Bagian 8

73 8 10
                                    

         Tetap jadi diri sendiri apa adanya  sekalipun sedang memerankan peran yang lain

- Galen Alvarez

- Galen Alvarez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ting!

Ara menghentikan aktivitasnya mengeringkan rambut karena mendengar notifikasi dari handphonenya. Dia beranjak mengambil handphonenya yang berada di atas meja rias.

"Dari ayah?"

Dia membuka pesan yang ternyata dari ayahnya. Raut wajahnya berubah menjadi sendu setelah berbalas pesan dengan ayahnya. Padahal, dia sudah berniat membuat masakan spesial untuk ayahnya sebagai permintaan maaf. Jadi, Ara memutuskan untuk tidak memasak.

"Kalau gitu, mending aku jalan-jalan aja deh ke taman!" ucap Ara.

Ara bersiap-siap untuk jalan-jalan ke taman. Ara memakai kaos lengan panjang berwarna coklat dan celana jeans berwarna hitam. Setelah selesai, dia keluar dari kamarnya menuruni anak tangga. Sesampainya di ruang tamu, Ara membuka pintu rumah dan menguncinya.

❤(◍•ᴗ•◍)❤

"Mau ke mana, bang?" tanya bunda Galen.

"Keluar."

"Adek ikut!"

"Gak usah!"

"Ish...Abang pelit! Fara pengin ikut." balas Fara dengan bibir yang dimajukan beberapa centi, jangan lupakan nada merengeknya.

" Udah, adek nggak usah ikut abang, jalan-jalan sama papa aja, mau nggak?"

"Mau! mau! Ya udah deh nggak jadi ikut abang."

Bunda galen menggelengkan kepalanya melihat interaksi mereka.

"Galen pamit pa, bun. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab kedua orang tua Galen.

Galen mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Sesampainya di taman, ia memarkirkan motor dan membuka helmnya. Pemuda itu berkeliling taman melihat sekitar, sampai matanya melihat Ara yang sedang duduk sendirian di bangku taman.

"Sendirian?"

Ara mendongakkan kepalanya. Matanya bertemu dengan mata galen.

"Iya kak," jawab Ara.

Galen mendudukkan dirinya di samping Ara. Tidak ada yang berniat untuk membuka obrolan. Hingga akhirnya, Ara berucap memecah keheningan.

"Ayah bilang, aku nggak bisa jadi kaya mama."

Galen menolehkan kepalanya ke Ara.

"Mama lo ke mana?"

"Udah di atas sana," tunjuk tangan Ara ke arah langit.

Galen merasa suasana menjadi canggung. Jujur Ia kaget dan bingung harus bereaksi seperti apa.

"Sorry, gue nggak tau."

" Gapapa," Ara tersenyum menanggapi.

"Tetap jadi diri sendiri apa adanya, sekali pun sedang memerankan peran yang lain."

Ara tersentak karena ucapan galen.

"Makasih, kak."

Hari semakin senja, mereka beranjak dari taman untuk pulang ke rumah masing-masing.

Dua Peran (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang