Albert dapat melihat wajah Damien berubah. Tatapan itu terlihat seperti tatapan siap untuk mencabik-cabik leher Yusef.
"Kau yakin informasi itu benar?" Tanya Damien dengan nada berbahaya.
"Awalnya aku juga berharap informasi itu salah, Mavros. Tapi sudah dipastikan informasi itu akurat," jawab Albert.
"Kapan Starley dilecehkan? Aku selalu bersamanya saat itu," tanya Damien.
"Sehari sebelum Starley terjatuh dari kamar mandi lantai dua," jawab Albert.
Rahang Damien terlihat semakin tegang.
"Sialan!" Umpat Damien sambil menonjok jok bangku mobil Albert. Membuat Albert tersentak kaget.
"Pantas saja dia terlihat begitu berbeda hari itu." Ucap Damien.
Lalu Damien menambah. "Dia menangis semalaman, lalu esokkannya tatapannya begitu kosong. Aku kira itu karena dia terjual. Ternyata bukan hanya karena itu."
Albert hanya terdiam mendengar itu.
"Ini salahku, kalau saja aku tidak meninggalkan dia sendiri hari itu. Sebenarnya, aku bisa saja tukaran tugas agar bisa bersama Starley," ucap Damien frustasi.
Tapi Damien tidak pernah berpikir hal mengerikan seperti itu bisa terjadi kepada Starley.
"Tidak, ini salahku. Kalau saja aku menemukannya lebih cepat," seru Albert.
Setelah itu keduanya terdiam. Sibuk dengan pikirannya masing-masing selama beberapa saat.
Lalu Damien bersuara.
"Starley terlihat sangat trauma tadi," ucap Damien seketika khawatir lagi, mengingat Starley.
Albert menoleh ke Damien. "Trauma bagaimana?" Tanya Albert.
"Dia tidak mau disentuh aku," jawab Damien.
Albert terdiam sejenak sebelum berkata. "Selama ini, aku tidak tahu Yusef sudah melakukan hal busuk seperti itu," ucap Albert.
Damien menatap Albert tajam. "Dan apa sebenarnya hubunganmu dengannya?"
"Dia klienku," jawab Albert.
Damien mengangkat alisnya, lalu menjawab. "Aku dengar Starley sudah setuju menerima bantuanmu melacak Yusef. Bukankah itu artinya kau akan mengkhianati klienmu sendiri?"
Albert tersenyum miring sinis. "Lebih baik aku kehilangan satu klienku dari pada kehilangan satu-satunya pewarisku. Saat ini aku juga marah sepertimu, Mavros."
Damien memicingkan matanya. "Kau tidak memiliki anak lagi selain Starley?" Tanya Damien.
Albert terdiam, tidak menjawab pertanyaan Damien.
"Itu tidak penting. Yang terpenting sekarang kita harus bekerjasama untuk menangkap Yusef," jawab Albert.
Lalu Albert mengeluarkan iPad-nya, dan dia berikan kepada Damien.
Damien menerimanya dan melihat layar iPad itu. Di layar tertampang sebuah maps, dan terdapat titik merah yang terlihat bergerak.
Lalu Albert berkata. "Aku memang bisa melacaknya, tapi aku tidak bisa menangkapnya sendirian. Organisasiku tidak memiliki kemampuan dalam bertarung, jadi di situ lah tugasmu untuk merencanakan semuanya."
"Jangan bilang ini adalah lokasi Yusef?" Tanya Damien, sambil menunjuk titik merah yang bergerak. Lalu Damien menoleh ke Albert.
"Iya," jawab Albert santai lalu membuka jendela dan menyalakan rokoknya.
Albert menawarkan Damien rokok, tapi Damien menolak dengan tangannya.
Damien menatap Albert heran. "Kau yakin ini Yusef? Bagaimana kau bisa sangat mudah mendapatkan lokasinya?" Tanya Damien.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)
Romance#2 Mavros Series | COMPLETED! LENGKAP DI WATTPAD! Ini bukanlah kisah fairy tale yang manis. Ini kisah tentang dua orang yang pernah memiliki masa lalu bersama. Dan sekarang terpaksa bekerjasama demi kepentingan masing-masing. Starley Bell, hacker...