JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTARNYA KAKAK
.
.
.HAPPY READING
.
.
.Pintu UKS mulai terbuka, membuat mahen dan Adrion yang sedari tadi tengah sibuk dengan percakapannya, seketika menatap aneh ke arah ratu.
Ratu-pun hanya bisa menatap ke mereka dengan senyuman cengingisan yang cukup aneh.
"Ngapain lo kesini" Ucap mahen dengan sangat ketus, seolah olah sangat tidak menginginkan keberadaan ratu di sana.
"Ha-Hah? A-aku cuman mau ngantar tas livia" Ratu lalu memperlihatkan tas livia yang sedang perempuan itu pegang di tangannya.
"Taruh aja disitu, kalau gada hal penting lagi. Silahkan keluar" Tutur ucapan yang mahen ucapkan kepada ratu, mampu membuat gadis tersebut sedikit jengkel. Pasalnya, dirinya sudah memiliki niatan baik yaitu mengantarkan tas livia kesana.
"A-aku mau ketemu livia boleh? " Tanya ratu dengan sedikit ketakutan.
siapa yang tidak takut jika di tatap oleh seseorang dengan tatapan yang sangat tajam dan seolah olah sedang mengancam.
"Engga, dia lagi butuh istirahat" Ucap mahen tanpa banyak berpikir.
Adrion hanya terdiam di tempat tanpa mau bersuara sedikitpun, pikirannya sangat berisik untuk saat ini. Kekhawatiran tentang keadaan livia terus saja membuat pusing kepalanya.
"Ma-mahen" Livia terbangun dari tidurnya. Nama yang pertama kali ia panggil adalah nama mahen kekasihnya sendiri, sekarang Livia benar benar sangat tergantung kepada laki laki tersebut, rasa nyaman sudah berhasil membuat diri Livia luluh.
"Liv, kamu udah bangun? Kamu gapapa kan?" Adrion langsung menghampiri Livia dan mendekati gadis tersebut.
"Apa? Gapapa kata loh? Lo ga lihat kondisi cewek gw kayak apa sekarang? " Mahen langsung memberikan omelan kepada adrion. Namun, laki laki tersebut hanya terdiam dan tak mau menggunakan emosinya untuk saat ini.
Dan sedangkan ratu, gadis tersebut masih berdiri mematung tak bergerak sedikitpun. Matanya hanya menatap canggung ke arah Adrion dan mahen.
"Hey, hati hati. Aku gamau kamu kenapa napa" Mahen sontak membantu Livia untuk duduk. Tubuh gadis cantik itu sangat lemas. Bahkan untuk duduk saja seperti tak mampu.
"Kita ke rumah sakit aja kalo gitu yaa? Gada penolakan pokoknya, aku gamau kamu kenapa napa" Melihat tubuh Livia yang sangat lemas, dengan wajah pucat nya membuat mahen sangat sangat khawatir.
"Engga, aku baik baik aja kok. Aku cuman kelaparan aja paling" Livia sangat tidak suka jika harus merepotkan seseorang. Apalagi sampai membuat orang tersebut merasa khawatir akan kondisinya.
"Gausah ngebantah, ayo aku antar ke RS" Mahen langsung mengangkat tubuh Livia menuju Ke parkiran sekolah.
"Ihhh mahen..... Turunin aku gak, aku gapapa" Livia terus saja memberontak di gendongan laki laki tersebut.
"Gausah ngebantah, diem Atau....... kamu mau aku cium ? Hah? " Mendengar ucapan mahen barusan, membuat Livia malu mendengarnya. Pipinya sekarang bersemu merah. Dengan satu tangan yang memukul dada mahen pelan.
Mahen pun hanya tersenyum semringan, seolah olah seperti orang yang sedang tidak melakukan kesalahan.
"Apaan sih" Namun berbeda dengan Livia, perempuan tersebut merasakan seperti jantungnya sedang hampir jatuh akibat ucapan aneh yang mahen ucapkan kepadanya.
Adrion hanya terdiam di sana bersama dengan ratu di dalam ruangan UKS yang sangat sepi hampir tidak ada suara sedikitpun.
"Hmm, kamu mau nyusul mereka? " Tanya ratu Memecahkan keheningan yang terjadi.
"Tentu, lo mau ikut? " Adrion lalu berjalan melangkah keluar dan diikuti oleh ratu di belakangnya.
"Boleh? "
"Boleh, ayo buru" Dengan cepat adrion langsung meninggalkan ratu yang masih tengah sibuk mengikat tali sepatunya.
"WEHHH TUNGGUIN NAPA" Teriak ratu kearahnya.
"BURU, CEPETAN!! " Ucap adrion dengan teriakannya tanpa menoleh ke arah ratu yang masih cukup tertinggal jauh dari belakang.
"Hishh.... " Dengus ratu kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]
Teen Fiction"Ini janjiku, aku akan terus melindungimu walaupun aku mati sekalipun. " -mahen Dia mahen arga dermana, cowok yang terkenal akan ketampanan yang dirinya miliki. Susah untuk jatuh cinta namun sekalinya jatuh cinta ia akan terus menerus mengejar perem...