Bagian 25

142 6 1
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTARNYA KAKAK
.
.
.

HAPPY READING~
.
.
.

Adrion pun tidak ambil diam, ia juga merasa marah saat melihat sahabatnya itu di tarik dengan kasar oleh laki laki lain yang sebenarnya Adrion tidak pernah melakukan hal hal seperti itu kepada livia.

"HEH!!! LEPASIN TANGANMU ITU!! "
Bentak Adrion kepada mahen.

"Lo gausah ikut campur"
Ucap mahen dengan mata yang menatap ke arah Adrion.

"Apa? Gausah ikut campur? Aku berhak ikut campur akan masalah kamu dengan livia!! "
Namun mahen tidak mendengarkan ucapan dari Adrion melainkan ia malah menarik paksa livia agar ikut bersamanya untuk pulang.

"EHH BRENGSEK!! LO DENGER UCAPAN GW GASIH? APA LO BUDEK? LEPASIN TANGAN NAJISMU ITU DARI LIVIA!!"

Mahen langsung melepaskan tangannya dari tangan livia dan berjalan ke arah Adrion.

Kali ini Livia tidak tau harus berbuat apa. Ia hanya diam melihat percekcokan antara mahen pacarnya dengan Adrion sahabatnya.

*bugh... *
Pukulan tepat mengenai perut Adrion yang membuat cowok tersebut tersungkur.

"Hah? Adrion!! "
Livia lalu berlari ke arah Adrion, tetapi tangannya dengan cepat di tangkap oleh mahen.

"Lo gausah tolongin dia, atau lo tau akibatnya"
Ancam mahen kepadanya.

Adrion pun  mulai berdiri sambil memegang perutnya yang kesakitan. Ia tidak akan menyerah semudah ini jika harus berurusan dengan orang lain.

"Lo kalau punya masalah sama gw jangan bawa bawa Livia. Lepasin dia. kita by one di sini kalau lo mau"

"Oke, siapa takut" Mereka mulai melakukan angan angan untuk memulai perkelahian

*bughh... *
Satu pukulan tepat mengenai wajah mahen, yang membuat ia hampir saja terjatuh akibat pukulan kuat dari Adrion.

Sebenarnya Adrion bukan orang yang gampang tersulut dalam amarah, apalagi
sampai berkelahi seperti ini. Livia sampai heran dan kaget melihat sikap Adrion saat ini.

Mahen pun membalas pukulan dari Adrion secara bertubi tubi yang membuat cowok tersebut tersungkur tak berdaya.

"UDAHHH PLISS JANGAN BERTENGKAR LAGI!! KUMOHON!!!! "
Tangis Livia membuat mahen seketika menghentikan pukulannya.

Ia menatap ke arah Livia dengan tatapan yang sulit sekali di artikan. Melihat perempuan yang ia cintai menangis karna ulahnya Sungguh sangat menyakitkan baginya. Tetapi mahen memang orang seperti ini. Ia sangat sulit mengkontrol amarahnya sendiri.

tadi pagi,beberapa menit kemudian setelah Livia pergi ke mall bersama adrion. mahen pergi ke rumah Livia dengan maksud ingin memberi kejutan kepadanya. Tetapi saat sampai di rumahnya, orang tua Livia memberitahunya bahwa Livia pergi ke mall bersama sahabatnya.

Mahen berpikir bahwa sahabat yang di maksud orang tua Livia merupakan ratu, ia marah karna Livia tidak memberitahunya jika ia akan pergi jalan jalan untuk hari ini.

Tetapi saat mahen sudah sampai di mall,ia melihat ratu seperti terburu buru ingin pergi ke suatu tempat.

Mahen pun memanggilnya dan langkah ratu seketika terhenti akibat teriakan dari mahen.

"Ratu!! "

"Loh mahen juga kesini?"

"Iyaa, Livia mana? "

"Livia masih ada di dalam mall sama adrion"

"Hah? Adrion? Siapa dia? "

"Adrion adalah sahabat kecil Livia, kita baru aja selesai jalan jalan, tapi aku harus pulang duluan karna ada les. Yaudah yaa aku pulang dulu kalo gitu"
Ratu langsung meninggalkan mahen tanpa menunggu jawaban dari cowok tersebut. Karna ia sudah benar benar hampir telat untuk berangkat ke les pianonya itu.

"Adrion, sahabat? Livia berani sekali punya sahabat cowok. Lihat aja nanti"

Mahen pun menunggu mereka berdua di parkiran mall. Sampai terlihat sosok Livia dengan cowok tampan yang memiliki rambut merah. Mahen langsung menebak siapa cowok yang berada di samping kekasihnya itu.
Jadi mungkin hal ini yang membuat ia murka.

Kedatangan Livia di hidupnya benar benar mampu mengubah sikapnya. Dia sekarang sangat posesif, cemburuan, dan bahkan mudah sekali terhanyut dalam amarah.





POSSESIVE BOY ( Tahap Revisi ) [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang