Bagian 26

131 6 1
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTARNYA KAKAK~
.
.
.

HAPPY READING~
.
.
.

"Sayang, aku...... minta maaf"
Entah ada apa dengan mahen tiba tiba dirinya meminta maaf saat melihat kekasih tercintanya tersebut  menangis karna ulahnya. Pikiran dikepalanya dipenuhi dengan penyesalan.

"Udah jangan nangis, aku gasuka itu"
Mahen langsung ingin memeluk Livia namun tubuhnya malah di dorong kasar oleh cewek tersebut.

"Udah, gausah deket deket sama aku lagi. Aku benar benar benci sama kamu"
Seketika livia langsung berlari ke arah Adrion yang terlihat begitu mengenaskan keadaannya sekarang. hidungnya yang mengalir darah, serta terdapat beberapa lebam lebam di mulut dan sekitaran tubuh cowok tersebut.

"Adrion, aku minta maaf. Kamu gapapa kan? "
Tangis Livia makin menjadi jadi, karna ia tidak pernah melihat sahabat kecilnya itu terluka apalagi sampai lebam dan mengeluarkan darah seperti ini.

"Aku akan bawa kamu ke rumah sakit sekarang juga" Livia lalu menghapus air matanya dengan kasar dan menuntun mahen untuk memasuki mobil miliknya.

Jangan tanyakan apa yang terjadi dengan mahen, ia hanya melihat kelakuan kekasihnya itu betapa ia sangat perhatian kepada sahabatnya Adrion.

Mahen tetap saja berdiri menatap Livia sampai mobil yang Livia kendarai keluar dari parkiran mall tersebut.

"Ahhh sial" Ujar mahen sambil mengacak acak rambutnya frustasi.

***

Upacara bendera sudah di mulai sejak tadi, Livia sudah berdiri tegak di barisannya lengkap dengan atribut sekolah yang ia pakai.

Hari ini begitu sangat panas baginya, tidak ada angin sama sekali yang menyentuh tubuhnya. Apalagi pidato pembina upacara yang begitu panjang, membuat Livia tidak sabar untuk cepat cepat pergi ke kelasnya.

"Ahh panas banget "
Keluh Livia kepada sahabatnya.

"Iyaa lagi, ini kapan selesai sih, tuh kepsek juga ngasih pidato lama banget"

"Btw kemarin aku ketemu mahen di parki-"

"Ahhh udahlah gausah bahas lagi" Potong Livia akan ucapan ratu tentang mahen.

Livia sekarang sangat marah kepada pacarnya itu, tentang perkelahian Adrion dan mahen kemarin siang, membuatnya begitu khawatir akan kondisi mengenaskannya Adrion.

Sebenarnya sejak tadi malam banyak notifikasi dan telfon dari mahen yang tidak di respon oleh Livia. Ia hanya membiarkan pesan itu tanpa mau membalasnya.

Hari ini mahen tidak masuk sekolah, entah apa yang terjadi pada cowok tersebut tetapi Livia tidak khawatir sama sekali tentang kondisi pacarnya itu.

Kemarahan Livia kepada mahen masih sama seperti kemarin.
Dan ia berpikir untuk saat ini dirinya tidak mau di ganggu oleh keberadaannya.

Kalau dibilang cinta atau tidak Livia menjawab "cinta", dia mencintai mahen. Akan tetapi ia membenci sikap yang cowok itu miliki.

Memang benar dia sangat perhatian kepada Livia. Tetapi di juga sangat posesesif kepadanya.

Bahkan untuk berbicara dan berkenalan dengan laki laki lain saja mahen akan dengan cepat menjadi marah.

Dan hal yang laki laki itu lakukan juga tidak tanggung tanggung. Contohnya seperti kemarin, Perkelahian.

Masalah Apapun akan mahen selesaikan dengan "PERKELAHIAN".

Menurutnya baku hantam adalah penyelesaian masalah yang baik, namun ia tidak memikirkan masalah apa yang akan terjadi setelah dirinya melakukan hal gila seperti itu.








POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang