2

664 51 0
                                    

Cuaca terik siang itu membuat Haira benar-benar K.O,  rasanya seperti di neraka.

Hukuman mengelilingi lapangan dengan diperhatikan kakak kelasnya benar-benar membuatnya malu belum lagi panasnya matahari yang serasa akan membakar kulit Haira. Pasti kulitnya tambah kusam.

Tapi ada hal lain lagi yang membuatnya galau.

Walaupun ia bisa melihat Arkana dari dekat tapi ada yang lebih parah dari sekedar itu yaitu hatinya yang terasa sangat panas karena terbakar. ya katakanlah panas karena melihat sang pujaan hati bersama wanita lain.

Mencoba untuk tidak peduli saat melihat Arkana dengan kakak kelas cantik itu terus bercanda Haira berusaha melanjutkan putarannya hingga ia mencapai lima putaran.

"Loh dik kok lo di hukum?"

Enzo datang dengan sebotol air  mineral ditangannya.

"Nih buat Lo"

"Makasi kak " Haira menerimanya dengan senang hati, jadi ia dan Enzo tentu saja saling kenal karena mereka satu pengurus OSIS, dulu pas Haira kelas 1

" Lo dihukum siapa sih?" Enzo kembali bertanya saat Haira belum menjawab pertanyaannya.

Haira meringis "Hehehe aku dihukum kak, sama Pak Aldi"

Enzo tertawa , suaranya cukup keras sampai beberapa orang memperhatikan mereka.

"Matematika" Enzo mengangguk paham. "Emang lo gak merhatiin kenapa ?"

"Itu kak aku ngantuk banget, semalem bergadang sampai jam 1 gak bisa tidur " bohongnya.

Bergadang sampai jam 1 apanya padahal jam 10 malem Haira sudah tidur kemarin. Gak mungkin dia bilang sama Enzo kalau dia di hukum karena sibuk menatap Arkana. 

"Pantesan. Lo gak mau balik ke kelas lagi?"

Haira melirik jam di pergelangan tangannya. "Gak usah deh kak lima belas menit lagi juga bel . Aku males ketemu sama Pak Aldi. Kakak gimana ?"

"Santai aja lagian kita udahan kok"

"Ka-"

" Enzo gua tungguin juga "

Haira menutup mulutnya saat mendengar suara Arkana. Haira melihat Arkana berjalan kearah mereka dengan seragam olahraga yang membuat cowok itu makin kalihatan  ganteng.

"Sorry bro gue tadi ngobrol bentar sama Haira "

Arkana mengangguk lalu memberikan anggukan pada Haira yang Haira balas dengan senyum lebar. Walaupun tadi ia sempat panas akan kedekatan Arkana dengan kakak kelas cantik tapi tetap saja hati mungilnya berbunga-bunga saat melihat Arkana berada di dekatnya.

"Eh Ra tadi Lo mau ngomong apa ke gue ?" Enzo kembali menatap Haira, kali ini Haira gugup setengah mati karena Arkana ikut menatapnya.

Haduh padahal dalam hati Haira ingin sekali membuka percakapan dengan cowok tampan itu tapi bagaimana lagi Arkana hanya menatapnya tanpa ekspresi. Jadi Haira agak sungkan.

"Gak apa-apa kok kak, itu terima kasih buat airnya "

"Santai aja. Pak Aldi emang gitu orangnya tapi kalau lo butuh bantuan bilang aja sama gue "

Arkana menaikkan alisnya. "Emang lo bisa matematika?"

"Walaupun gue gak bisa tapi gue bisa mapel yang lain bro"

Enzo menatap Haira dengan yakin

"Tenang aja yang lain gue bisa kok. Walaupun gak sejago itu tapi buktinya gue masih di kelas unggulan kan?"

My First (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang