"Pembuluh darah terdiri dari tiga macam yaitu pembuluh darah Arteri(nadi), pembuluh darah Vena(balik) dan pembuluh darah Kapiler, kali ini bapak akan bahas tentang pembuluh balik (Vena)" jelas Pak Hamdi.
Saat ini kelas XI IPA 1 sedang berlangsung pembelajaran dengan mata pelajaran Biologi tentang "Alat Peredaran Darah". Semua siswa memperhatikan Pak Hamdi menjelaskan materi tersebut sambil menahan kantuk. Karena Pak Hamdi menjelaskan materi seperti membacakan sebuah dongeng :v
"Baiklah, bapak lanjutkan ya. Pembuluh Balik ( Vena ) adalah pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung struktur dari dalam ke luar : Katup, Endotelium, Membran basal, jaringan otot polos dan jaringan konektif. Disepanjang pembuluh terdapat banyak katup ( Valvula semi lunaris ) yang menyebabkan darah mengalir ke satu arah. Secara garis besar dibagi atas 2, yaitu Vena Pulmonalis dan Vena Kava. Vena Pulmonalis membawa darah kaya oksigen kembali ke serambi kiri jantung. Vena Kava membawa darah kaya CO² dari tubuh menuju serambi kanan jantung. Vena Kava dibagi menjadi dua yaitu, Vena Kava Superior dan Vena Kava Inferior.
"Apakah ada yang ditanyakan?"
Niel mengangkat tangan kanannya. Arsa yang melihat sahabatnya itu was-was karena pertanyaan Niel pasti bukan pertanyaan yang ada di dalam materi.
"Ya silahkan Niel."
"Saya bukan mau bertanya pak, tapi saya mau ngucapin selamat sama si Vena. Nama dia ada di materi yang bapak jelaskan." Niel menatap ke arah Vena, '"selamat ya Na, nama lo masuk ke pelajaran Biologi."
Seisi kelas tertawa karena ucapan Niel. Arsa menutupi wajahnya menggunakan buku paket yang ia pegang. Pak Hamdi hanya bisa menghela napas lalu memijit kedua pelipisnya. Galen dan Zergan menggelengkan kepalanya. Sedangkan Vena sedang menahan emosi karena ulah Niel. Tidak lama kemudian...
'Dug!'
"Aduh! Wah... KDRT, nih!" ucap Niel sambil mengusap-usap kepalanya akibat lemparan tempat pensil milik Vena.
"Apa lo! Gimana? Enak kan dapet hadiah dari gue?" balas Vena tersenyum miring.
"Hadiah apaan? Dapet bencana mah iya. Tanggung jawab lo! Kepala gue sakit nih," ucap Niel mendelik ke Vena.
Sebelum Vena kembali menjawab, Pak Hamdi sudah terlebih dahulu menghentikan perdebatan mereka. Bisa panjang urusannya jika tidak segera dipisahkan.
"Sudah-sudah! Jangan dilanjutkan lagi. Dan kamu Niel, bertanyalah yang ada dalam materi!" ucap pak Hamdi sambil menunjuk ke arah Niel.
"Iya pak iya, saya minta maaf."
Pak Hamdi kembali melanjutkan penjelasaannya. Arsa menjitak kepala Niel karena gemas ingin menonjok sahabatnya itu.
"Pertanyaan lo bikin naik darah."
"Lah salah gue dimana? Gue kan memberikan apresiasi ke si Vena. Harusnya tuh anak berterima kasih.
"Udahlah, susah ngomong sama lo!" ucap Arsa sambil memutar bola matanya malas.
"Yaudah nggak usah ngomong, gampang kan? Gitu aja repot," balas Niel.
'Untung gue sabar' ucap Arsa dalam hatinya. Niel tersenyum miring karena Arsa tidak bisa membalas ucapannya. Sedangkan Galen dan Zergan hanya menyimak perdebatan Niel dan Arsa.
"Temen lo." ucap Zergan.
"Temen lo juga." balas Galen
Lalu mereka tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Peran (REVISI)
Teen FictionLuka enam tahun masih menganga. Kini harus berusaha untuk menyembuhkan luka yang sama. Menjalankan perannya sendiri dan berusaha untuk dapat menggantikan peran yang hilang. Leoni Arella, seorang remaja yang mendekap lara. Mencoba sembuh agar lebih b...