sudah pukul 11.30 dimana waktu istrahat mulai dan semua pegawai dalam pabrik keluar untuk makan siang. revelyn mengantri untung mendapatkan makan siang bersama pegawai lain.
"damn bro perbaikan nutrisi ini mah" ujar fadli melihat menu makan siang telah disiapkan. "kalo tiap hari makannya gini saya siap kerja kuda" revelyn menginjak kaki fadli merasa tak enak pada karyawan lain mengenai ucapan fadli.
"ssttt malu!" bisik revelyn sembari meninggikan badannya. fadli merupakan siswa kelas lain yang pergi pkl bersama dengan revelyn dan ketempat yang sama. ia sangat tinggi dan warna kulitnya yang eksotis membuatnya menarik. namun, minusnya tentu saja banyak salah satunya bibirnya itu lah yang sangat ember.
revelyn tak hanya berdua bersama dengan fadli melainkan dengan zidan sosok ranking pertama yang tak pernah di kalahkan oleh siapapun di kelas bahkan oleh revelyn yang sudah belajar mati matian. tinggi badan zidan sama dengan revelyn rasnya pun juga sama dengan revelyn membuat mereka terlihat bersaudara.
"makan dimana?" tanya zidan melihat banyak tempat makan yang telah diduduki pegawai lain. fadli berjalan lebih dahulu mendahului revelyn dan zidan menunjukan jalan menuju meja yang masih kosong.
"untung ada aku" ujar fadli dengan bangganya membuat revelyn memutarkan matanya malas.
mereka bertiga pun makan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. situasi tersebut dapat dimaklumi mengingat revelyn dan zidan dekat hanya sebagai ketua kelas dan wakil sedangkan fadli merupakan orang asing dari kelas lain.
"aku kira kamu bakal pkl di perusahaan ayah kamu" ujar zidan yang membuka topik obrolan. fadli yang mendengar itu terlihat kaget.
"HAH? wah? ada? keren!! emang beda ya cindo cindo bahasannya" ujar fadli membuat zidan dan revelyn merasa tak nyaman membicarakan ras mereka yang berbeda. "padahal bakalan enakan di tempat bapak kamu yaga?"
"hehe.. yaa ga juga lah, justru lebih ga enak" fadli mengerungkan dahinya merasa tak mengerti maksud perkataan revelyn.
"masa?"
"ya.. ga bebas yagasi? di perhatiin terus" fadli mengangguk paham.
"alah dli kamu sok kaget ayah kamu juga buka bengkel, dikira aku gatau apa" balas zidan.
"ya masa aku titrasi di bengkel? cek molaritas oli gitu?" tanya fadli yang membuat revelyn dan zidan tertawa.
"bisaa dlii penting ituu kalo molaritasnya kegedean siapa tau bahaya" balas revelyn.
"mana ade!" pada akhirnya mereka bertiga memang sama sama memiliki hal yang baru untuk bertukar informasi.
setelah puas berbincang bincang dan menghabiskan makan siang, mereka berdua kembali ke lab. tempat dimana mereka sedang praktik kerja lapangan.
ada beberapa sampel yang sudah menunggu untuk di analisis mengunakan titrasi yaitu metode laboratorium umum dari analisis kimia kuantitatif untuk menentukan konsentrasi analit yang teridentifikasi. menggunakan buret dengan labu erlenmeyer, serta statif sebagai penyangga buretnya.
labu erlenmenyer harus terus di goyangkan sembari ditetesi setetes demi setetes hingga larutan yang berada di labu erlenmeyer berubah warna. terus melakuan hal itu beberapa kali pada beberapa sampel yang harus di analisis.
fadli menghitung berapa molaritas larutan yang telah mereka tes. sedangakn revelyn sedangb terduduk merasa pegal dengan tangan kanannya yang terus menggoyangkan labu erlenmenyer, zidan yang menyadari hal itu mendekati revelyn.
"pegel ya? aku ada cara biar ga pegel" revelyn mengangkat alisnya bertanya pada zidan bagaimana caranya. "sini tangan kamu" zidan memegang tangan kanan revelyn dan memutarnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
child grooming
Roman d'amourpria dewasa yang dijodohkan keluarganya dengan seorang remaja sma. kehidupannya begitu rumit 18+