26

381 33 2
                                    

Sore itu sepulang dari les Arkana memutuskan untuk pergi ke salah satu minimarket yang jauh dari rumahya.

Arkana lagi males pulang kerumah soalnya dirumah sedang kedatangan anak bimbingan Mamanya. Jadi sebisa mungkin Arkana akan menghindar.

Setelah berputar-putar tidak tentu arah Akhirnya Arkana memutuskan untuk berhenti di salah satu minimarket yang jauh dari rumahnya.

Langit mendung gini mungkin lebih baik Arkana beli mie instan lalu akan ia makan disini, sangat tidak sehat.

Tapi tidak masalah.

Arkana berjalan dengan santai menyusuri rak-rak tinggi di minimarket untuk mencari Pop Mie instan lalu mengambil sosis dan juga air mineral.
Kemudian ia berjalan menyusuri rak-rak berisi makanan manis untuk membeli beberapa coklat.

Setelah membayar semuanya Arkana mulai menyeduh mienya memasukkan bumbu-bumbu dan mengisinya dengan air panas. Bau bumbu mie yang kuat perlahan memasuki hidungnya dan Arkana sudah tidak sabar untuk memakannya, rasanya perutnya sudah berontak untuk diisi.

Arkana mengambilnya mienya lalu duduk di kursi yang menghadap kearah jendela, ia makan sambil menatapi hujan yang mulai turun membasahi jalanan dengan mie pedas dan sosis. Setelah memakan mienya Arkana lantas meminum airnya, membuang cup me ketempat sampah lalu mengambil coklat yang tadi ia beli dan berjalan keluar untuk pergi ke mobilnya.

-

-

Haira berdecak pelan saat hujan deras mengguyur, Haira yang sibuk jalan-jalan lupa membawa payung dan berakhir untuk berteduh selama sepuluh menit, hujan belum juga nampak berhenti dan semakin deras, apalagi cahaya kilat yang mulai muncul kemudian disusul oleh suara gemuruh petir.

Walaupun Haira pemberani tapi kalau suara petirnya sekeras ini dan sedang berada diluar rumah Haira jadi takut juga.

Menerobos hujan tidak mungkin, jika sederas ini yang ada dia akan sakit besok, nunggu hujan reda pastinya akan lama apalagi Haira kedinginan, tadi sebelum berteduh Hiara sempat kena hujan dan pakaiannya agak basah.

"Haira"

Haira yang sibuk memeluk badannya menoleh dan melihat Arkana yang baru saja keluar dari minimarket. Haira yang awalnya berniat mengabaikan akhirnya menganggukan kepala.

Arkana melihat Haira yang sibuk memeluk tubuhnya, rambut Haira juga setengah basah.

"Lo mau pulang?"

Haira mengangguk lagi.

"Ayo gue anter"

"Gak usah" Haira menggeleng.

"Lo kayaknya udah kedinginan, Hujannya bakal lama Ra, ayo ikut gue aja"

Haira menatap kearah langit yang masih gelap. Memang benar kalau hujannya akan berlangsung lama. Tapi tetap, Haira menggeleng keras kepala

"Kakak duluan aja. Aku mau telepon Ayah"

Arkana menghela nafas melihat kekeras kepalaan Haira. Haira boleh saja marah padanya entah dengan alasan apa tapi setidaknya gadis itu menuruti Arkana sekali ini saja. Apalagi Haira sudah mulai menggigil.

"Gue tau lo masih menghindari gue tapi lo gak kasihan sama Ayah lo? Lihat Ra hujannya deras banget"

Dalam hati Haira menyetujui tapi gimana ya?

"Ayo" Ajak Arkana. Tapi Haira masih diam membatu

"Haira" Arkana memanggil tidak sabaran. Haira sudah menggigil tapi masih mempertahankan kekeras kepalaannya yang membuat Arkana bedecak.

My First (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang