🦋(・∀・)🦋
BRAK!
Pintu kelas XI IPA 1 dibuka secara kasar. Sang pelaku tak lain adalah ketua kelas mereka sendiri. Seisi kelas menatap tajam ke arah Rafa.
"Hehehe... Peace, gue ada pengumuman penting!"
"Pengumuman apaan?" tanya Syifa bendahara kelas mereka.
"Pengumumannya adalah..."
Rafa menjeda ucapannya. Membuat mereka menunggu kelanjutan ucapan Rafa dengan wajah penasaran.
"Nunggui, ya?"
"Ck! Cepetan kasih tau!" kesal Rendi.
Iya - iya, sabar napa. Pengumumannya adalah... HARI INI KITA JAMKOS GUYS YUHUU!"
Seisi kelas bersorak riang karena terselamatkan dari kuis matematika peminatan.
' Alhamdulillah Ya Allah doa gue terkabul '
' Kepala gue nggak jadi ngebul '
' Rezeki anak sholeh '
Begitulah kira-kira ucapan anak kelas XI IPA 1. Hari ini memang semua kelas jam kosong karena para guru sedang mengadakan rapat. Suasana kelas berubah menjadi ramai seperti pasar. Mereka sibuk dengan kegiatan masing - masing. Bahkan Niel dan Arsa sudah ikut konser dengan teman yang lain.
"Kenapa?" Zergan menepuk pundak Galen."
Galen menggelengkan kepalanya, Zergan menghela nafasnya. Memang dari mereka bertiga hanya Zergan yang paling tau sifat Galen karena mereka berteman sejak kecil.
"Ada masalah?"
Akhirnya Galen menceritakan obrolannya dengan bundanya. Obrolan Galen dengan Ara sewaktu di taman. Zergan mendengarkan cerita Galen tanpa menyela ucapan pemuda itu.
"Ucapan bunda lo benar."
"Terus gue harus gimana?"
"Tanpa lo cari tau, dia bakal cerita sendiri."
Galen menaikkan alisnya, ia tidak mengerti maksud ucapan Zergan.
"Maksud, lo?"
"Rasa nyaman."
❤(◍•ᴗ•◍)❤
Keadaan di kelas X IPA 4 tidak jauh berbeda dengan kelas XI IPA 1. Ara sedang anteng membaca novel dengan Azza di sebelahnya yang sedang memainkan handphonenya
"Ouh ya Ra, gimana caranya lo bisa kenal kak Galen?"
Ara menghentikan aktivitasnya membaca novel. Dia mengalihkan pandangannya menatap ke arah Azza.
"Ternyata kamu masih inget."
"Ya Iyalah! Lo janji mau cerita, tapi nggak jadi-jadi."
"Huft... Sebenarnya aku males ceritain."
"Janji adalah hutang. Jadi, lo berhutang cerita sama gue!"
"Iya-iya, jadi..."
Ara menceritakan awal pertemuannya dengan Galen dari dirinya yang diantar pulang Galen, sampai gadis itu diajak ke rumah pemuda itu, mengobrol dengan bunda Galen dan bermain dengan Fara. Azza membuka mulutnya tidak percaya, seorang Galen mengajak sahabatnya ke rumah pemuda itu yang notabenya bisa dibilang belum lama kenal.
"Biasa aja reaksinya!" ucap Ara sambil menutup mulut Azza.
"Lo nggak bercanda kan, Ra?"
"Emang muka aku kelihatan bercanda?"
"Ya nggak sih. Cuma aneh aja, kayaknya kak Galen suka sama lo deh."
"Nggak mungkin!"
"Kalau beneran gimana?"
Ara mengendikkan bahunya. Dia kembali melanjutkan membaca novelnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/365549884-288-k178780.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Peran (REVISI)
Fiksi RemajaLuka enam tahun masih menganga. Kini harus berusaha untuk menyembuhkan luka yang sama. Menjalankan perannya sendiri dan berusaha untuk dapat menggantikan peran yang hilang. Leoni Arella, seorang remaja yang mendekap lara. Mencoba sembuh agar lebih b...