"Bersaing dengan orang lama di hatimu memang tidak mudah. Tapi, bukan Cinta namanya jika tidak berjuang. Apapun konsekuensinya, aku siap menerima"
- Arsaland
Happy Reading.
.
.
."Raina, tunggu! Arsa berusaha berlari mengejar Rain yang sedang berjalan membawa setumpuk buku untuk dibawanya ke perpustakaan
Rain yang mendengar namanya dipanggil, lalu menghentikan langkahnya. Gadis itu berbalik ke arah belakang. Ia dapat melihat kakak kelas sekaligus sahabat Kak Al nya sedang berlari ke arahnya. Rain menaikkan alisnya.
Saat sudah di depan Rain, Arsa berhenti berlari sambil berusaha mengatur nafasnya.
"Ada apa, Kak?"
"Lo mau ke perpustakaan?"
"Iya" jawab Rain seadanya
"Sini, gue bantu" Arsa meraih beberapa buku dari tangan Rain
"E-eh, nggak usah Kak"
"Gapapa, ayo" Arsa berjalan terlebih dahulu meninggalkan Rain yang masih berusaha mencerna kejadian barusan
Setelah tersadar, Rain melanjutkan langkahnya mengejar Arsa yang sudah berjalan di depannya. Sekarang, gadis itu berjalan di samping kiri Arsa. Tidak ada obrolan selama perjalanan menuju ke perpustakaan.
Karena, Rain sendiri memang tidak terlalu dekat dengan Arsa. Hanya waktu itu, Arsa pernah mengajari dirinya tentang bagaimana caranya Passing Atas sewaktu kelasnya digabungkan dengan kelas X IPA 4 pada saat olahraga. Kelas yang ditempati sahabatnya, Ara dan Azza.
Namun sekarang, tiba-tiba pemuda itu mendekati dan membantu dirinya membawa buku ke perpustakaan.
Saat sudah sampai di perpustakaan, kedua remaja itu berjalan menuju salah satu rak khusus untuk menyimpan buku ajar Mata Pelajaran Biologi. Guru pengampu yang mengajar di kelas Rain tadi, meminta tolong gadis itu untuk mengembalikan buku ke perpustakaan setelah pembelajaran selesai. Karena, guru tersebut ada kepentingan mendadak.
"Bukunya taruh disini?" tanya Arsa sambil menata buku tersebut di rak buku
Rain menoleh ke arah Arsa lalu mengangguk "Iya, Kak". Gadis itu kembali melanjutkan menata buku yang berada di tangannya.
Setelah semuanya sudah beres, Rain melangkahkan kakinya berniat ingin kembali ke kelas. Walaupun setelah pembelajaran Biologi kelasnya jam kosong, ia lebih memilih berdiam di kelas dengan Cia. Teman sebangku, sekaligus sahabatnya itu.
Seharusnya, setelah pelajaran Biologi, Mata Pelajaran selanjutnya adalah Bahasa Indonesia. Namun, setelah pembelajaran selesai ada guru piket yang masuk ke dalam kelas X IPA 6. Beliau mengatakan bahwa, guru yang mengampu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia berhalangan hadir.
Langkah Rain terhenti karena Arsa mencekal tangan kanan miliknya. Gadis itu sedikit tersentak.
"Tunggu, lo mau balik ke kelas?"
"Iya. Kenapa ya, Kak?"
"Masih ada pelajaran selanjutnya?"
Rain mengangguk lalu menggeleng, Arsa yang melihat itu bingung.
"Jadi, yang bener gimana?"
"Masih ada Pelajaran Bahasa Indonesia. Tapi, gurunya nggak masuk"
"Hah... Gitu. Yaudah, duduk aja di sini, sambil ngadem" ucap Arsa sambil melepas cekalan tangannya dari Rain
"T-tapi, Kak..."
"Duduk dan temenin gue!" balas Arsa sambil mendudukkan Rain di salah satu bangku perpustakaan
Rain sendiri hanya pasrah karena pemuda itu mendudukkan dirinya dengan sedikit paksaan. Setelah Rain duduk, Arsa mendudukkan diri di bangku sebelah kanan.
"Rain, gue mau ngomong"
"Mau ngomong apa, Kak?"
Arsa mengatur nafasnya sebelum berbicara. Semalaman, pemuda itu sudah membulatkan tekadnya. Ia siap menerima apapun konsekuensinya. Rain sendiri, masih menunggu kelanjutan ucapan dari Arsa sambil menatap pemuda itu dengan raut wajah bingung.
"Gue suka sama lo. Lo mau jadi pacar gue?" ucap Arsa dengan tegas
"Kak?"
.
.
.Tbc
Tunggu chapter selanjutnya~
Semangat dan jangan lupa bahagia!!!👋🏻💕
Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Peran (REVISI)
Подростковая литератураLuka enam tahun masih menganga. Kini harus berusaha untuk menyembuhkan luka yang sama. Menjalankan perannya sendiri dan berusaha untuk dapat menggantikan peran yang hilang. Leoni Arella, seorang remaja yang mendekap lara. Mencoba sembuh agar lebih b...