42

710 54 2
                                    

Semenjak kejadian kemarin Haira masih malu kalau harus bertemu dengan siswa dari kelas Arkana. Haira juga agak menghindar dari Arkana karena rasa malu yang selalu menyerang. Haira hanya membalas pesan Arkana tanpa mau menjawab telepon Arkana.

Tapi hal itu tidak berlangsung lama, pagi-pagi sekali Haira yang berangkat dari rumah untuk menghindari orang-orang malah bertemu dengan Arkana yang sudah berada di sekolah.

Haira berdecak. Arkana yang melihat Haira memberikan senyum kecil yang tampan. Mau tak mau Haira membalasnya dengan senyum kaku

"Udah sembuh?" Arkana bertanya sambil melihat kearah kaki Haira.
Kemarin Haira memang jalan agak pincang jadi Arkana khawatir.

"E-eh udah" pipi Haira memerah

"Kamu kayaknya menghindar? Kenapa?" Arkana bertanya dengan kasual

"Masa sih Kak?" Tanya Haira pura-pura

"Iya"

"Loh mungkin cuma perasaan Kakak aja kali ya? Perasaan aku gak ada begitu deh"

Alis Arkana tampak menyatu "Mungkin"

"Kamu tumben pagi-pagi udah sekolah? Takut terlambat lagi?" Tanyanya

Elaahh di ingetin lagi. Haira membatin

"Aku kan piket" Haira memberikan alasan

"Ra?"

"Hn?" Haira menoleh pada Arkana, mereka lagi jalan menyusuri koridor sekolah

"Kamu gak usah ngindarin aku karena malu lagi"

What?!

Haira syok banget. Dengan wajah memerah gugup Haira melirik Arkana yang berada di sampingnya. Pacarnya itu wajahnya gak geli atau kelihatan mengejek justru tampak biasa saja dan kelihatan peduli

"O-oh enggak "  elaknya. Arkana tidak memperpanjang lagi.

Mereka kemudian sampai di kelas Haira. Haira meletakkan tasnya di kursi

"Kamu ngapain ikut masuk Kak?"

Haira bertanya dengan bingung saat Arkana malah ikut masuk dan kini duduk di kursi Arumi

"Aku masih mau kita ngobrol. Ini masih pagi, orang-orang belum pada dateng. Lagi pula bukanya kamu piket?"

"A..ah piket? Enggak kok tadi salah bilang. Aku mau bilang tadi nungguin Arumi dia ngajakin sekolah pagi. Hehehe" Haira berkata dengan canggung sambil meremat pelan jari-jarinya

Arkana menatapnya dengan aneh. Tapi memilih tidak peduli dan membiarkan

"Kamu udah sarapan?"

"Belum"

"Ayo makan"

"Tapi kantin kan belum buka"

"Mau nyari bubur ayam di deket perempatan itu lagi gak?"

"Boleh"

"Ayo"

-

-

"Mmmm enak banget"

"Pelan-pelan makannya" kata Arkana saat Haira makan dengan cepat

Haira menelan buburnya sebelum menjawab "Takut bel"

"Masih lama 20 menitan lagi" Ujar Arkana sambil melihat jam

"Pulang nanti mau nonton latihan futsal?"

"Enggak" Haira menggeleng

"Aku mau lanjutin nonton dramanya. Nanggung udah mau end. Sorry ya Kak"

"Gak apa-apa lagian bakal sampai malem juga, latihannya juga mulai jam 6 sore"

My First (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang