Bagian 45

62 5 0
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTARNYA KAKAK~
.
.
.

HAPPY READING
.
.
.

Setelah pertengkaran konyol yang mahen dan Livia lakukan di rooftop sekolah, Livia langsung melangkah pergi meninggalkan mahen yang masih terdiam di tempat tak bergerak sedikitpun.

Laki laki itu memang selalu mengganggu waktu istirahatnya. Bahkan untuk saat ini Livia sangat-sangat tidak mau lagi jika harus kembali ke kantin dan menghabiskan makanan yang belum sempat dirinya habiskan.

Mau di taruh dimana muka gadis tersebut setelah rengekan tak jelas yang  mahen lakukan di kantin barusan.

Yang mengakibatkan banyak mata menatap ke arah mereka berdua.

Sikap mahen memang benar benar sudah gila, di pikiran Livia sekarang. Dirinya hanya ingin kembali ke kelas dan menghabiskan Waktu istirahatnya hanya untuk dengan berdiam diri tanpa mau keluar kelas sedikitpun.

Gadis tersebut berjalan dengan sangat cepat tanpa menghiraukana orang-orang yang melihatnya aneh sedari tadi.

Wajah yang menunduk ke bawah dan di tutupi oleh rambut panjangnya yang membuat Livia tidak bisa melihat ke depan atau ke adaan di sekitarnya. Hingga tubuh mungil gadis tersebut. Menabrak sesuatu di hadapannya dengan cukup kencang yang membuat tubuh Livia hampir saja terjatuh ke lantai.

"Maaf, aku benar benar minta maaf" Ucap Livia masih dengan wajah yang menunduk.

"Gapapa kok sayang" Satu tangan berhasil mengelus ngelus pipi Livia dengan tidak sopan yang membuat Livia menjadi jengkel dan tidak nyaman.

Tangan kekar tersebut memegang dagu Livia agar gadis tersebut mendongakkan kepalanya. Yang semakin membuat Livia merasa sangat aneh dan marah.

Mata mereka saling tatap menatap yang membuat livia melotot tak percaya, dan melangkah mundur mengambil jarak dan tidak mau terlalu dekat dengan orang tersebut.

"Kenapa darling? " Tanya laki laki di hadapannya keheranan.

"Al-alvino"

Yaa, dia alvino. Musuh bebuyutan kekasihnya.
Alvino hanya menjawab dengan sebuah senyuman meremehkan.

"Kok menjauh sih, mau kemana? "
Lagi lagi alvino berani membuat gadis tersebut ketakutan.
Alvino terus melangkah mendekat ke arah livia dan sedangkan gadis itu malah sebaliknya.

Hingga tangan milik cowok brengsek itu berhasil memegang tangan livia dengan cukup kencang.

"Hey, mau kemana darling? "
Ucap alvino dengan wajah yang mendekat ke wajah livia, yang membuat gadis tersebut memejamkan matanya ketakutan.

Tetesan keringat mulai mengalir di dahi dan tubuh gadis tersebut. Dirinya tidak tahu apa yang akan laki laki itu lakukan kepadanya.

"BRENGSEK!!! " Satu tendangan kaki mendarat tepat di perut alvino untuk yang kedua kalinya. Namun, orang tersebut bukan mahen, melainkan adrion.

"Hish, bullshit" Ringis alvino kesakitan tak lupa sambil memegang perutnya.

"APA APAAN LOH!!! MAU NYARI MASALAH?? " Adrion sekarang benar benar marah. Muka laki laki itu berwana merah padam dengan rahang yang mengeras.

"HEH!! Lo itu cuman murid baru disini, gausah sok belagu. Tau apa lo sama urusan gw dan cewek itu? " Tangan alvino menunjuk ke arah livia, kata kata yang keluar dari mulut cowok brengsek itu seolah olah sedang mengejek dan mengucilkan adrion.

"Heh, GW UDAH KENAL LIVIA LAMA!! JAUH SEBELUM DIA PINDAH SEKOLAH KESINI!! " Adrian dengan kasar langsung menarik kerah baju seragam alvino hingga membuat wajah mereka cukup dekat.

Adrion seolah olah kehilangan kendali untuk menahan amarahnya, laki laki itu sekarang sangat sangat murka.

"LO JANGAN BERANI DEKETIN DAN GANGGU LIVIA LAGI!! ATAU LO MAU LAWAN GW? HAH? " Bentak adrion di hadapan wajah alvino dengan kemurkaan di setiap nada bicaranya.

Namun, bukannya takut. Wajah alvino malah biasa saja, tidak ada ekspresi takut atau semacamnya. Hanya ada ekpresi wajah datar dengan mata yang menatap lekat ke arah mata adrion.

"LO KALO MAU NYARI GARA GARA SAMA GW???AYOO!!! GW GA TAKUT!! "
Adrion langsung melepaskan genggaman tangan dari Kerah baju alvino dengan kasar, yang membuat tubuh dan jarak laki laki tersebut menjauh dari dirinya.

POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang