Entah karena udara malam ini lebih dingin dari biasanya atau karena Larasati begitu lelah hingga tidak menyadari sentuhan tangan Dewa di tubuhnya. Hingga tidak menyadari ada tangan yang sedang menggerayangi tubuhnya, dan tangan itu kini menyelinap ke balik daster yang dikenakan Larasati.
Tangan itu menyentuh gundukan empuk yang masih tertutup bra kain. Ternyata Laras tidak mengenakan bra yang memiliki busa, tapi hanya bra kain biasa. Buah dadanya asli besarnya, pikir Dewa yang merasakan kehangatan di tangannya. Bukan besar karena tambahan busa dari bra!
Melihat Laras yang belum tersadar, tangan itu semakin berani. Kini malah masuk ke dalam bra dan dengan nakalnya menyentuh pinggiran payudara Laras yang terasa lembut dan hangat di tangan Dewa. Sumpah, Dewa belum pernah harus mencuri-curi seperti ini untuk menyentuh seorang perempuan. Mungkin ini pertama kalinya ia melakukan perbuatan tidak bermoral ini pada seorang perempuan, menggerayangi tubuh seorang perempuan saat ia sedang tidur!
Biasanya tanpa harus mencuri-curi seperti ini, perempuan-perempuan itu sudah bersedia membuka pahanya untuk ia gagahi. Tapi kenapa ia saat ini malah begitu bersemangat?
Laras yang awalnya masih tertidur lelap tidak menyadari sama sekali akan perbuatan Dewa di atas tubuhnya, namun ketika tangan Dewa menyentuh putingnya dan jari jemari Dewa mempermainkan puting payudaranya ia baru merasakan ada sesuatu yang menggerayangi tubuhnya.
Bukan salah Laras yang sedang tertidur nyenyak dan terbangun mendadak karena kaget, hingga ia terjengit dari tidurnya dan tanpa sadar kakinya menendang perut Dewa.
Dewa yang belum siap sama sekali mendapat tendangan mendadak itu, langsung mengerang dan tertelungkup di tempat tidur karena tendangan Laras di perutnya. Laras sendiri langsung beringsut menjauh dan terkaget-kaget melihat Dewa ada di kamarnya!
"KAMU NGAPAIN DI SINI?" teriak Laras dengan napas terengah-engah. Antara takut, kaget dan cemas bercampur jadi satu. Ia tidak menyangka Dewa bakal seberani itu memasuki kamarnya yang terkunci. Sebenarnya apa yang tidak berani dilakukan bajingan ini? "Bagaimana kamu bisa masuk? Kamu dobrak pintunya?"
"Pintunya tidak dikunci, kamu lupa menguncinya." Di mata Dewa penampilan Laras dengan rambut berantakan dan kancing daster yang terbuka karena ulahnya tadi terlihat sexy sekali. Sialan, kalau saja kakinya tidak sakit ... mungkin sudah ditelanjanginya Laras saat ini juga! Tapi sekarang itu tidak mungkin, bukan hanya karena kakinya yang sakit hingga ia tidak bisa bergerak leluasa. Tapi juga Laras yang sudah beringsut jauh sekali ke ujung tempat tidur.
Tapi sepertinya ia tidak sadar bila penampilannya saat ini begitu kacau, bahkan tidak sadar bila kancing dasternya terbuka dan menonjolkan buah dadanya yang putih menantang. Membuat mata Dewa masih terpaku menatapnya dan tenggorokannya terasa kering. Belum lagi ereksinya yang masih berdiri menantang.
Mendengar ucapan Dewa, Laras melirik ke arah pintu dan memang tidak terlihat tanda-tanda pendobrakan. Jadi benar ia memang lupa mengunci pintunya, Laras merutuki kebodohannya dalam hati.
"Terus, ngapain kamu di kamarku? Kenapa gak mengetuk pintu lebih dulu kalau mau masuk?"
"Aku sudah mengetuk pintu. Tapi kamu gak bangun-bangun juga. Capek ya habis pacaran sama si dokter kelimis itu?" Sindir Dewa mangkel.
"Bukan urusanmu!"
"Tentu saja itu jadi urusanku. Jangan lupa kamu sekarang perawat pribadiku, itu artinya kamu bekerja padaku dan aku bosmu sekarang. Sebagai bos-mu, aku melarangmu untuk dekat dengan pria manapun. Aku tidak mau pekerjaanmu dalam merawatku akan terganggu karena asyik pacaran!"
"Mana ada peraturan kayak gitu? Jangan mengada-ada."
"Siapa yang mengada-ada? Peraturan itu baru aku buat. Aku tidak mau konsentrasimu dalam merawatku terpecah karena pria lain!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung di ujung Senja
General FictionBagi Dewa Putra Bramasta, Larasati adalah serangga pengganggu. Kehadiran gadis itu sama buruknya dengan ibunya yang tanpa malu merayu kakeknya demi harta. Karena itu ia melakukan berbagai cara untuk membuat gadis itu menderita. Membully, melecehkan...