Bagian 19

157 6 1
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTARNYA KAKAK~
.
.
.

HAPPY READING~
.
.
.
.

Suasana kantin yang ramai seketika sepi, semua mata mengarah ke Livia dan ratu. mahen yang sedang memesan makanan pun menatap ke arah suara yang cukup keras itu. dan matanya mengarah ke Livia dan ratu yang di hadapannya berdiri alvino dan teman temannya.

Mahen langsung berlari kearah Livia, ia tidak mau terjadi apa apa kepada kekasih tercintanya.

"BERANI NGANGGU CEWEK GW LO? HAH? NYARI MATI? "
Tanpa basa basi mahen langsung mencengkram kerah baju alvino seperti sedang memberi ancaman kepadanya.

Alvino yang kaget akan kehadiran mahen yang tiba tiba berada di sana kantin tersebut seketika panik. Pasalnya ketiga temannya itu tidak ada satupun yang berani membantunya dari serangan mahen. Begitupun untuk kejadian yang kemarin.

"Hah cewek? Seriusan mereka pacaran? "

"Loh pupus deh harapan gw buat jadi pacarnya"

"Masih mubar tapi dah pacaran sama primadona sekolah kita, ngeriii"

"Duhhh perasaan baru masuk kemarin deh, kok bisa dapet mahen secepat itu"

"Tutornya dong kak"

Ucapan ucapan dari siswi siswi di kantin tersebut membuat livia menutupkan telinganya dengan kedua tangannya, ia sudah muak dengan semua ini. Mahen pun menatap ke arah siswi siswi yang membicarakan pacarnya sedari tadi dengan tatapan elangnya hingga membuat suasana kembali menjadi sepi. Siswi siswa yang sedari tadi sibuk berbicara akan hubungannya dengan spontan menundukkan kepalanya dan enggan melihat ke arah mata mahen.

Karna sudah muak dengan keadaan di kantin tersebut, Livia akhirnya pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"LIV!! MAU KEMANA? TUNGGUIN LIV"
Tak lama dari itu ratu pun pergi meninggalkan kantin dan berlari mengejar langkah Livia. Ratu tahu bagaimana perasaan yang Livia alami.

Sebagai murid baru yang baru saja memiliki hubungan spesial dengan primadona sekolah tersebut, bukanlah hal yang mudah untuk ia dapat mendengarkan ecohan ecohan tak jelas dari murid murid di sana.

Gosip gosip tak benar tentang hubungan dirinya dengan mahen akhirnya berhasil memasuki telinganya.

Mahen melepaskan kerah baju alvino dengan kasar tanpa mengucapkan sesuatu dari mulutnya. Ia juga meninggalkan kantin tersebut dengan amarah yang masih tersimpan di dadanya. Bagaimanapun ia tidak Terima pacarnya menjadi gosip di sekolah ini.

***

"Liv" Gumam lirih ratu saat melihat livia menangis di rooftop sekolah tersebut.

"Lo gapapa? Udah gausah dengerin apa kata mereka"
Tak lama berselang mahen pun berada di sana lengkap dengan nafas yang ngos ngosan.

"Sayang? " Mahen tahu apa yang Livia rasakan. Laki laki itu juga merasa bersalah kepada Livia. Andai dirinya tidak terlalu cepat menjalin hubungan dengannya. Andai dirinya bisa menahan diri untuk menyatakan perasaan saat itu. Pasti semua ini tidak akan terjadi menimpa kekasihnya.

"PERGI!! AKU GAMAU KETEMU SAMA KAMU LAGI" Bentak Livia kearah mahen yang membuat mahen seketika memelototkan kedua matanya tak percaya akan ucapan liva kepadanya.

"Sayang-"

" mending aku pergi dulu kalau gitu"
Ratu meninggalkan Livia dan mahen  dengan maksud tidak ingin menganggu pembicaraan mereka.

"UDAH SANA PERGI, GAUSAH SAMA AKU LAGI. "

"SAYANG!!! "
Bentakan mahen membuat mulut Livia terdiam, namun air mata hadis tersebut masih terus mengalir.

"Udah gausah dengerin apa kata mereka, aku sayang banget sama kamu. Aku gamau kamu ngejauh dari aku, aku akan ngejaga kamu sayang"
Tanpa basa basi Mahen langsung memeluk tubuh Livia yang membuat gadis tersebut semakin terisak dalam tangisannya.

"Udah gausah nangis, nanti cantiknya hilang lohh" Gombal mahen kepadanya sambil menenangkan Livia agar berhenti untuk menangisi hal yang baru saja terjadi.

"Kamu merasa kita cocok gak? "
Pertanyaan dari Livia lantas membuat mahen mengerutkan keningnya.

"Kenapa? Kok nanya kayak gitu" Tanya mahen heran

"Aku merasa, hubungan ini sangat tidak cocok" Timpal Livia sesegukan.

"Jangan bilang kayak gitu, kamu cinta kan sama aku? "

"Banget, tapi ucapan siswi siswi disini terhadapku kayak gimana nanti? " Ujar gelisah livia.

"Udah itu masalah nanti, ada aku disini" Ucapan mahen berhasil menenangkan hati Livia. Dan membuat perempuan tersebut tidak menangis lagi dan hatinya menjadi sedikit tenang untuk saat ini.

Sekarang mahen benar benar adalah sosok yang paling Livia cintai. Dirinya sangat tenang jika ada sosok laki laki itu di dekatnya, rasa khawatir akan sesuatu hal seketika hilang hanya dengan pelukan hangat dari mahen.

Laki laki itu benar benar sudah berhasil mengambil hati Livia agar luluh kepadanya, dan laki laki itu juga sudah berhasil membuat Livia tenang saat berada di dekatnya.



POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang