5

482 29 1
                                    

Siang ini Kelas Haira mendapatkan jam melukis setelah sebelumnya di hajar oleh pelajaran kimia, jujur saja kepala Hiara sudah akan meledak mendapatkannya. Tapi siang ini Haira agak lega, seperti me-refresing diri.

Walaupun sebenarnya Haira tidak sejago Arumi dalam kelas melukis tapi ia cukup bisa apalagi dalam hal mewarnai, mungkin kelas melukis menjadi salah satu kelas yang Haira sukai selain kelas IPS dan Sejarah. Apalagi kalau disuruh mengarang, Haira adalah ahlinya.

Tema kali ini adalah landscape, siswa di wajibkan untuk membuat landscape berdasarkan imajinasi atau siswa bisa mencari inspirasi di internet. Haira sudah siap dengan buku gambar berukuran A3 nya lalu diatas meja Hp nya menyala menunjukkan salah satu landscape yang menjadi referensi.

Haira tampak serius dengan kegiatan membuat sketsanya, berkali-kali matanya melirik kearah layar Hp sambil sesekali menghapus beberapa garis yang menurutnya kurang.

Arumi disampinya nampak tenang, tidak terpengaruh sama sekali dengan kegiatan penghapusan agak brutal yang terkadang dilakukan Haira, menggambar adalah keahliannya jadi ia bisa berimajinasi sendiri tanpa perlu susah payah melirik kelayar Hp untuk referensi.

Entah kenapa saat pelajaran melukis waktu cepat sekali berlalu jadi ketika bell keluar sudah berbunyi Haira baru saja menyelesaikan setengah dari sketsa gambarannya sementara di sampingnya Arumi sudah menyelesaikan sketsa miliknya dan terlihat puas dengan hasilnya.

Segera saja Haira mulai merapikan peralatan menggambarnya dan merapikan alat tulisnya di samping kanannya,di meja seberang ada Andi yang sudah selesai merapikan alat tulisnya lalu pria tinggi itu beranjak mendekat ke meja milik Haira.

"Ai lo gambar apaan?"

Haira membuka kembali buku gambarnya untuk menunjukkan sketsanya pada Andi, pria tinggi itu mengangkat jempolnya sambil bergumam "Bagus"

"Yuklah kita ke kantin" Ajaknya

"Em"

Haira mengangguk sambil kembali merapikan alat gambarnya diikuti oleh Arumi disampingnya kemudian mereka berlima berjalan kearah kantin dan duduk di kursi favorit mereka.

"Mending lo pada pesen makanan dulu deh, gue soalnya bawa bekel dari Ibu"

Andi duduk  terlebih dahulu ditangannya terdapat tas kecil tempat kotak makannya, Andi baru saja sembuh jadi ibunya memutuskan untuk mengontrol makan siang Andi.

"Tumben lo bawa bekal begituan An, udah kayak anak TK aja"

"Biarin, gue habis sakit jugaan" Andi memandang Jerome dengan sebel.

"Udah ah ribut mulu lo semua! mending cepetan beli makan biar gak keburu bel!"

Emang Arumi ini kesabarannya yang paling tipis antara mereka berlima.

"Yaudah, aku mau pesen bakso deh, kalau Rumi mau apa?"

"Ai tolong beliin gue sekalian ya, pentolnya tambah nanti gue bayar.
Lo pesen bakso gue minuman. Lo mau apa?"

"Emm aku kayaknya orange juice aja deh, segerr...apalagi ditambah bakso pedes"

Arumi mengangguk lalu ngangkat tangannya membentuk tanda Ok.

Haira berjalan ke arah gerai bakso sedangkan Arumi berjalan kearah gerai berbagai minuman lalu ada duo J yang berjalan kearah gerai nasi goreng. Setelah selesai dengan urusan memesan akhirnya mereka berkumpul di meja dimana Andi tengah sibuk dengan bekal makan siangnya.

"Lo berdua mendingan jangan makan sambel terlalu banyak deh"

Jovin mulai menegur Arumi dan Haira yang ingin mengambil sendok kedua sambal untuk bakso mereka. Jovin memang sangat perhatian pada para sahabatnya kalau menyangkut masalah seperti ini.

My First (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang