Bagian 61

13 2 0
                                    

"Kenapa diam aja Liv? Makan dong. Mama udah masakin masakan kesukaanmu loh" Mendengar ucapan dari Agesia ibunya, Livia langsung terkejut, membunyarkan pikiran pikiran sedihnya dan lalu tersenyum ke arah sang ibu.

"Iya bu" Jawab Livia singkat sebelum akhirnya dirinya mengambil nasi goreng tersebut dan menaruh ke piring putih miliknya.

"Ngomong - ngomong tentang Adrion, dia kemana sekarang? Mama udah gapernah lihat dia. Hubungan persahabatan kalian baik - baik aja kan?"
Saat Livia hendak ingin memakan sarapannya, seketika gadis tersebut terdiam kaku. Seperti tak tahu harus menjelaskan tentang apa kepada ibunya, akan kondisi menghilangnya Adrion saat ini.

"Ad-adrion ada kok ma, cuman gapernah main kesini aja. Besok-besok Livia ajak main kesini lagi" Ucap Livia pelan, hatinya begitu berat jika harus membohongi ibunya sendiri. Tapi mau bagaimanapun Livia tak mau memberi tahu akan keadaan Adrion kepada Agesia.

"Owalah, ajak kesini yaa. Mama udah kangen banget sama anak itu. Biarpun Ibu sama Ayah banyak masalah sama orang tua Adrion, tapi kalian harus terus berteman, jangan kayak kita. " Mendengar ucapan dari Agesia, Livia hanya mampu tersenyum mengiakan.

***

"LIV, LIVIA!!! " Teriakan kencang dari seorang perempuan, bergema terdengar di lorong sekolah.
Livia sontak membalikkan tubuhnya dan melihat Ratu tengah berlari kencang kearah dirinya.

Suasana pagi hari itu di sekolah Livia masih cukup sepi, mungkin karna Gadis tersebut terlalu cepat berangkat sekolah? Entahlah.

"Kenapa? Kebiasaan kalau manggil gabisa pelan - pelan."
Nasehat Livia singkat kepada sahabatnya itu.

"Ahhh ga penting soal itu, aku cuman mau ngasih tau sesuatu. Kamu udah tau blom?" Ujar Ratu dengan nafas yang masih ngos-ngosan. Keringat pun masih mengalir di dahinya.

"Hah? Soal apa?" Tanya Livia heran.

"Alahhh kebiasaan nih anak, mangkanya kamu harus 24 jam megang HP. Jadinya yaa gini, ketinggalan gosip besar. "

"Gosip? Gosip apaan? Masih pagi ini, jangan ngebahas hal - hal yang ga penting" Tak terlalu memerdulikan ucapan Ratu, Livia langsung berjalan meninggalkan Ratu dengan nafas ngos-ngosannya.

"IHHH LIV, LO JAHAT YAK" Teriak Ratu saat melihat Livia seperti acuh tak acuh akan ucapannya barusan. Seperti Ratu memberitahukan sesuatu yang tak terlalu penting kepadanya.

"Cepet ahhh, jan bikin heboh pagi-pagi" Ucap Livia dengan kepala yang enggan menoleh ke arah Ratu.

"HEH DENGERIN AKU DULU" Dengan cepat, Ratu langsung menarik tangan Livia dengan cukup kencang. Yang membuat gadis tersebut seketika sedikit tertarik dan membuat langkahnya terhenti.

"Apa lagi sih, bicara di kelas aja"

"SHUTT SHUTT SHUTT, AKU MAUNYA BICARA DISINI" Ratu mulai menarik nafas panjang. Dengan tangan yang menutup mulut Livia dan lalu matanya mulai menatap ke arah kedua bola mata gadis tersebut dalam-dalam, sebelum akhirnya dirinya mengucapkan satu kalimat yang membuat hati Livia sedikit penasaran dibuatnya.

"Mahen, mahen lo-"
Jeda beberapa detik ucapan Ratu, mulutnya seperti sangat berat ingin mengucapkan satu kalimat itu kepada Livia, tapi jika Livia tak tahu mengenai masalah ini, pasti gadis tersebut tidak akan tau mengenai sikap lain dari kekasihnya itu.

"Mahen kamu pemabuk, aku.... Aku sebenarnya gamau ngebicarain ini, tapi aku rasa kamu sebagai pacar Mahen harus tau tentang sikap aslinya" Jelas Ratu panjang lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 21 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang