20

394 24 0
                                    

Gak cuma Haira aja yang kegirangan pas tau bakal mendaki tapi Arumi juga. Dia berteriak heboh sambil loncat-loncat sampai mulut julidnya Jerome berkomentar. Tapi anehnya Arumi gak bales sama sekali karena terlalu seneng. Besok sore mereka bakal naik gunung terus nginep disana pakai tenda. Turunnya pagi-pagi biar gak panes.

Hari ini Haira sedang berada di mall sama Andi. Andi minta tolong buat ditemani beli sepatu baru, Haira juga mau beli syal baru buat malem harinya, biar gayanya agak upgrade.

"Sepatu yang ini bagus gak Chan?"

"Bagus aja. Cocok deh sama kamu" Jawah Haira

"Apa gue beli yang ini apa yang tadi ya?"

Haira mendengus mendengarnya. Dari tadi itu mulu pertanyaannya Andi, sepatunya gak jadi di beli-beli. Haira bahkan udah bosen tungguin. Dia udah nguap untuk kedua kalinya.

"Udah ah cepetan ambil yang itu! Lama tau!!"

"Tapi beneran bagus?"

"Astaga! Bener!"

Andi akhirnya mengiyakan dan membawa sepatu itu kearah kasir. Mereka menunggu dengan sabar sampai tiba giliran Andi.

"Udah sekarang anterin aku lihat syal dulu" Haira menarik tangan Andi untuk membawanya kearah toko syal.

Saat Haira sibuk memilih syal, Andi berdiri dengan tenang sambil membawa paper bagnya. Matanya melihat-lihat berbagai jenis syal, jepitan, bandana dan banyak hal feminim lainnya. Warnanya dominan pink gitu jadi Andi yang kurang suka Warna Pink agak merasa aneh.

"Eh eh Chan" Mata Andi membola, dengan rusuh ia menarik-narik tangan Haira yang masih sibuk memilih syal

"Apa?! Kamu itu....aku kan belum pilih masa udah rusuh aja. Aku tunggu kamu lama lo tadi" Haira berseru galak

Andi berdecak "Bukan itu. Itu lihat"

Andi menarik bahu Haira dan membawanya untuk melihat kearah toko seberang dimana mereka melihat gadis yang mereka sangat kenali.

Arumi ngapain dia disini sama..

"Gavin" Haira memekik

"Sshhh kecilin suara lo"

"Ya ampun. Ayo bayar ini dulu"

Dengan cepat Haira mengambil syal dan membawanya ke kasir. Setelah melakukan pembayaran mereka segera keluar dari toko.

"Eh Ai, lo kemana? Kita mau ngapain?"

Andi bertanya bingung saat Haira menyeretnya sambil bersembunyi.

"Kita awasin Arumi"

-

Pada akhirnya Haira dan Andi berakhir di salah satu gerai makanan. Mereka berdua duduk dengan jarak yang lumayan jauh dari Arumi tapi masih bisa mengawasi.

"Sejak kapan ya Rumi deket sama si Gavin? Pantesan aja belakangan ini dia sibuk terus sama hpnya" Gumam Haira.

"Tapi anehnya Arumi gak ada cerita sama kita? Bener gak?" Haira meminta pendapat Andi

Andi mengedikkan bahu "Sebenarnya gak aneh sih Arumi pacaran, cuma ngapain dia lakuin diem-diem"

"Itu juga yang aku pikiran, emang sih itu privasi cuma tumben banget"

"Ada apa ya?" Lanjut Haira penasaran

"Besok kita tanya deh. Tuh mereka udah selesai makan kita pulang"

"Loh masak pulang ?" Protes Haira

"Ya pulang. Ngapain kita mata-matai Arumi besok tanya aja sepulang sekolah. Besok kan kita gak ada kegiatan apa-apa karena guru-guru pada rapet. Paling pulang jam 10"

My First (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang