Bagian 6 ✅

312 10 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTARNYA KAKAK~
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

"Jalan yang cepet, kamu ga ingat ini udah jam masuk? " Gerutu Livia kesal.

"Liv" Panggil Mahen dengan nada halusnya yang mampu membuat langkah Livia terhenti.

"Apa lagi? "

"Aku-"

"Gausah banyak bicara, kamu mau telat apa gimana? " Livia langsung pergi meninggalkan Mahen sendirian, ia masih cukup jengkel akan kelakuan Mahen kemarin yang membawa motor dengan kecepatan tinggi. Dan Livia juga tak mau menghabiskan waktu berlama lama hanya untuk menanggapi ucapan tak berguna dari laki - laki tersebut karna jam pelajaran sudah mulai beberapa menit yang lalu.

***

"Huh, untung belum ada guru"

"Kok mepet datengnya? " Tanya Ratu kepada Livia yang baru saja menempelkan tubuh di kursi tempat duduknya berada.

"Iyaa aku berangkat emang agak mepet. Gak lagi-lagi sih" Keluh Livia dengan keringat yang bercucuran membasahi dahinya. Ratu pun hanya bisa mengangguk ngangguk mengiakan jawaban ucapan dari sahabatnya itu.

"Liv nanti pas istirahat mau ikut aku ke perpus gak? " Ajak Ratu kepadanya.

"Boleh, nanti aku ikut"
Jawab Livia dan lagi-lagi dibalas anggukan oleh Ratu.

Kali ini mereka memiliki jam kosong, yang di mana Bu Dyna tidak masuk untuk mengajar kelas tersebut di karenakan ada kepentingan.

Jadi selama 3 jam pelajaran, kelas Livia benar benar berisik, bahkan guru yang mengajar di kelas sebelah-pun sampai beberapa kali menghampiri kelasnya agar tidak membuat kebisingan yang mampu mengganggu aktivitas belajar mengajar kelas kelas di sekitarnya.

"Kalau tau gini, aku berangkat nanti aja. Gausah pake acara buru buru." Ucap Livia dengan nada bicara yang lemas.

Dirinya benar benar sangat merasa bosan jika berada di dalam situasi seperti ini. Bahkan saat menunggu jam istirahat tiba waktu seperti berputar sangat lama lama menurutnya.

"Liv, gimana kemarin? " Ratu secara spontan bertanya sesuatu kepada Livia. Untuk menghentikan kebosanan yang terjadi di antara keduanya. Karna memang sedari tadi tak ada obrolan atau suara yang berasal dari dua orang yang digadang gadang sedang menjalani pertemanan dekat yaitu sahabat.

"Kemarin kenapa? " Tanya Livia bingung akan soalan dari Ratu.

"Lo jadi kan pulang sama Mahen? "

"Ouhh itu, jadi sih. Tapi aku gak mau pulang sama dia. Kalau dia ngajak lagi sih aku bakal nolak. "
Jelas Livia singkat

"Lah kenapa? " Ratu sontak melotot tak percaya akan lontaran jawaban ucapan dari Livia.

"Karna dia pake sepeda motor kenceng banget" Gerutu Livia kesal.

"Cuman naik sepeda motor kekencengan doang loh" Ratu begitu shock mendengar alasan yang tak masuk akal dari sahabatnya itu.

"Cuman? Kamu aja lah sana nyoba pulang sama dia"
Tawar Livia kepadanya.

"Enggak, mending sama Alex aja, atau enggak sama Kahasa ajadehh" Ujar Ratu salah tingkah sambil memukul mukul lengan livia pelan.

"Ahhh gawaras, kenapa pada bilang mereka bertiga itu primadona sekolah kita? Perasaan ga ganteng ganteng amat dah" Tanya Livia heran. Karna ia benar benar tidak melihat di mana letak kegantengan Mahen, Kahasa, dan Alex.
Yang dirinya lihat hanya siswa cowok biasa pada umumnya. Tak ada hal lebih atau paras yang sangat tampan dari ketiganya.

"Keknya lo yang ga waras deh Liv, banyak yang bilang mereka ganteng terutama Gw. Kok loh bisa bisanya biasa aja pas lihat mereka. Gawaras emang" Jawab Ratu sambil menggeleng gelengkan kepalanya, akibat mendengarkan ucapan yang baru saja Livia lontarkan tentang
Kahasa, Mahen, dan Alex kepadanya.

***

Jam istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Livia baru saja ingin membereskan buku-buku yang tergeletak di atas meja miliknya.

"Ayo Liv"

"Bentar aku beresin ini dulu" Jawab Livia yang masih sibuk memasukkan buku buku ke dalam tas merah mudanya itu.

"Liv" Entah dari mana tiba tiba Mahen sekarang berada di hadapan Livia dan memanggil namanya.

"Lo bisa keluar ga? Gw mau bicara empat mata sama Livia" Perintah Mahen kepada Ratu yang membuat Ratu seketika mengangguki dan melangkah keluar dari ruangan kelas tersebut.

"Lo mau apa lagi? Hah? "

"Jangan galak-galak, udah baik kemarin gw ngajak lo pulang. Mana gada bilang makasih lagi"

"Makasih, puas? " Jawab Livia ketus

"Kayak ga iklas gitu"

"Alahhh udahlah minggir sana aku mau ke perpus"

Namun, saat Livia ingin pergi dari sana tiba tiba Tangannya di pegang kuat oleh Mahen yang membuat Livia tidak bisa melangkah keluar dari ruangan kelasnya.

"AWW!! " Ringis Livia kesakitan.

"Aku mau bicara sama kamu baik baik yaa, jangan sampai aku pakai cara kasar"
Baru kali ini Livia melihat sisi kasar dari seorang Mahen arga dermana.

"Apasih, lepasin" Berontak Livia namun nihil kekuatan yang dirinya miliki tidak sekuat dengan kekuatan yang laki laki itu miliki.

"LIV!! DENGERIN AKU DULU!! " Bentakan itu berhasil membuat Livia bungkam untuk berbicara dan berhenti memberontak.

"Aku cinta sama lo Liv, aku gatau sejak kapan aku suka sama lo, tapi dari tadi malem aku terus terusan mikirin lo"
Livia kaget akan ungkapan ucapan perasaan dari Mahen, ia terdiam tidak tau harus berbicara apa sekarang.

Seorang cowok populer di sekolah yang banyak di minati oleh para kaum hawa di sekolah tersebut, sekarang sedang mengungkapkan perasaan cintanya kepada seorang murid baru. Yang baru saja pindah selama 2 hari itu? Mimpi apa Livia saat ini hingga dirinya menatap tajam ke arah Mahen tak percaya.

"Aku tau ini terlalu cepat, tapi-"
Livia langsung melepaskan tanggapan tangan Mahen yang sedari tadi masih terus menggenggam tangannya. Ia mulai keluar dari kelas tersebut dan meninggalkan Mahen sendirian di ruangan kelas itu.

"Apa apaan ini, aku baru saja pindah kemarin tapi udah banyak kejadian kejadian yang tidak aku duga. Mahen cowok yang tebilang dingin dingin dikalangan perempuan, ganteng, dan anti dengan perempuan, sekarang menyatakan perasaannya kepadaku? "

Soalan itu yang terus saja terulang ulang di pikiran Livia saat dirinya melewati lorong-lorong sekolahan itu. Yang saat ini masih banyak siswa siswi yang berlalu lalang disana.

POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang