Bagian 11 ✅

188 8 1
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTARNYA KAKAK~
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Mereka beneran pacaran?"

"Hebat banget tuh murid baru bisa dapetin Mahen dengan sangat mudah"

"Lo cantik lo aman"

"Ihhh tutor dapet mahennya dong, aku yang ngejar-ngejar hampir 1 tahun cuman dapet hikmahnya aja soalnya"

"Loh trus Helen gimana?"

"Duhh iya lagi, Kasihan banget tuh anak kepsek"

Ucapan-ucapan itu yang keluar dari mulut siswi-siswi di sana saat mendengar Mahen mengucapkan Livia adalah "miliknya"

Livia hanya mendengarkan ucapan-ucapan tersebut tanpa mau mengucapkan satu katapun dari mulutnya, dengan tangan yang memegang kedua telinganya rapat rapat tak mau mendengarkan bisikan bisikan berisik dari mereka.

Ia lalu pergi ke arah rooftop sekolah dengan air mata yang mengalir di pipinya.

Mahen pun hanya diam saat melihat Livia pergi dari tempat tersebut dengan air mata yang berlinang. Rasa sesak, sakit, dan penyesalan adalah perasaan yang dirinya rasakan untuk saat ini.

Sesak rasanya saat melihat Livia menangis akibat kelakuan yang dirinya lakukan.

Mahen lalu pergi dari tempat tersebut meninggalkan Kahasa yang sedari tadi menghalanginya di sana.

Dirinya pergi ke arah rooftop sekolah mengejar langkah kaki perempuan tercintanya itu.

Sesampainya disana, Mahen melihat Livia yang terus saja menangis sesegukan.

Tak tega rasanya Mahen melihat hal tersebut, dirinya lalu melangkah mendekat ke arah Livia.
Namun dengan cepat Livia menyadari ada seseorang di belakangnya.

"Diam di sana, gausah deket deket sama aku lagi" Jawab ketus Livia dengan suara sesegukannya.

"Liv, aku-" Seketika ucapan Mahen menjadi lebih halus. Seolah olah ada rasa bersalah di nada bicaranya itu.

"Gausah deket-deket sama aku lagi, pergi sana" Ketus Livia sekali lagi kearahnya. Yang membuat perasaan Mahen menjadi pedih mendengar lontaran ucapan dari mulut manis Livia.

"Liv aku minta maaf" Ini adalah kali pertama seorang Mahen arga dermana mengucapkan kata maaf kepada perempuan.

Dari dulu dia adalah orang yang sangat gengsi jika harus meminta maaf duluan jika melakukan kesalahan. Jadi hari ini dirinya rela menurunkan egonya sendiri untuk meminta maaf kepada Livia.

Rasa malu tentu saja Mahen rasakan.
Tapi mau bagaimanapun dirinya tidak mau membuat kesalahan yang membuat gadis tercintanya itu menangis karna ulahnya.

POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang