Bagian 27

116 5 1
                                    

Upacara bendera akhirnya selesai, semua siswa mulai pergi dari lapangan sekolah yang panas itu. Sama halnya dengan Livia dan ratu.

kedua orang tersebut sedang berjalan menuju kelas mereka namun langkah Livia tiba tiba terhenti akibat di halang oleh helen dan kedua temannya.

Entah apa yang helen mau tapi Livia pikir dirinya tidak memiliki masalah sedikitpun kepadanya.

"Halo, Katanya sih  kamu sama mahen punya hubungan, kok bisa sih mahen suka sama cewek modelan kayak lo? Apa coba spesialnya, masih okean aku. Ya gasih? "
Ucap sombong helen kepadanya dengan sudut bibir yang terangkat.

Livia sedikit terkejut akan lontaran ucapan dari helen, sikap dan nada bicara helen saat ia temui di parkiran sekolah dengan yang sekarang benar benar berbeda.

Karna Livia sangat tidak mood untuk membuat kegaduhan pagi itu, dirinya hanya menjawab dengan ucapan.
"Kalau masih okean lo, trus kenapa mahen bisa milih gw? Udahlah males debat, minggir sana"
Livia benar benar ingin cepat cepat ke kelasnya untuk saat ini. Karna kakinya begitu pegal sebab berdiri terlalu lama saat upacara bendera.Apalagi ia sedang tidak mood untuk membuat kegaduhan pagi pagi begini.

"Ehhh mau pergi kemana sih, aku belum sempat bicara loh"
Rambut Livia seketika di jambak kuat oleh tangan helen ketika dirinya ingin berjalan menjauh dari helen dan kedua temannya itu.

"Aww!! Lepasin enggak!! Lepasin!!! Sakit Anjing!!! " Gerutu Livia kesakitan akan jambakan tangan dari helen.

"Helen!! Stop!! Maumu apa sih, lepasin gak tanganmu dari rambut Livia!!! "
Ratu seketika ingin menolong sahabatnya namun tubuhnya malah di dorong kuat oleh kedua teman helen. Yang membuat ia tersungkur kebelakang.

"Gw cuman mau ngasih peringatan ke loh, jauhin mahen atau lo mau gw bertindak jauh lebih menyakitkan dari ini? "
Ancam helen kepada Livia. Yang membuat Livia seketika tertawa meremehkan.

"Jauhin mahen? Kenapa kalah saing yaa?"
Helen seketika menjambak lebih kasar rambut Livia yang mampu membuat Livia meringis kesakitan.

Keadaan di sekitar Livia sangat ramai, banyak siswa siswi yang berkumpul melihat pertengkaran antara Helen dan dirinya. Namun tidak ada satupun yang ingin menghentikan perdebatan antara keduanya. Ratu pun tidak bisa berbuat apa apa. Hingga-

*plak.... *
Tamparan cukup keras mendarat hebat di pipi kiri Helen yang mampu membuat bekas merah di pipinya itu.

"Udah aku bilang beberapa kali, berhenti ganggu murid baru di sekolah ini. Lo ga habis - habis bikin kegaduhan di sekolah ini? Hah? "
cowok dengan rambut ungu yang tidak Livia kenali berhasil membantunya dalam pertengkaran dirinya dan Helen.

"Lo masih mau jadi sok pahlawan? Gausah ngurusin masalah gw"
Ucap Helen dengan tangan yang memegang bekas tamparan dari cowok tersebut.

"Haa? Gw bisa bikin lo dihukum oleh kepsek, lo ga ingat kejadian 1 tahun yang lalu? Lo kalau gamau kejadian kayak dulu terjadi lagi, mending berhenti ganggu dia dan anak anak lainnya atau lo mau gw bikin jadi mendapat hukuman kayak dulu lagi? Mungkin lo kurang puas sama hukuman lo yang dulu? Pilih mana? " Ancam cowok berambut ungu itu dengan sudut bibir yang terangkat.

"Ahhh" Desah Helen lalu pergi meninggalkan tempat tersebut diikuti dengan kedua temannya.

Soal ini helen tidak akan bisa menanganinya. Ayahnya pasti akan lebih percaya kepada cowok tersebut ketimbang dirinya. Karna ia merupakan kepercayaan ayahnya.

Sudah beberapa kali helen mencoba memberi fitnahan tentang cowok tersebut, tapi yang ada helen lah yang difitnah balik olehnya hingga membuat dirinya mendapatkan masalah dan hukuman yang lumayan berat dari sang ayah waktu itu.







POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang