Bagian 21

134 5 1
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTARNYA KAKAK~
.
.
.

HAPPY READING
.
.
.

Hari minggu yang cerah, udara begitu segar pada pagi itu. Matahari pun sudah terlihat jelas.
Livia sudah bangun pagi pagi sekali untuk menjalani rutinitasnya setiap hari minggu. Apa lagi kalau bukan berolahraga.

Ia mulai melakukan olahraga dengan berlari di sekitar kawasan rumahnya. Walaupun ia sudah memiliki tubuh yang ideal tetapi ia juga harus melakukan olahraga. Baginya olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh.

Keringat sudah mengalir di dahinya. Nafas perempuan tersebut juga sudah ngos ngosan.

"Ahhh kayaknya olahraga untuk kali ini segini aja dulu" Livia hari ini memiliki janji untuk bertemu dengan ratu sahabatnya di mall.
Dan ia juga tidak ada janji dengan mahen pacarnya untuk hari ini, jadi dia akan menghabiskan harinya untuk berjalan jalan dengan ratu.

Livia mulai berjalan menuju ke dalam rumahnya namun langkahnya terhenti akibat ada yang memanggilnya dari belakang. Suara laki laki yang seperti tidak asing di telinganya. Yang membuat livia membalikkan badan menghadap ke pagar rumahnya.

"L-lohh ad-adrion"
Adrion merupakan sahabat laki laki Livia, mereka sudah saling kenal dari kecil. Tetapi mereka sekarang jarang sekali bertemu karna Livia sudah tidak lagi bersekolah di sekolah yang sama dengan adrion karna pekerjaan ayahnya itu. Apalagi dengan jarak rumah mereka sekarang yang begitu jauh. jadi mungkin chat-tan atau telfonan sudah cukup untuk menghapus rasa rindu adrion kepada Livia.

Jadi tidak heran jika livia tiba tiba kaget dan ingin menangis akibat melihat sahabat kecilnya berada di depan gerbang rumahnya.

"Bukain napa, diem disitu mulu"
Gumam adrion kepada Livia yang masih diam di tempat tak bergerak sedikitpun.

"Ahhh iya iya sorry, lo ngapain kesini"

"Yaa ketemu kamu lah, udah lama ga ketemu. Emang ga kangen sama abang yang ganteng ini" Ejek adrion dengan percaya dirinya.

Adrion memang memiliki wajah yang lumayan tampan. Tetapi karna tingkah konyolnya itu ketampanan adrion menghilang di mata livia.

"Cihh ganteng dari mana, orang mukanya kayak pantat panci gitu di bilang ganteng"

"Muka ganteng dibilang pantat panci, yang bener ajee"
Ujar adrion tidak Terima akan ucapan sahabatnya.

"Yaudah ayo masuk, kamu tamu kerumah orang malah gatau waktu. Ini masih pagi "

"Ahhh gapapa, btw mama mana? "
Adrion sudah di anggap sebagai anak oleh orang tua Livia. Tidak heran jika adrion juga memanggil orang tua Livia dengan sebutan mama dan papa.

Keakraban mereka memang tidak bisa di hiraukan lagi. Sejak masa TK, SD, dan SMP. Livia selalu bersama laki laki berambut hitam pekat itu. Bukan karna Livia tidak mau berteman dengan orang lain. Karna menurutnya Adrion adalah teman terbaiknya. Dan kebayakan orang orang yang mau berteman dengan Livia hanya memanfaatkannya saja.

Adrion pun tidak masalah jika harus bersahabat dan berteman dengan perempuan. Karna menurutnya semua teman itu sama saja.

Sudah hampir 1 minggu dirinya tak bertemu langsung dengan Livia. Rasa rindunya sudah sangat besar kepada sahabat kecilnya itu.

Mangkanya hari ini adrion memutuskan untuk pergi ke rumah Livia tanpa memberitahukannya.



POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang