Bagian 52

60 4 0
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTARNYA KAKAK
.
.
.

HAPPY READING
.
.
.

Sepeda motor ninja, melesat cepat menyalip beberapa pengendara lain di jalan raya yang cukup ramai kala itu.

Livia terus saja menutup mata tanpa mau membuka matanya sedikitpun. Pasalnya, mahen sangat cepat membawa laju sepeda motor hitam yang ia kendarai menuju ke salah satu rumah sakit yang cukup terkenal disana.

Adrion dan ratu jauh tertinggal di belakang mereka.

Tangan Livia sangat erat memeluk tubuh atletis milik mahen. Yang mampu membuat laki laki tersebut kesusahan dalam bernafas.

"Nahhh udah sampai" Motor ninja tersebut berhenti di parkiran rumah sakit yang sangat luas. Livia seketika membuka matanya dan melihat ke sekeliling rumah sakit tersebut yang lumayan ramai pada saat itu.

"Kenapa sih? Cemberut mulu" Tanya mahen keheranan.

"Kamu masih nanyain aku kenapa? Hmph...... " Bibir Livia sekarang berubah menjadi manyun. Membuat mahen seketika mengerti tentang apa yang sedang Livia rasakan untuk saat ini.

"Udah dong, kamu kayak gitu tambah lucu tau" Gombal mahen kepadanya. Bisa bisanya laki laki tersebut masih sempat sempatnya memberikan gombalan pada saat ini.

"Tau ahh" Bibir Livia makin cemberut dengan kening yang terlipat mengerut.

Tak lama dari itu, adrion tiba bersama dengan ratu, sepeda motor ninjanya terparkir di dekat sepeda motor milik mahen. Livia hanya bisa terdiam saat kedua orang tersebut tiba disana.

Yang pertama kali ia lihat, adalah senyuman manis yang tergambar di wajah ratu sahabatnya.

"Heyy, gimana? Udah enakan? Atau masih pusing? " Ratu langsung melontarkan beberapa pertanyaan saat berada di hadapan Livia.

"Ahh enggak kok, udah enakan. Malahan sekarang tubuhku udah sehat. Mahen aja yang terlalu khawatir sampai sampai membawaku kesini"

"Ahhh syukur dehh" Ujar ratu dengan helaan nafas panjang.

Mata Livia sekarang tertuju kepada muka adrion yang penuh dengan lebam.

Livia mulai melangkah mendekat ke arah laki laki tersebut dengan tatapan seolah olah ingin menangis.

"ad-adrion...... " Panggil Livia dengan sangat pelan.

Adrion hanya menatap ke arahnya dengan raut wajah datar.

"Ini.... Ini semua salahku, aku selalu jadi bencana"
Ucap Livia dengan sangat bersalah. Air matanya berhasil mengalir di kedua pipinya yang membuat mahen seketika berjalan menghampiri.

"Engga, ini udah kewajibanku menjagamu liv. " Adrion lalu berjalan mendekat.

"Sebenarnya ini kenapa? " Tanya mahen yang masih bingung akan semuanya.

"Alvino" Hanya kata itu yang keluar dari mulut Livia yang mampu membuat mahen seketika mengerti dan paham.

"AHHH JADI DIA PELAKU UTAMANYA? BRENGSEK.... " gerutu mahen kesal, dengan rahang yang mengeras serta tatapan tajamnya.

Ratu hanya bisa mengangah tak percaya akan kelakuan brengsek cowok itu kepada sahabatnya sendiri.

"Tapi kamu gapapa kan liv?" Tanya ratu yang mulai masuk dalam obrolan pembicaraan mereka.

"Aku gapapa, ada adrion yang ga sengaja lewat saat itu" Jelas Livia kepada ratu.

"COWOK BRENGSEK ITU HARUS DI KASIH ANCAMAN ATAU GAK PERINGATAN. KALAU TERUS TERUSAN DI BIARIN, DIA BAKAL SEMENA MENA SAMA KITA" Sepertinya laki laki tersebut sangat murka akan kelakuan brengsek yang alvino lakukan terhadap Livia.

"Yaudah, kita bicarain nanti aja soal masalah ini. Tapi yang pasti kita masuk ke dalam dan periksa kesehatan Livia dan sekalian periksa lebam lebam di wajah adrion" Melihat kegaduhan yang mungkin saja akan semakin membesar jika tidak di hentikan. Membuat ratu seketika mengalihkan topik pembicaraan disana.

Lalu mereka berempat serentak masuk ke dalam rumah sakit tersebut.

"Setelah di periksa, ternyata Livia memiliki penyakit darah rendah, yang dimana ia akan merasa kecapean dan pusing jika memikirkan banyak hal. Dan mungkin ini alasan mengapa Livia sering atau mudah sekali pingsan. Maka dari itu dokter memberikan obat penambah darah. Minum obat ini 3× dalam sehari setelah makan" Jelas seorang dokter yang memeriksa tentang keadaan kesehatan Livia saat ini.

"Baik dok" Ucap Livia mengiakan.

Mahen yang sedari tadi terlihat sangat bosan berada di depan ruangan pemeriksaan umum, terlihat sedang memainkan kunci sepeda motornya sambil menunggu Livia keluar dari ruangan tersebut.

Mulutnya sudah beberapa kali menguap saking bosannya. Sedangkan ratu, dirinya hanya asik dengan ponsel yang perempuan itu mainkan sedari tadi.
Adrion, sepertinya laki laki tersebut tidak ada disana. Entah pergi kemana dia.

POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang