Bagian 39

80 5 0
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN MEMBERI VOTE DAN  KOMENTAR DI SETIAP BAB ATAU PARAGRAF YANG KAMU BACA~
.
.
.

HAPPY READING~

.
.
.

Pagi hari seperti biasa, livia baru saja selesai bersiap siap dan ingin pergi berangkat ke sekolah.

Hari ini cuaca lumayan mendung, mungkin sebentar lagi akan turun hujan.

Mahen yang menunggu livia dari depan pagar rumah perempuan tersebut terlihat sangat bosan.

Dengan bibir bawah yang digigit dan tangan yang terus saja memainkan pegal gas sepeda motornya itu menandakan seberapa bosannya seorang laki laki menunggu perempuan dalam bersiap siap.

Sejak mereka berdua menjalin hubungan 
( pacaran ) mahen selalu mengantar dan pulang sekolah bersama dengan livia. Sebenarnya livia sangat tidak suka karna rumah mahen dengan rumah livia itu tidak searah, yang mengharuskan mahen bolak balik untuk mengantarnya ke sekolah.

Apalagi di rumah livia terdapat supir pribadi yang memang ditugaskan untuk menjadi supir saat livia berangkat sekolah maupun saat ayahnya itu berangkat kerja. Namun ucapan livia malah tidak dihiraukan oleh mahen kekasihnya.

Dia malah tetap dengan angkuh setiap pagi selalu menunggu livia di depan pagar rumahnya lengkap dengan motor ninja putih yang selalu dirinya kendarai.

"Udah selesai? " Tanya mahen saat melihat livia berjalan mendekatinya.

"Hmm, ngapain sih kesini. Udah aku bilang beberapa kali gausah jemput aku" Gerutu livia dengan bibir cemberut.

"Ututututu, gapapa. Lagipun aku yang mau, yaudah naik ntar telat lagi"
Livia lalu menaiki motor putih tersebut dengan sedikit rasa kesal.

"Pegangan" Pinta mahen kepadanya.

"Gausah, gakan jatuh"
Bantah livia dengan nada bicara seperti sedang marah.

"Ihhh, gausah marah. Kenapa sih? "

"Gapapa, cepet berangkat"

"Udah aku bilang pegangan, gausah ngebantah" Mahen langsung memegang kedua tangan livia dan melingkarinya di perut atletis cowok tersebut.

Livia pun hanya terdiam merasakan sentuhan tangan yang mahen lakukan kepadanya. Dengan mata yang sulit diartikan menatap ke arah cowok tersebut, perasaan hati livia sekarang sangat sangat tidak karuan.

Pegangan tangan yang sangat hangat dari laki laki tersebut untuk yang kesekian kalinya berhasil membuat hati seorang livia menjadi dag dig dug.

Cewek tersebut dapat menciun wangi badan yang berasal dari badan mahen.
Aroma khas parfum laki laki dapat terciun kuat di hidung livia.

Sepeda motor ninja putih tersebut berhasil menerobos beberapa pengendara mobil dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Yang membuat livia memejamkan matanya ketakutan.

***

06:45 WIB.

Livia dan mahen tiba di depan pagar sekolah dengan penampilan yang cukup memukau.

walaupun rambut livia terlihat tidak terlalu rapi akibat angin yang baru saja menerpa mereka berdua, namun hal itu tidak bisa menghilangkan paras cantik dari seorang livia putri acelia.

"Aaa beruntung banget sih"

"Andai aku bisa jadi kayak dia"

"Mereka kelihatan cocok gasih?"

"Ihhh lucu banget, pengennnn"

Mendengar ucapan ucapan tersebut livia hanya tersenyum ke arah murid murid yang sedang membicarakannya.

"Sayang, kamu ke kelas duluan atau mau ikut aku ke parkiran? " Tanya mahen kepadanya.

"Ikut aja deh" Jawab livia dengan senyuman manisnya.

Hati perempuan tersebut sekarang sedang sangat-sangat senang.

Entah kenapa semenjak ada mahen dihidupnya dirinya bisa merasakan arti cinta yang sebenarnya.

Livia merasa sangat dijaga bahkan sangat disayang oleh cowok yang di gadang gadang sebagai primadona di sekolah ALEXXADER HIGH SCHOOL.

"Henn!!! " Suara teriakan membuat mahen dan livia segera membalikkan badan.

Terlihat alex dan kahasa sedang berlari ke arah mereka. Jujur saja sejak mahen menjalin hubungan dengan livia dirinya jarang sekali bermain dan bahkan berkumpul dengan kedua sahabatnya.

Bukan karna tidak mau berkumpul dengan mereka berdua, melainkan cowok tersebut selalu menghabiskan waktunya dengan Livia, entah itu chattingan, telfonan, jalan jalan, dan lain sebagainya.

Alex dan kahasa juga bisa memaklumi hal tersebut. Menurut mereka berdua jarang jarang seorang mahen arga dermana sebutin ini kepada perempuan.

"Ngapain? " Tanya mahen to the point.

"Kenapa? Gaboleh? Orang cuman mau ketemu sama nyonya Livia. " Gombal alex kepada Livia sambil menatap wajah perempuan tersebut dengan lekat.

"Apasih, lo gausah ngajak gw berantem" Ancam mahen kesal, sepertinya alex sedang main main kepadanya.

"Udah gausah buat masalah, lo lagi lex, udah tau mahen sensitifan malah di goda goda begitu. Apa ga keluar kodamnya" Ejek kahasa sambil menghentikan pertengkaran yang mungkin sebentar lagi akan terjadi.

Livia hanya menatap ketiga laki laki tersebut dengan tatapan aneh. Terutama kepada kekasihnya itu, yang tiba tiba menjadi pemarah hanya karna hal kecil yang alex ucapkan kepada Livia.



POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang