47

308 29 3
                                    

"Sampai kapan kita mau disini?"

Untuk ke lima kalinya Arkana bertanya pada Haira yang masih duduk tegap di sampingnya.

"Kayaknya aku mules deh Kak, mau pulang aja"

Arkana menghela nafas sabar. Ia membuka sabuk pengaman dan menghadap samping tepat kearah Haira, Arkana tertawa dalam hati saat melihat wajah takut Haira.

"Ayo dong kita udah sampai nih, Mama sama Papaku pasti udah nungguin. Kamu kenapa lagi? Mandi udah pakaian udah bagus apa lagi yang kurang?"

"Mental aku" Ujar Haira cemberut

Arkana melepaskan tawanya

"Ih orang takut malah ketawa!"Haira berdecak

"Ya sorry, habis kamu lama mikirnya. Udahlah ayo keluar"

Arkana keluar dari mobil dan mengitari mobil sampai pintu samping kemudian membukanya dan mengisyaratkan Haira untuk turun

"Ayo atau mau aku gendong?"

"Malulah"

"Makanya ayo"

"Nanti"

"Ssshhh"

Arkana meletakkan jari telunjuknya di bibir Haira hingga membuat Haira terdiam. Mata Haira turun melihat jari Arkana yang menempel di bibirnya

"Kamu tenang aja, lagian ini bukan kisah percintaan di drama-drama yang pemain ceweknya gak direstuin sama keluarga pemain cowok okay?" Ujar Arkana menenangkan.

Haira hanya mengangguk paham

"Jadi bisa kita masuk kedalam?" Tanya Arkana lagi dan Haira hanya mengangguk sebagai jawaban.

-

-

Saat Haira memasuki ruang tamu jantungnya berdebar kencang, badannya terasa panas dingin dan tangannya mulai berkeringat.

Agak lebay!

Arkana yang merasakan kegugupan Haira mengeratkan genggaman tangannya tapi tidak menyakiti Haira.

"Selamat malam"

Haira menegang mendengar suara sapaan dari wanita paruh baya yang merupakan Ibu dari Arkana itu. Rasanya seperti mimpi Haira bisa bertemu dengan Profesor Tessa yang terkenal dan di hormati di dunia medis itu. Biasanya ia lihat di Tv atau Internet

"S-selamat malam Prof" Ujar Haira gugup

Tessa menatap pacar anaknya sebentar lalu tertawa. Haira yang melihatnya bertambah gugup, Haira tertawa canggung sambil mengusap lehernya bingung

Tessa menghentikan tawanya lalu menatap pacar anaknya dengan geli

"Kok manggilnya Profesor sih sayang. Kan Tante bukan Profesor kamu. Apalagi kita bukan di kampus"

"Eh-hehehe maaf Tante, aku refleks manggilnya"

Tessa menggeleng pelan

"Nah itu lebih baik. Siapa namanya nak?"

"Aku Haira Tante, adik kelas Kak Arka satu tahun dibawah Kak Arka"

Tessa menjabat tangan Haira lalu memberikan pelukan hangat.

"Ayo duduk dulu, Makan malamnya segera siap"

Tessa menggiring Arkana dan Haira agar duduk di sofa ruang tamu. Lama kelamaan Haira gak setegang tadi mengobrol dengan Tessa. Seperti yang ada di berita internet atau di TV kalau Prof. Tessa orang yang ramah dan baik. Belum lagi wajahnya yang cantik. Haira sendiri jadi kagum dengan Mama dari Arkana

My First (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang