"Tante"
Jerome memberikan salam saat melihat Citra yang membukakan pintu untuk mereka.
"Loh Ai kenapa?" Citra bertanya wajahnya agak panik saat melihat Haira berada di gendongan Jerome dengan wajah sembab.
"Haira jatuh tante" Jerome menjelaskan
"Ayo masuk dulu"
Citra membuka pintu lebih lebar dan membiarkan anak-anak itu masuk. Jerome membiarkan Haira duduk dengan tenang. Citra datang membawa minuman dan makanan untuk sahabat anaknya kemudian kembali lagi dengan kotak obat di tangannya.
"Ayo Ibu obati dulu lukanya Ai"
Citra dengan telaten membersihkan dan mengobati luka Haira. Sesekali Haira meringis kesakitan.
"Kok bisa jatuh gini?" Citra bertanya lembut
"Kesandung" Haira menjawab dengan cicitan kecil.
Satu jam kemudian para sahabat Haira gantian memeluk Haira dan berpamitan pulang.
"Pokoknya kalau ada apa-apa cerita ok? Jangan nangis sendiri" Arumi bergumam pelan dalam pelukan mereka.
"Hm. Makasi ya" Haira menatap sahabatnya berkaca-kaca
"Eettsss jangan nangis lagi" Jovin menepuk pelan kepala Haira
"Nanti kita jalan-jalan terus gue traktir pokoknya jadi lo jangan sedih lagi"
"Beneran?" Haira menatap kearah Jerome.
"Bener. Kapan gue pernah bohong? Udah jangan nangis lagi. Kita pulang dulu"
"Hm. Hati-hati"
"Iyaa mochii" Jovin mencubit gemas pipi tembam Haira.
"Byeee"
"Tante kita pamit dulu ya"
Mereka menghampiri Citra yang sedang menyiram tanaman
"Iya. Makasi ya udah anterin Haira pulang. Hati-hati"
"Siaapp Tante"
Mereka mengambil tangan Citra untuk salim lalu pulang.
-
Haira duduk di kamarnya di temani oleh kedua orang tuanya. Johan dan Citra sangat panik saat mendengar tangisan keras Haira.
Sekarang Haira berada di dekapan Johan yang sibuk menenangkannya"Udah sayangnya Ayah. Cup cup jangan nangis, sakit banget ya?"
Haira masih sesenggukan sambil mengangguk. Citra dan Johan saling bertatapan. Johan memberikan senyum tipis pada istrinya yang memberikan tatapan sendu dengan bibir mencebik sedih.
Citra tidak tega melihat anaknya menangis keras seperti ini"Nanti kalau kaki Ai udah sembuh Ayah ajak jalan-jalan ya?"
Kedua orang tuanya masih mengira kalau Haira nangis karena luka di lututnya. Padahal gak. Haira nangis karena patah hati.
"Sekarang Ai tidur ya? Jangan nangis lagi nanti matanya bengkak" Citra mengelus pelan kepala Haira sambil memberikan beberapa kecupan disana.
Haira melepaskan pelukannya sambil mengusap pelan air matanya. Wajahnya memerah dan sembab.
Johan membantu Haira untuk berbaring lalu menyelimuti Haira
"Anak Ayah tidur ya, mimpi indah"
Citra dan Johan bergantian mencium kening Haira sebelum keluar kamar.
Setelah Johan dan Citra keluar dari kamar, pikiran Haira mulai berkelana lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First (End)
Fiksi Remaja"To My First, I Love You so much " Haira, Kisah Haira yang secara diam-diam menyukai Arkana dan berharap mendapatkan pria itu di akhir kisahnya. (Slow burn romance) #gs! #Markhyuck #lokal