Happy reading.
.
.
.Setelah dua minggu lebih Ara di rawat di rumah sakit, sekarang Ara sudah kembali lagi ke rumah. Kini ke empat orang itu sedang berkumpul di ruang keluarga menikmati kebersamaan yang selama ini jarang dilakukan karena keadaan yang rumit serta kesalahpahaman di antara mereka.
Zevan sendiri sudah mengetahui kebenaran atas kejadian yang menimpa Qila di kamar milik Ara. Vandra sudah menjelaskan semuanya, awalnya pria itu tidak percaya. Namun, setelah Qila sendiri yang menjelaskan ia percaya.
Walaupun kecewa kepada Qila, Zevan tetap memaafkannya. Bagaimana pun juga, Syaqila sudah menjadi putri sambungnya.
Setelah kebenaran itu terungkap, Zevan langsung meminta maaf kepada Ara putri kandungnya. Karena Ara adalah orang yang tidak suka menyimpan dendam, gadis itu sudah memaafkan ayahnya.
"Yah, Bun, kalian tau nggak? Kakak perempuanku ini udah nggak jomblo lagi tau" ucap qila
Bagaimana ia bisa tau bahwa Galen dan Ara menjalin hubungan?. Saat itu di rumah sakit, sewaktu Zergan meminta izin ke Ara bahwa mereka akan pergi ke kantin, sebenarnya mereka hanya duduk di kursi depan ruangan rawat. Mereka menguping pembicaraan keduanya. Dan ini adalah ide dari si Niel.
Awalnya mereka menolak, tapi Niel tetap memaksa. Dengan terpaksa mereka menuruti usulan dari pemuda itu.
"Siapa laki-laki yang udah buat anak ayah nggak jomblo lagi, hm?!" tanya zevan kepada ara dengan tatapan mengintimidasi
Syaqila tersenyum mengejek ke arah Ara, sedangkan sang empu sedang berusaha menahan diri agar tidak khilaf menonjok adek perempuannya yang menyebalkan itu.
Fyi , semenjak Ara dan Qila berbaikan, orang tua mereka meminta keduanya memanggil selayaknya saudara kandung. Karena bulan lahir Ara dua bulan diatas Qila, maka di sini Ara sebagai kakak dan Qila adeknya.
"N-nggak Yah, adek bohong!" bantah ara
"Kalau nggak bener, kok gugup sih Kak" ucap qila semakin gencar menggoda ara
"Jadi, benar atau tidak?" tanya zevan
"Ish... Iya bener" lirih ara
Ara berasa seperti sedang diintrogasi oleh ayahnya. Pasalnya, Zevan pernah mengatakan bahwa Ara tidak boleh berpacaran. Namun, sekarang dia malah melanggarnya.
Dalam hati, Ara mengumpati Galen yang sudah membuatnya nyaman. Sampai dirinya dengan percaya diri menerima Galen saat pemuda itu mengungkapkan perasaannya.
"Nggak boleh ya? Ayah marah?" tanya ara dengan hati-hati
Zevan menghela nafasnya. Sejujurnya, ia tidak marah kepada Ara. Hanya saja ia takut kalau nanti salah satu putrinya akan merasakan namanya patah hati. Rasa cinta tidak selamanya tentang kenyamanan dan kebahagiaan. Adakalanya, patah hati pasti akan dirasakan.
Zevan sangat mengenal karakter Ara. Putri kandungnya itu adalah perempuan yang tidak mudah jatuh cinta. Sama seperti Almh istrinya Viona. Jika Ara saja mau menerima laki-laki itu, berarti putrinya merasa aman dan nyaman.
"Boleh" balas zevan
Ara menatap ayahnya dengan raut wajah tidak percaya. Dia tidak salah mendengar kan?.
"Ayah serius? Terima kasih ayah!"
"Hm, tapi ada syaratnya" balas zevan
"Loh, Kok?" ara memasang wajah kagetnya
"Hayoloh... Kak" qila mengompori
"Syaqila...." vandra menatap tajam je arah qila
"Hehe... Ampun, Bun"
Ara menghela nafasnya, kira-kira syarat seperti apa yang akan di berikan oleh Ayahnya itu.
"Apa syaratnya?"
"Bawa laki-laki itu bertemu dengan ayah. Dan jika dia sampai menyakitimu, jangan salahkan ayah untuk membuat wajah dia tidak tampan lagi!" tegas zevan
Ara dan Qila yang mendengar nada Zevan bergidik ngeri saat membayangkan wajah Galen di buat babak belur oleh ayahnya. Galen tidak sedang aman sekarang.
"Oke, deal!" balas ara
.
.
.Usai mengobrol bersama di ruang keluarga, sekarang Ara sedang merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya sambil mengetik sesuatu di handphonenya.
Bagaimana bisa Ara sudah menyimpan nomor Galen?. Saat Galen mengungkapkan perasaannya di rumah sakit dua minggu yang lalu, keduanya saling bertukar nomor telefon.
.
.
.Di tempat yang sama namun berbeda rumah, Galen sedang mendengarkan lagu dari handphone miliknya dengan kedua telinganya yang tersumpal earphone.
Tiba-tiba ada suara notifikasi dari handphone miliknya, ia melepaskan earphone dari kedua telinganya dan membuka chat yang ternyata dari Ara. Jari-jari tangan milik Galen bergerak lincah di layar mengetik balasan pesan dari Ara.
Pemuda itu tersenyum membayangkan wajah Ara saat dirinya membalas pesan dengan mengetik kata "My Lunar" untuk Ara.
Jika sekarang dia sedang bersama Ara, pasti gadis itu akan memukul keras bahunya. Mengenal kebiasaan Ara adalah memukul dirinya jika ia membuat dia malu atau kesal.
.
.
.Di kamar, Ara sedang menahan malu sekaligus senang saat membaca pesan yang dikirimkan oleh Galen. Dan sepertinya, dia harus mulai terbiasa dengan panggilan itu sekarang.
"Dasar Kak Arez nyebelin!"
.
.
.Tbc
Sampai jumpa next chapter ~
Semangat dan jangan lupa bahagia !!!👋🏻💕
Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Peran (REVISI)
Teen FictionLuka enam tahun masih menganga. Kini harus berusaha untuk menyembuhkan luka yang sama. Menjalankan perannya sendiri dan berusaha untuk dapat menggantikan peran yang hilang. Leoni Arella, seorang remaja yang mendekap lara. Mencoba sembuh agar lebih b...