13

362 28 5
                                    

Arkana men-drable bola basketnya sebelum dengan tepat melemparnya untuk memasuki ring.

Shot !!

Bola itu masuk kedalam ring dan memantul dengan kuat. Setelahnya ia kembali melakukan hal yang sama. Keringat mulai menetes diwajahnya, rambutnya menjadi lembab karena keringat. Arkana perlahan melepas kemeja sekolahnya menaruhnya di kursi lalu kembali bermain dengan bola basketnya. Jam kosong memang menyenangkan dan Arkana yang sedang bersemangat memilih memainkan basket.

"Luar biasa"

Suara lembut itu mengalun ditelinganya. Dengan perlahan Arkana berbalik dan melihat Yerika yang berdiri di hadapannya. Arkana akui scene ini terkesan klise dan dramatis seperti di dalam drama yang orang-orang sering tonton, dimana pemeran utama pria bermain basket lalu seorang perempuan datang bertepatan dengan angin yang agak menerbangkan rambutnya.

Hanya saja kali ini pria itu Arkana sendiri dan Arkana tidak sepercaya diri itu menyebutkan dirinya sebagai pemeran utama.

Yerika memberikan senyum manis. Arkana akui senyum Yerika itu tetap sama semenjak ia mengenal gadis itu, Arkana ingat kalau Yerika selalu memberikan senyum itu saat mereka masih bersama atau memang Yerika tersenyum seperti itu pada semua orang?

"Aku bawain minum"

Yerika menyerahkan botol minum pada Arkana yang hanya menatapnya.

"Al"

Mau tak mau Arkana mengambilnya.

"Kamu lagi dapet jam kosong?" Yerika bertanya. Arkana hanya bergumam menanggapi.

Berbeda dengan Arkana yang keluar karena jam kosong, justru Yerika keluar karena melihat Arkana bermain basket sendirian oleh karena itu dia memutuskan untuk skip kelas.

"Kamu masih sama kayak dulu" Ujarnya dengan kagum.

Arkana menatap lurus kedepan dan mengabaikan suara kagum dari Yerika. Ia juga mengabaikan tatapan Yerika yang terus tertuju padanya.

"Al"

Yerika mulai menyentuh pundak tinggi itu, perbedaan tinggi mereka cukup jauh. "Bisa gak kita pergi nanti malem?"

"Yerika gue gak bisa-"

"Aku" potong Yerika cepat.

"Huh?"

"Biasanya kita selalu gunain aku kamu kan?"

Arkana berdecak memilih tidak menjawab.

"Apa kamu punya kegiatan nanti malam?"

"Iya gue sibuk" Jawabnya cepat.

"Yer"

Arkana dan Yerika menoleh saat suara pria terdengar. Mereka bisa melihat Genta berjalan mendekat. Arkana berdecak malas.

Scene ini malah tambah dramatis. Pikirnya

"Lo ngapain skip kelas dan ada disini?" Suara Genta terdengar tidak senang. Dia adalah ketua OSIS dan dia harus menegur siswa yang tidak disiplin.

"Genta"

"Lo bolos hanya demi buat ngomong sama dia?"

"Genta ini bukan urusan lo"

"Tapi gue ketua OSIS. Gue negur siswa yang bolos kelas tanpa alasan yang jelas" Genta berbicara sambil melirik kearah Arkana yang tampak tidak peduli. Arkana yang merasa ini bukan urusannya lantas mengambil baju kemejanya dan berjalan pergi.

Yerika berjalan cepat meraih pergelangan tangan Arkana.

"Al tunggu, ini gak seperti yang kamu bayangin"

My First (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang