27

353 27 0
                                    

Arkana rasa ini adalah mood terburuk yang pernah ia rasakan sepanjang ia berada di sekolah menengah atas. sepulang sekolah bahkan ia menolak ajakan Enzo dan Hendri untuk belajar bersama di rumah Hendri dan yang paling mencengangkan lagi saking badmoodnya Arkana samapi bolos les.

Arkana yang biasanya begitu rajin mengikuti les dari kecil untuk pertama kalinya bolos les -kecuali sakit atau izin terdesak- tanpa alasan yang jelas.

Sepertinya menjadi salah satu rekor di hidupnya.

Arkana merasa uring-uringan dan malas melakukan apapun. Tapi diam dirumahpun mendadak gak nyaman juga.

Hahhh

Untuk kesekian kalinya ia menghela berat.

"Anak Mama kenapa ?"

Mama Tessa yang melihat anaknya berbaring di sofa ruang tamu sambil berkali-kali menghela nafas jadi heran, dari sepulang sekolah anaknya itu sudah badmood.

Bahkan Tessa sampai heran kalau Arkana sampai bolos les bukannya bagaimana cuma ini perkara langka banget mengingat betapa ambisiusnya Arkana dalam hal belajar.

Arkana hanya menggeleng tanda tidak tahu. Tessa memilih untuk duduk di sofa besar rumah mereka dan mengelus lembut rambut Arkana.

Udah beberapa bulan ini Tessa sangat sibuk jadi tidak begitu sempat memperhatikan anaknya. Mereka hanya bertemu saat sarapan atau makan malam sisanya gak ketemu sama sekali. Bahkan dengan Suaminya pun sama, kecuali saat mereka tidur di malam hari tapi terkadang Tessa lembur sampai larut malam.

"Kamu ada masalah?"

"Gak tau"

"Mama lihat kamu badmood banget gak mungkin dong kalau gak ada masalah. Mau jalan sama Mama gak?"

Arkana mentap Mamanya "Emang Mama gak sibuk?"

"Udah gak" Tessa menggeleng "Jadi mau gak?"

"Kayaknya gak deh Ma, aku males banget kemana-mana maunya gini aja"

Tessa tidak memaksa lagi. "Yaudah kamu mandi dulu sana kita tunggu Papa pulang, bentar lagi makan malam"

-

-

Jevan dan Tessa saling berpandangan bingung. Jevan memberikan tatapan bertanya pada istrinya yang dibalas angkatan bahu dan gelengan.

"Makanan Mama gak enak ya?"

Arkana mengangkat wajah dan menatap kearah Papanya

"Enak"

"Tapi kamu gak makan lho, itu makanan cuma kamu aduk-aduk aja dari tadi. Papa kan udah bilang itu gak baik Al. Kamu tau kan diluar sana masih banyak yang kekurangan makanan? Papa dan Mama kerja biar kamu bisa makan enak, bukan untuk buang-buang makanan"

Jevan menasehati, ia memang paling anti melihat orang yang suka buang-buang makanan. Arkana yang mendengarnya jadi merasa bersalah.

"Maaf Pa"

Arkana mulai memakan nasi dan lauknya walaupun dengan pelan. Tidak ingin membuat Papa marah kalau dia buang-buang makanan.

Setelah selasai makan malam mereka menunggu dessert buatan Tessa sementara ada Bi Juni sibuk mencuci piring di dapur.

"Pa" Arkana memanggil pelan.

Jevan menoleh agak heran melihat wajah anaknya yang kelihatan gelisah dan bingung.

"Kenapa?"

"Papa pernah merasa aneh gak?"

"Aneh dalam konteks apa?"

My First (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang