Bagian 3 ✅

479 22 22
                                    

VOTENYA JANGAN LUPA KAKAK, DAN JANGAN LUPA JUGA DENGAN KOMENTARNYA MUNGKIN ADA YANG KURANG?
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Bersamaan dengan itu Mahen yang baru saja selesai dari kantin, berniat ingin pergi ke kelasnya untuk menghabiskan waktu istirahatnya dengan mendengarkan musik tanpa ada yang mau mengganggu ketenangannya.

Kahasa dan Alex masih sibuk menyantap makanan mereka di kantin, jadi Mahen sekarang hanya berjalan sendirian.

Namun alangkah terkejutnya dia saat melihat Livia si murid baru. Diganggu oleh Alvino musuh bebuyutannya. Entah apa maksud dari Alvino mengganggu Livia tapi hal itu mampu membuat kemurkanaan di wajah Mahen.

Tanpa banyak berpikir Mahen dengan emosi yang sudah tidak bisa di hentikan lagi, akhirnya memasuki ruangan kelas  dan langsung melesatkan satu tamparan ke arah pipi Alvino. Yang mampu membuat teman teman Alvino kaget dan tak percaya akan keberadaan Mahen disana.

*PLAK.... *

"LO JANGAN BERANI SENTUH MILIK GW!!"


ia baru saja menampar Alvino alexxander armana.
cowok nakal yang selalu membully siswa siswa lain di sekolah itu. Alvino emang tampan namun sikapnya itu yang membuat semua orang menjauhinya dan tidak mau mencari masalah kepadanya.

"Apa apaan sih loo" Ujar Alvino kesakitan dengan satu tangan yang menutupi bekas tamparan Mahen.

"KENAPA? HAH? SAKIT?" Ucap Mahen dengan nada mengejek.

Livia hanya terdiam di tempat melihat drama yang sedang terjadi di depannya saat ini.

"Sakit? Cuman tamparan kecil ga kerasa di tubuh gw" Sindir Alvino membela diri.

Alvino dan Mahen memang sudah lama bermusuhan, entah masalah apa yang mereka perbuat hingga membuat kebencian di antara mereka sejak dulu hingga sekarang.

"YAUDAH KITA BY ONE SEKARANG KALO GITU!!!"

"AYO!! SIAPA TAKUT TUAN MAHEN ARGA DERMANA"

***

Satu pukulan tepat mengenai perut Mahen yang membuat cowok itu seketika langsung tersungkur ke lantai.

"AHHH" Ringis Mahen sambil memegangi perutnya.

"Cihh gitu aja? Tadi berani banget ngajak by one kok sekarang kalah duluan? " Sindir Alvino sekali lagi, memanas manaskan suasana.

"KALAH?? GADA KATA KALAH UNTUK MAHEN ARGA DERMANA"

Mahen mulai berdiri, ia mendorong tubuh Alvino ke bawah dan memukulnya hingga berkali kali tanpa ampun.

"UDAH!!!! UDAH!!! KENDALIKAN DIRIMU" Teriak Livia kepada Mahen yang terus memukuli Alvino tanpa ampun. Namun tidak didengarkan oleh Mahen. Matanya seolah olah sudah gelap. Amarah dan emosinya berhasil mengambil alih tubuh gagah tersebut.

"ANAK ORANG BISA MATI KARNA ULAHMU, HENTIKANNN!! " Teriakan Livia berhasil membuat Mahen berhenti memukuli tubuh Alvino yang sudah lemas dan lebam biru biru di mana mana.

"Ayo pergi dari tempat ini"
Mahen langsung menarik tangan Livia agar pergi meninggalkan ruangan kelas tersebut. Langkah Mahen terhenti saat berada di ambang pintu kelas.

"Urus ketuamu yang sok berani itu, dan bilang kepadanya jangan pernah nyentuh milik gw, atau kalian semua tau akibatnya."
Ucapan itu yang keluar dari mulut Mahen saat melihat anak buah Alvino yang sedari tadi diam di depan pintu kelas yang hanya menyaksikan perkelahian antara Alvino dengan dirinya.

"Jangan pernah sentuh milik gw" Ucapan itu yang terus saja terulang ulang di pikiran Livia.

Apa katanya? Milik dia? Sejak kapan Livia menjadi miliknya. Berkenalan saja mereka tidak pernah.

Livia sangat bingung akan cowok yang menolongnya tadi. Ia sangat sangat berterima kasih kepadanya. Tapi tentang ucapannya kalau dirinya adalah milik cowok tersebut apakah itu terlalu sangat berlebihan?

Namun Livia dengan cepat menghapus ucapan cowok tersebut dalam ingatannya. Bahkan sekarang dirinya malu dan bingung harus mengucapkan kata Terima kasih seperti apa kepada Mahen.





POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang