6

439 30 1
                                    

Taman kota pagi itu seperti biasa sudah sangat ramai walaupun jam masih menunjukkan pukul 6.20 pagi, orang-orang sudah memulai aktivitas mereka dengan jogging, jalan santai, bersepeda atau hanya sekedar berfoto saja. Kelima sahabat itu akhirnya duduk di salah satu warung bubur ayam dengan masing-masing semangkuk dan lima botol air mineral sedang di atas meja panjang.

"Buburnya enak deh kayaknya gue mau nambah" Jerome bergumam saat buburnya telah habis.

"Jangan, nanti kamu kebanyakan makan gak baik soalnya kita mau olahraga Jer nanti kamu sakit perut"

Haira menasehati, menurutnya tidak etis jika akan berolahraga tapi makan terlalu banyak nanti bisa saja mual, sakit perut atau muntah.

"Kayaknya gak bakal deh" Jerome tetap ngotot

"Udah deh terserah kamu kalau dibilangin masih aja ngeyel"

"Ai lo udah kayak Si Rumi deh , cerewet ! emang ya mulut kalian samaan"

"Itu karena kamu gak bisa dibilangin!"

"Itu karena lo gak bisa dibilangin!"

Haira dan Arumi menyahut dengan kompak.

"Ssshh udah deh kalian ribut mulu gak malu apa kita dilihatin sama yang lain"

Andi menegur dengan bisikan saat suara ribut teman-temannya menarik dua atau tiga lirikan dari orang-orang di meja lain.

-

-

Sesuai kesepakatan, para sahabat itu akhirnya menyewa sepeda. Rencananya mereka akan mengelilingi taman kota bersama-sama untuk menghilangkan kegalauan. jujur saja Haira merasakan perasaanya menjadi riang gembira.

Ah... sudah lama sekali rasanya mereka tidak sepedaan bareng!

Biasanya mereka naik motor terus kemana - mana.

Udara pagi yang masih sejuk semakin membuat Haira betah berlama-lama di taman kota matanya sesekali melirik orang-orang yang tengah melakukan kegiatan.

Menuju kearah perempatan di taman kota, mereka berlima bertemu dengan Enzo yang juga sedang sepedaan sambil melambaikan tangan. Mau tak mau lima sekawan itu berhenti.

Kalau ada Enzo kemungkinan ada Arkana, batin Hiara.

Benar saja tidak lama kemudian Arkana terlihat dengan sepedanya ia lalu berhenti untuk menyapa adik kelasnya.

"Kalian disini juga bang?" Jerome berbasa-basi

"Ya, club musik emang lagi kesini sepedaan"

Haira mendekat dan berhenti disebelah Arumi mereka berdua hanya memberikan senyum singkat pada kakak kelasnya terlalu malas untuk menyapa karena insiden kemarin.

" Gimana kalau kita sepedaannya barengan aja biar rame?"

Enzo memberikan usulan. Wajahnya kelihatan bersemangat.

Kelima sahabat itu saling lirik kemudian mengangguk ragu, kembali seperti semula mereka mulai mengayuh sepeda mereka untuk mengelilingi taman kota.

Club musik yang berjumlahkan 20 orang anggota semakin meramaikan suasana.

Haira meringis saat melihat ada juga Yerika diantara mereka, Hiara hampir lupa jika Yerika merupakan anggota club musik instrumen sama seperti Arkana dari mereka duduk di kelas 1.

Aduh.. masa iyasih Yerika beneran suka sama Arkana? Kalau iya saingannya Haira lebih banyak dong.

Masalahnya Yerika ini bukan kayak siswi lain yang suka Arkana tapi hanya bisa haluin Arkana saja!

My First (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang