Bagian 12 ✅

170 5 1
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTARNYA KAKAK
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Kamu masih gamau lepasin pelukan aku? " Tanya Livia heran.

karena Mahen sedari tadi terus saja memeluknya tanpa mau melepaskan pelukannya, yang membuat Livia sedikit kesulitan untuk mengambil nafas.

"Lepasin" Ujar livia sambil mendorong dorong tubuh Mahen agar berhenti untuk memeluknya.

Akan tetapi. bukannya melepas pelukannya, Mahen malah semakin mengkencangkan pelukan tersebut.

"Mahennnn" Teriak Livia sesak.

"Bentaran doang" Timpal Mahen yang masih terus memeluk tubuh Livia.

"Lepasin, lepasin" Livia terus saja memberontak hingga dirinya berhasil keluar dan menghentikan pelukan tersebut.

"Ihhh lipia, kok gitu cih" Entah kenapa sekarang suara Mahen seperti suara yang di imut imutkan di depan Livia.
Yang membuat perempuan itu merinding mendengarnya.

"Ihhhh udahlah, jangan bersuara kek gitu. Jijik dengernya" Ujar Livia geli.

emang benar apa yang Ljvia ucapkan. Ia begitu jijik jika mendengar suara Mahen yang di imut imutkan.

"Kenapa cihh, gaboleh? " Tanya Mahen dengan nada bicara yang sama.

"Ahhh, udahlah. Pengen ke kelas aja aku"
Namun tangan Livia malah di pegang oleh Mahen cukup kuat, agar cewek tersebut tidak pergi ke mana mana.

"Apalagi? " Tanya Livia heran akan kelakuan cowok tersebut.

"Liv" Tiba tiba suara Mahen berubah,
Ada sesuatu yang cowok itu ingin sampaikan kepada livia. Tetapi dirinya bingung harus mengungkapkan dengan cara seperti apa.

"Kalau aku nembak kamu sekali lagi, apakah kamu mau?"

*deg.....*
Lagi lagi detak jantung Livia menjadi tidak karuan. Jantungnya berdebar dengan sangat kencang. Bahkan untuk mengambil satu tarikan nafas saja seperti sangat berat untuk Livia lakukan.

"Liv, aku benar benar sayang sama kamu, aku gamau cuman bisa jadi teman kamu doang, aku mau lebih dari itu"

Detak jantung Livia berdetak lebih cepat. Ada keringat yang membasahi kening perempuan itu.

Livia hanya bisa terdiam dan menatap mata Mahen dengan tatapan yang sangat dalam, seolah olah sedang mencari kebohongan di mata laki laki tersebut. Namun yang dirinya lihat hanyalah tatapan ketulusan.

cowok dengan tubuh atletis dan wajah tampan. sedang menyatakan perasaan kepada seorang gadis cantik yang baru saja bersekolah di sana beberapa hari yang lalu.

Mahen arga dermana, cowok yang terkenal sangat dingin dengan semua perempuan di sekolahnya itu sekarang baru saja menyatakan perasaannya untuk yang kedua kalinya kepada seorang gadis yang baru saja ia temui beberapa hari yang lalu.

Ia memang sangat bodoh dalam mencintai seseorang, ia saja tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk menyatakan perasaannya itu.

Namun disisi lain Mahen juga berfikir, untuk apa dirinya menaruh dan menyimpan perasaan ini dengan sangat lama hingga nanti dirinya mengungkapkannya sendiri.
Jadi lebih cepat lebih baik bukan?

"Aku-" Ucap Livia gugup.
"A-Aku juga suka ka-kamu"timpal Livia terbata bata, sebenarnya dirinya begitu malu untuk mengatakan satu kalimat itu.

Tapi bagaimanapun, ia tidak ingin membuat Mahen kecewa, ia menghargai kelakuan cowok tersebut kepadanya.
Saat Mahen membantunya, menjaganya, dan melindunginya, hal itu cukup membuat hati Livia bergetar. Dan menerima perasaan Mahen untuk yang kedua kalinya.

"Kamu beneran? " Tanya Mahen dengan mulut yang menganga tak percaya. Pasalnya dalam pikiran Mahen, pasti dirinya akan di tolak secara mentah mentah oleh Livia. Namun ternyata salah.

"Iyaa" Jawab Livia dengan nada halus dan tak lupa dengan senyuman tipis yang menghiasi wajah cantiknya.

Untuk yang kedua kalinya juga, Mahen memeluk Livia dengan sangat kencang dan membuat Livia menjadi kesulitan bernafas.

Tak lama dari itu Mahen melepaskan pelukannya, dan tangan kekarnya mulai memegang pipi Livia secara lembut.

"Sayang? Aku boleh panggil kamu dengan sebutan itu kan?"
Tanya Mahen dengan mata yang berkaca kaca. Kejadian hari ini seperti mimpi baginya. Mahen tidak akan melupakan kejadian dimana hubungan mereka dimulai. Kejadian di rooftop sekolah merupakan awal hubungan yang indah bagi mereka berdua.

"Boleh" Jawab gadis tersebut dengan senyum yang masih tergambar di wajah cantiknya.














POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang