Bagian 1

252 18 32
                                    

"Selamat pagi dunia!" sapa seorang remaja bernama Leoni Arella yang baru bangun dari tidurnya. Jam dinding menunjukkan pukul 04.15 WIB. Masih banyak waktu untuk melakukan aktivitas sebelum berangkat ke sekolah.

 "Udah bangun? Sholat dulu sana."

 "Iya yah,"Ara pergi ke kamar mandi mengambil air wudhu. Kembali ke kamarnya untuk menunaikan Sholat subuh. Setelah selesai sholat, Ara bergegas menuju dapur.

 "Huft...kangen dimasakin mama. Ternyata ngurus rumah tuh nggak gampang."

Kepergian mamanya membuat Ara menggantikan peran mamanya. Sebenarnya dia sudah terbiasa membantu mengerjakan pekerjaan rumah sewaktu mamanya masih ada. Tetapi kini, dia harus belajar menghandle sendiri. Tidak semuanya, karena dia berbagi tugas dengan ayahnya.

"Jangan ngelamun kalau lagi masak!
Nanti gosong masakannya."

"Astaghfirullah! Ayah ngagetin aja deh!"

"Nah kan ngelamun. Mandi sana biar ayah yang melanjutkan masaknya."

Ara melirik jam dinding. Waktu menunjukkan pukul lima lebih. Dia mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi. Selagi Ara bersiap-siap mamakai seragam sekolah, ayahnya menyiapkan sarapan.

"Sarapan dulu, ini bekalnya jangan lupa dibawa," ayah menyodorkan kotak bekal. Ara mengambil kotak bekal tersebut dan duduk di meja makan memakan sarapannya. Setelah selesai, dia pergi ke dapur untuk mencuci piring bekas sarapannya.

 "Sudah selesai sarapannya?"

"Sudah yah. Ara berangkat ke sekolah dulu, Assalamualaikum," Ara mengambil tangan kanan ayahnya. Mencium punggung tangan ayahnya untuk bersalaman.

"Iya, Waalaikumsalam. Hati-hati di jalan."

  "Dadah ayah! "
   
  Ara malambaikan tangan kepada ayahnya dan dibalas lambaian tangan oleh ayahnya.

"Anak itu, ayah harap kamu benar-benar sudah ikhlas dengan semuanya," Ayah Ara bergumam sambil menatap punggung anaknya yang perlahan hilang dari pandangannya.

Assalamualaikum, happy reading. Maaf kalau masih banyak kekurangan. Soalnya ini cerita pertamaku.

Dua Peran (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang