"Ma-maaf.... Gausah berlagak ga ngerti, kamu pasti marah kan? Cuman...... gamau nyari masalah untuk saat ini" Mahen mulai terdiam, kata-kata yang Livia ucapkan barusan membuat laki-laki bertubuh atletis itu membeku, tak tau mau menjawab apa, akhirnya Mahen langsung mengalihkan pembicaraan.
"Haa? ehh....... Pulang sekarang ini udah sore. Nanti orang tuamu khawatir" Tangan kekar milik laki laki tampan itu seketika langsung menarik tangan mungil livia berjalan menuju ke arah sepeda motor hitam miliknya.
"Ayoo naik, malah bengong" Ucap Mahen saat melihat livia masih berdiri tak mau menaiki sepeda ninja hitam tersebut.
"Mahen.... Aku pengen ketemu Adrion, gimana kalau kita pergi kerumahnya sekarang. " Mahen mulai terdiam kembali. Matanya kembali menengok ke arah wajah livia yang menunduk.
"Kamu bisa gasih jangan ngebahas cowok itu di depan aku? Apa jangan jangan kamu cinta sama laki laki brengsek itu? " Wajah Mahen mulai memerah, amarah yang sedari tadi laki laki itu pendam seketika buyar meledak begitu saja.
Livia mulai memberanikan diri menatap ke arah wajah Mahen.
"Aku cuman kangen sama dia, aku ga bermaksud apa-apa. Aku cuman khawatir...... "
"Khawatirin aja terus laki-laki ga berguna itu. Kamu ga lihat saat kamu kenapa napa siapa orang pertama yang sigap nolongin kamu? AKU LIVIA AKU....." Livia mulai kaget melihat bentakan yang Mahen ucapkan kepadanya.
"Naik sekarang, jangan buat aku makin marah sayang" Bukannya bergerak menaiki sepeda motor ninja milik Mahen, Livia malah masih membeku terdiam di tempatnya dengan mata yang masih menatap Mahen dengan tatapan kosong.
"LIVIA PUTRI ACELIA!! " Bentak Mahen sekali lagi membuat Livia kaget kembali dan langsung menaiki sepeda motor tersebut.
Tak biasanya laki-laki bertubuh atletis itu menaikkan nada bicaranya saat sedang berbicara dengan Livia kekasihnya. Tapi apa yang Mahen lakukan sekarang, sungguh membuat gadis cantik itu kaget dan tak percaya.
Di sepanjang perjalanan Livia hanya terdiam tak seperti biasanya yang selalu mengecoh tak jelas tanpa henti. Membicarakan banyak hal hal random kepada Mahen, namun sekarang berbeda. Hanya ada keheningan dan keheningan.
Mahen yang menyadarinya langsung segera mengambil satu tangan Livia dan mengelus elus tangan lentik milik gadis cantik tersebut dengan lembut, dan satu tangan lainnya masih fokus memegang pegal gas sepeda motornya.
"Maaf..... " Livia masih terdiam akan kelakuan yang Mahen lakukan. Matanya kembali menatap ke arah wajah laki laki tampan tersebut.
Waktu seperti berhenti, beberapa menit mulai berlalu tanpa Livia sadari. Yang dimana tangannya masih terus saja di belai dengan lembut oleh tangan kekar milik Mahen.
Tatapan mata gadis tersebut tak henti hentinya menatap ke arah wajah tampan kekasihnya itu.
Saat menyadari dengan apa yang Mahen lakukan. Seketika Livia langsung menarik tangannya dengan kasar dan seketika langsung memeluk tubuh Atletis milik Mahen dengan sangat erat. Menyembunyikan wajah merahnya di balik punggung sigap milik Mahen.
Aroma tubuh Mahen dapat Livia cium untuk saat ini. Mata gadis tersebut pelan pelan mulai terpejam.
Mahen yang merasakan Livia mulai tak bersuara dan tidak ada pergerakan Lalu mulai bertanya kepada sang kekasihnya itu "Sayang..... Are you okay?"
Merasa tidak ada jawaban, Mahen kembali mengelus elus kedua tangan Livia yang melingkar di punggungnya.
"Pegangan yang erat yaa"
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]
Fiksi Remaja"Ini janjiku, aku akan terus melindungimu walaupun aku mati sekalipun. " -mahen Dia mahen arga dermana, cowok yang terkenal akan ketampanan yang dirinya miliki. Susah untuk jatuh cinta namun sekalinya jatuh cinta ia akan terus menerus mengejar perem...