisan.”

Lily Kacamata [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang