JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTARNYA KAKAK
.
.
.HAPPY READING~
.
.
.Setelah beberapa jam berjalan jalan dan menghabiskan waktu di taman tersebut. akhirnya mereka bertiga berniat ingin pulang, karna memang sudah cukup sore dan livia takut mengkhawatirkan kedua orang tuanya di rumah.
"Aku pulang sama adrion aja yaa, kan tadi udah bareng sama kamu. Lagipun aku sama adrion se arah. Jadi sekalian aja" Jelas livia kepada mahen, karna dirinya tau akan merepotkan mahen ketika laki laki itu yang harus menghantarkannya untuk pulang kerumah. Memang jalan untuk kerumah mahen dan rumah livia berbeda arah, dan itu juga alasan agar mahen tidak bolak balik.
"Gapapa kok, sama aku aja" Jelas mahen sambil menyakinkan livia agar tetap mau ikut pulang bersamanya.
"Enggak, lagipun aku sama adrion searah kok" Ucap livia kepada mahen, mahen pun tidak bisa menolak kemauan livia.
Lagipun ucapan livia juga ada benarnya. Jadi mahen pun menyetujui ucapan kekasihnya itu namun dengan sedikit keraguan.
"Ya-yaudah"
***
"Adrion makasih yaa, besok besok kalau bisa kita jalan jalan lagi" Ucap livia kearah adrion sahabatnya. Sudah lama mereka tidak menghabiskan waktu bersama seperti saat ini.
"Iyaa sama sama, yaudah aku pulang dulu kalau gitu"
"Gamau masuk dulu? " Tanya livia merasa tidak enak .
"Gausah deh, udah sore soalnya. Aku nitip salam aja sama mama papa"
"Yaudah kalau gitu, hati hati yaa"
***
Mobil putih terparkir di depan gedung rumah sakit satriwijaya.
Seorang pemuda memasuki gedung rumah sakit tersebut dengan pakaian seragam yang masih ia kenalan di badannya.
"Sus, dokter Aldebaran ada? " Panggil pemuda tersebut kepada salah satu suster yang tidak sengaja berjalan di hadapannya.
"nyari dokter Aldebaran? Ada perlu apa yaa?" Tanya suster kepadanya.
Dokter Aldebaran tergolong dokter yang sangat profesional, bahkan dokter Aldebaran selalu sibuk akan pasiennya dan jarang sekali bertemu dengan seseorang kecuali memiliki janji dengannya.
"Saya ada janji untuk hari ini" Jelas laki laki tersebut dengan singkat.
"Ouhh silahkan duduk dulu, saya beritahu kepada dokter Aldebaran kalau ada yang mau bertemu"
Beberapa menit menunggu akhirnya suster tersebut kembali.
Yang lantas membuat pemuda itu berdiri dari kursi yang dirinya duduki."Silahkan masuk saja keruangannya" Ucap singkat suster kepadanya.
Laki laki tersebut langsung mengangguk, mengiakan ucapan dari suster tersebut.*tok... Tok... Tok.... *
"Masuk!!" Suara laki laki yang tak lain adalah dokter Aldebaran membuat pemuda tersebut membuka pintu ruangan dan memasuki ruangan yang terdapat banyak sekali perlengkapan kedokteran di dalamnya.
"Silahkan duduk" Perintah dokter Aldebaran kepadanya.
"Adrion, masa depanmu masih sangat panjang nak. Lebih baik kamu selesaikan dulu penyakit yang kamu idap saat ini. Saya sudah mencari donor jantung yang pas untuk kamu. Tapi nihil tidak ada satupun yang cocok,kesehatan kamu akhir akhir ini juga menurun cukup drastis. Apalagi akibat perkelahian yang kamu lakukan pada beberapa hari yang lalu membawa efek yang lumayan besar akan kondisi kesehatanmu"
"Ada salah satu rumah sakit yang bisa kamu datangi untuk kamu bisa menyelesaikan dan mengobati penyakitmu itu,di sini tidak ada peralatan yang lengkap untuk menyembuhkan penyakitmu. tapi itu adalah rumah sakit luar negeri. Letaknya di negara kanada. Mungkin ini lumayan berat untukmu, apalagi dengan status pelajarmu yang belum selesai. Tapi mau bagaimana kesehatan nomer satu. Mungkin kamu tidak akan masuk kesekolah beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan. Jadi tolong pikir secara matang matang ucapan yang saya usulkan kepadamu. Saya hanya tidak mau membuat dirimu menjadi lebih parah akibat penyakit jantung yang kamu idap. Orang tuamu sudah cukup khawatir akan hal ini."
Jelas dokter Aldebaran panjang lebar, adrion hanya terdiam tak tahu harus berbicara apa. Penyakit yang dirinya idap kurang lebih 3 tahun sudah membuat kehidupannya berubah. Dirinya bahkan tidak boleh melakukan aktivitas terlalu berat.
Orang tua adrion sudah mengetahui kondisi kesehatannya, dan tentu saja mereka sangat khawatir. Takut jika anak semata wayangnya itu kenapa napa. Namun adrion selalu menyakinkan orang tuanya agar tidak terlalu mengkhawatirkan akan kondisi yang dirinya alami.
Bahkan livia serta keluarganya tidak mengetahui penyakit yang adrion alami.
Adrion sengaja tidak memberitahu mereka akibat tidak mau merepotkan dan menghawatirkan kondisinya saat ini.Ada waktu dimana mereka akan tahu, tapi tidak untuk sekarang.
"Biar saya pikirkan dulu dok, kalau gitu saya pamit pulang" Ungkap adrion lalu berdiri berjalan keluar dari ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]
Fiksi Remaja"Ini janjiku, aku akan terus melindungimu walaupun aku mati sekalipun. " -mahen Dia mahen arga dermana, cowok yang terkenal akan ketampanan yang dirinya miliki. Susah untuk jatuh cinta namun sekalinya jatuh cinta ia akan terus menerus mengejar perem...