Bagian 53

67 3 0
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTARNYA KAKAK
.
.
.

HAPPY READING
.
.
.

Pintu ruangan mulai terbuka, yang membuat mahen seketika berdiri dari tempat duduknya.

"Udah selesai? " Tanya mahen saat melihat Livia keluar dari ruangan tersebut.

"Hmm, udah."

"Gimana kata dokternya?" Tanya ratu yang mulai berdiri menghampiri Livia.

"Cuman darah rendah aja, ini dikasih tablet penambah darah" Ucap gadis tersebut sambil memperlihatkan kresek yang ia pegang di tangannya.

"Syukur kalo gitu, ayo kita pulang sayang" Mahen langsung menarik tangan livia tanpa mau berlama lama berada disana.

Sedangkan ratu, cewek tersebut hanya menatap dengan sedikit jengkel ke arah mahen. Seolah olah laki laki tersebut memiliki niatan ingin membuat livia untuk menjauhi dirinya.

"Ahhh mahen sialan, aku tau maksudmu ege" Gerutu ratu kesal dengan gertakan kakinya.

"Bodo, mending cari adrion. Entah pergi kemana tuh anak" Ratu mulai melangkahkan kakinya mencari sosok adrion di tengah tengah keadaan rumah sakit yang cukup ramai kala itu.

"Tuh anak di telan bumi apa kemana sih" Hati ratu mulai kesal, pasalnya sejak tadi dirinya masih tak melihat sosok adrion disana. Apalagi keadaan rumah sakit yang makin siang makin ramai Membuat keadaan sangat panas.

"Akhirnya ketemu juga, tapi...... Kenapa dia keluar dari ruangan dokter?" Langkah ratu seketika berhenti, karna dirinya sudah berhasil menemukan adrion. Namun dirinya masih terheran heran, kenapa sosok laki laki tersebut keluar dari ruangan dokter? Dan untuk apa ia pergi ke sana?

"ADRION!!! " Ucap ratu berteriak dan berhasil membuat adrion menatap ke arahnya. Perempuan tersebut lalu berlari menghampiri adrion yang masih terdiam dengan mata yang menatapnya keheranan.

"Yaa? Livia mana? " Tanya adrion dengan satu alis yang ia angkat.

"Udah balik duluan sama pacar kesayangannya itu" Gerutu ratu kesal, dengan pikiran yang masih mengingat kejadian menyebalkan yang tadi mahen lakukan kepadanya.

"BTW kamu kok pegang obat? Itupun kenapa banyak banget obatnya. Perasaan cuman lebam doang, mungkin satu obat salep udah cukup. " Mata ratu mulai tertuju kepada kresek yang berisi obat obatan yang adrion pegang di tangannya,

laki laki tersebut hanya mendapati luka lebam, harusnya satu obat salep sudah cukup. Tapi kenapa laki laki tersebut malah memegang kresek yang berisi sekitar 5 obat tablet dan hal itu yang membuat ratu sedikit curiga kepadanya.

"Ahhh, i-ini? I-ini cu-cuman obat biasa. Kata dokter biar lebamnya cepat sembuh" Ujar adrion dengan sangat terbata bata yang membuat ratu semakin menaruh curiga yang cukup besar kepadanya.

"Harusnya satu salep kan cukup? Perasaan lebammu cuman lebam biasa. Hayooo kamu nyembunyiin apa sama aku" Ratu mulai menggoda adrion agar laki laki tersebut tak menyembunyikan apa apa kepadanya. Diri ratu mengucapkan ada sesuatu yang laki laki itu sembunyikan.

"Apaan sih, jangan berpikiran aneh aneh deh, ini cuman obat biasa buat luka lebam di mukaku" Bantah adrion menyakinkan ucapan tak benar yang ratu simpulkan tentang obat obatan yang dirinya pegang.

"Ahhh gapercaya aku" Ratu langsung mengambil kresek yang berisi obat obatan yang adrion pegang di tangannya, dengan kasar yang seketika membuat laki-laki tersebut kaget.

"Bentar, ini obat apaan sih?" Ucap ratu sambil melihat lihat nama obat serta kegunaan obat tersebut satu persatu.

"Kembaliin gak, kamu sopan dikit dong jadi orang. Aku bilang kembaliin, jangan buat kegaduhan disini" Adrion dengan sekuat tenaga ingin merampas obat yang ratu pegang di tangannya, namun nihil. Akibat gerak gesit yang ratu lakukan membuat adrion kesusahan dalam merampas obat tersebut.

"Bentar bentar, ini kok..... Ini obat apaan. Bukan untuk lebam ini" Ratu mulai mengetahui kalau obat yang adrion pegang bukan obat untuk luka lebam. Melainkan untuk penyakit lain.

"Apaan sih, balikin" Tangan adrion langsung merampas dengan sangat kasar yang membuat tubuh ratu hampir terjatuh.

"Itu.... Obat lebam? " Tanya ratu dengan penasaran.

Laki laki tersebut tak menjawab, wajah adrion menatap ke bawah lantai rumah sakit dengan ekspresi wajah yang panik.

"Adrion, itu obat apa? Kamu kenapa sih? " Melihat tingkah adrion yang aneh karna tak berbicara sedikitpun. Membuat ratu sangat khawatir.

POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang