*** jangan lupa follow, vote dan commentnya ya beb. Saya ini termasuk penulis yang paling males bikin visual tokoh. Bingung soalnya.
Mo bikin visual artis Korea, kok ya inikan cerita Indo ya, kayaknya gak cocok sama wajah-wajah orang Indo. Mau visual artis bule apalagi, makin gak cocok. Jadi yo wis, terserah kalian saja penggambaran tokoh visualnya. Yang penting menikmati alur ceritanya.
Oh, ya pemeran utama wanita dalam setiap novel itu saya gambarkan kira-kira tingginya 160 cm ( sesuai tinggi badan saya ). Dan prianya 185 cm ( tinggi badan suami saya ). Yah ... cuma gambaran berdasarkan kenyataan aja sih. Kalau wajah ya beda.
***
Hari ini, Dewa kembali tidak datang. Sebenarnya semenjak pertengkaran mereka tempo hari, Dewa memang belum datang lagi ke apartemen ini.
Ada perasaan lega dan juga bingung yang dirasakan Laras. Lega karena ia berpikir mungkin Dewa ingat dengan janjinya yang akan pindah dari apartemen ini setelah sembuh. Tapi juga bingung karena Laras tahu, biasanya Dewa tidak akan semudah itu menepati janjinya.
Selalu ada seribu satu alasan untuk Dewa mengelak. Jadi terasa aneh jika tiba-tiba saja semudah itu ia pindah dari sini tanpa mengatakan apapun.
Namun keraguan dan kebingungan Laras tidak berlangsung lama, karena beberapa hari kemudian setelah tanpa kabar berita. Tiba-tiba saja Dewa menelponnya.
"Mulai hari ini dan seterusnya, aku minta sama kamu, Ras. Jangan keluar dari apartemen dulu. Tetap di sana sampai keadaan tenang."
"Ada apa sebenarnya? Kamu mau mengurungku di sini selamanya?"
"Aku cuma minta kamu jangan pergi ke mana-mana dulu. Sampai keadaan benar-benar tenang."
"Tidak bisa! Aku ada janji dengan dokter Askar besok, mengenai lamaranku di rumah sakit tempatnya dinas."
"Kamu mau ketemu sama dokter genit itu? Buat apa?" Tanpa sadar suara Dewa di ujung sana meninggi.
"Buat apa? Tentu saja untuk melamar pekerjaan. Kau pikir untuk apalagi?"
"Apa gaji yang kuberi selama ini kurang? Hingga kamu harus mencari pekerjaan lain?"
"Perjanjian kita dari awal sudah jelas. Begitu kamu sembuh, aku akan keluar dari sini dan boleh mencari pekerjaan lain. Nah, karena kamu sudah sembuh dan aku belum bisa pulang ke Malang. Jadi aku harus mencari pekerjaan lain yang sesuai dengan bidangku. Apa kamu lupa? Atau pura-pura pikun?"
"Tapi tidak sekarang dan tidak secepat ini. Keadaan sedang chaos di luar. Wartawan sedang memburu berita yang beredar saat ini. Jadi kamu sebaiknya tidak ke mana-mana dulu. Aku akan mengirim beberapa pengawal untuk keamananmu dan Arfa. Bahan-bahan makanan akan di antar oleh sekretarisku. Jadi untuk kali ini saja, sebaiknya kamu patuh."
"Sebenarnya ada apa sih?" Laras bertambah bingung dibuatnya. "Berita apa? Wartawan apa?"
"Aku tidak bisa menjelaskannya di telpon. Tapi sebaiknya kamu patuh, demi keselamatan kamu sendiri. Jangan khawatir, aku akan membereskan semuanya."
Selesai berkata begitu, Dewa segera menutup sambungan telponnya. Makin bingunglah Laras dibuatnya. Sekaligus memaki dalam hati. Dewa selalu seperti ini, tidak pernah memiliki kesabaran untuk menjelaskan sesuatu. Sikapnya juga aneh, seperti menutupi sesuatu. Bikin penasaran saja!
![](https://img.wattpad.com/cover/355365185-288-k720137.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung di ujung Senja
Ficção GeralBagi Dewa Putra Bramasta, Larasati adalah serangga pengganggu. Kehadiran gadis itu sama buruknya dengan ibunya yang tanpa malu merayu kakeknya demi harta. Karena itu ia melakukan berbagai cara untuk membuat gadis itu menderita. Membully, melecehkan...