***
19:00
"Hoammm.... " Suara mulut menguap terdengar dari mulut Livia yang baru saja terbangun dari tidurnya.
Dengan sangat berat gadis tersebut membuka kedua matanya.
Mengamati ke sekelilingnya sebelum akhirnya dirinya terkejut, tentu saja.
Karna dirinya tiba tiba tertidur di ruang tamu tanpa ada sosok mahen di sana.Dengan perlahan Livia dengan pakaian seragam sekolahnya, mulai beranjak bangun dari sofa yang sedari tadi ia tiduri, memang sedikit pegal tertidur di atas sofa. Walaupun sofa yang Livia tiduri lumayan empuk tapi tubuhnya belum terbiasa tertidur di atas sofa. Tak heran bukan?
Langkah kakinya mulai berjalan ke arah dapur, tenggorokan gadis tersebut sangat kering, dirinya sekarang membutuhkan minum.
Sesampainya di dapur, livia melihat sang ibu yang tengah sibuk mengelap elap bagian dapur. Makan malam sudah siap tersedia di atas meja makan.
Aroma makanan sangat wangi yang mampu membuat perut Livia berbunyi kelaparan.
"Bu, mahen udah pulang?" Tanya Livia kepada ibunya.
"Udah lama pulang, ke sini cuman nganterin kamu yang ketiduran aja" Ucap sang ibu dengan wajah yang masih fokus mengelap elap dapur dan enggan menatap wajah putrinya.
"Hehehe, Livia kecapean mangkanya ketiduran tadi" Ucap Livia cengengesan dengan menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.
Tak ada percakapan dan hanya terjadi keheningan, Livia lalu berjalan ke arah kulkas untuk mengambil air.
*gluk... gluk... gluk... * suara itu yang keluar saat Livia tengah meminum airnya.
"Kayak manusia ga di kasih minum aja kamu" Ucap sang ibu yang mendengarnya.
"Mwehhehe, hawanya panas bu. Jadi Livia mudah kehausan" Setelahnya, gadis tersebut langsung pergi ke kamar, niatnya untuk saat ini adalah membersihkan badannya yang kotor.
Keringat dan bau badan sudah tercium di badan gadis mungil itu, yang membuatnya saja tak nyaman akan keadaan tubuhnya untuk saat ini.
Selesai mandi, Livia lalu berjalan turun dari tangga rumahnya menuju ke meja makan untuk menyantap makan malamnya.
Di sana sudah ada kedua orang tua Livia yang tengah duduk di meja makan. Di hadapannya telah tersajikan makanan makanan lezat.
"Malam yah, bu" Ucap Livia menyapa ke kedua orang tuanya dengan senyuman lebar yang menghiasi wajah cantiknya.
"Malam gadis kecil ayah, tadi gimana harinya?" Ucap balasan ayah Livia kepada putri semata wayangnya itu.
"Hari ini Livia baik kok yah, seruu banget malahan. Livia juga sempat jalan jalan sama mahen" Ayah Livia yang awalnya tengah sibuk menyantap makan malamnya, seketika terhenti. menghentikan kuyahan makanan yang berada di dalam mulutnya sebelum akhirnya bertanya sesuatu kepada Livia.
"Nak, kamu masih berhubungan sama laki laki itu? " Tanya ayah Livia menatap ke arah gadis tersebut dengan serius.
"Masih kok yah, kenapa emang? "
Tanya Livia keheranan."Dari penampilan laki laki itu, ayah curiga dia anak ga baik dan-" Belum selesai ayah Livia menyempurnakan ucapannya tiba tiba Livia memotong pembicaraan dari ayahnya itu.
"Ayah..... Udah berapa kali Livia bilang jangan suudzon, itu gabaik. Ayah cuman menilai mahen dari penampilan aja, ayah juga gatau kepribadian yang mahen miliki kayak gimana" Jelas Livia panjang lebar.
"Gausah berisik, abisin makanannya dulu" Mendengar ada kebisingan di meja makan membuat ibu Livia membuka suara.
Alhasil, ayah dan anak gadisnya seketika terdiam memakan makanannya masing masing.
10 menit pun berlalu, Livia sudah menghabiskan makan malamnya.
Dirinya berniat ingin beranjak dari kursi dan beristirahat di kamarnya selagi ingin memberistirahatkan badannya yang sangat pegal.Namun alih alih dapat beristirahat dirinya malah di panggil oleh sang ibu yang kini berasa di dapur tengah mencuci piring.
"Liv, mau kemana? " Tanya sang ibu dari arah dapur.
"Mau ke kamar bu, kenapa? Mau Livia bantu? " Livia mulai melangkah berjalan yang awalnya ingin ke arah tangga sekarang berbalik berjalan ke arah dapur.
"Engga kok, ibu cuman mau ngasih sesuatu" Ibu Livia lalu membasuh kedua tangannya yang penuh dengan busa sabun, setelahnya langkah kaki dari perempuan tua itu mengarah ke arah kulkas.
Tangannya seolah olah sedang mencari sesuatu dari atas kulkas putih itu.
"Nahhh ketemu, ibu kira hilang"
"Ibu cari apa sih? " Tanya Livia dengan perasaan anehnya.
Tak banyak bicara ibu Livia langsung menyodorkan sebuah kertas kecil yang sudah dilipat ke arah Livia.
Livia lantas terdiam menatap kertas tersebut.
"Ambil" Ucap ibu Livia menyuruh anak perempuannya untuk mengambil kertas tersebut.
"Ini kertas apa bu? "
"Ibu gatau itu kertas apa, ibu nemu di saku seragam sekolahmu. Dan ibu juga ga buka karna ibu tau itu privasimu, Kayaknya dari pacar gantengmu itu" Mendengar bahwa kertas tersebut dari mahen, Livia langsung mengambilnya dengan cepat.
"Makasih bu" Dengan cepat Livia langsung berlari ke arah tangga yang menuju ke arah kamar tidurnya dengan kertas kecil yang di pegang di tangan kanannya.
Ibu Livia pun hanya menggeleng gelengkan kepalanya keheranan akan kelakuan yang Livia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]
Teen Fiction"Ini janjiku, aku akan terus melindungimu walaupun aku mati sekalipun. " -mahen Dia mahen arga dermana, cowok yang terkenal akan ketampanan yang dirinya miliki. Susah untuk jatuh cinta namun sekalinya jatuh cinta ia akan terus menerus mengejar perem...