09.30
Ara berjalan menuruni anak tangga. Gadis itu sudah berpakaian rapi, Ara menggunakan kaos pendek berwarna hitam sebagai daleman dipadukan cardigan berwarna baby blue serta celana bahan berwarna hitam. Lengan kanannya tersampir slit bag. Ara melihat Vandra dan ayahnya sedang duduk di ruang tamu. Sedangkan Qila, dia tidak tau kemana perginya anak itu. Setelah sarapan tadi, dia langsung kembali ke kamarnya.
"Anak bunda udah rapi aja, mau kemana?"
Ara menghentikan langkahnya lalu menghampiri Vandra dan Zevan. Dia akan meminta izin untuk pergi keluar.
"Ara mau ke perpustakaan kota" balas ara menjawab pertanyaan vandra
Pandangan Ara beralih menatap ayahnya yang sedang membaca sebuah buku tentang bisnis.
"Yah, ara izin mau pergi ke perpustakaan kota"
Zevan menatap anaknya lalu mengangguk sebagai jawaban. Ara mengambil tangan kanan milik Zevan untuk bersalaman. Ara menghadap ke arah Vandra. Gadis itu mengambil tangan Vandra lalu menyalaminya.
"Kalau begitu, Ara pamit. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab zevan dan vandra
.
.
.Bus yang ditumpangi ara berhenti di depan perpustakaan kota. Ara keluar dari bus lalu berjalan memasuki perpustakaan. Hari ini perpustakaan cukup ramai karena hari ini adalah weekend. Banyak anak-anak yang berkunjung dengan kedua orang tuanya, adapun remaja seusianya.
Kedua bola mata milik Ara berbinar melihat rak-rak buku yang tersusun rapi serta banyaknya buku yang ditata di rak tersebut. Dari kecil, Ara memang hobi membaca dan menulis. Ara mulai menyusuri rak-rak buku di sekitar perpustakaan. Kaki ara terus melangkah sampai langkahnya terhenti pada jejeran rak khusus novel.
Tangan kanan ara terulur mengambil salah satu novel yang menarik perhatiannya. Setelah mendapatkannya, Ara berjalan mencari tempat duduk yang masih kosong untuk membaca novel. Kedua bola matanya menangkap bangku yang kosong. Tempat duduk tersebut berada di dekat jendela. Kedua kaki Ara melangkah ke arah tempat duduk lalu mendudukkan diri di bangku.
Tangan kanan Ara mulai membuka satu per satu lembar novel yang dibaca olehnya. Kedua matanya fokus membaca deretan aksara pada novel tersebut. Sesekali bibirnya terangkat ke atas saat membaca adegan yang menurutnya menarik.
.
.
."Abang cepetan jalannya" fara menarik tangan kanan milik Galen
"Ck! Sabar, Dek"
Yah, tadi Fara menggedor-gedor pintu kamar milik Galen. Anak itu memaksa abangnya untuk menemani dirinya pergi ke perpustakaan kota. Fara ingin membaca buku cerita anak-anak. Dengan sangat terpaksa, Galen menemani adek perempuannya itu. Padahal, ia ingin bermalas-malasan mumpung hari minggu.
"Abang, ayo kita cari buku cerita!"
"Iya, ayo"
Galen menuntun Fara agar anak itu tidak hilang. Mengingat adeknya itu sangat aktif. Apalagi sekarang perpustakaan sedang ramai orang. Jika Fara sampai hilang, bisa-bisa ia digorok oleh bundanya.
"Woah.... Buku ceritanya banyak banget! Abang, ambilin yang itu dong!" tunjuk fara ke buku cerita yang terletak di rak bagian atas
"Makanya tinggi " balas galen seraya mengambilkan buku
"Fara tuh tinggi! Raknya aja yang ketinggian"
Galen terkekeh mendengar ucapan adeknya. Ia menyerahkan buku cerita tersebut ke Fara. Fara langsung menerima buku dengan kedua tangannya.
"Makasih abang!"
"Sama-sama"
Galen dan Fara melangkahkan kakinya mencari tempat duduk yang masih kosong. Namun, terlihat semua bangku sudah penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Peran (REVISI)
Roman pour AdolescentsLuka enam tahun masih menganga. Kini harus berusaha untuk menyembuhkan luka yang sama. Menjalankan perannya sendiri dan berusaha untuk dapat menggantikan peran yang hilang. Leoni Arella, seorang remaja yang mendekap lara. Mencoba sembuh agar lebih b...