Bagian 3

100 12 1
                                    

Pintu gerbang terbuka lebar. Pemuda dengan helm full face memasuki halaman rumah mewah menuju garasi untuk mamarkirkan motornya.

"Assalamualaikum!" Galen membuka pintu rumah sambil mengucapkan salam. Iya, pemuda itu bernama Galen Alvarez.

"Waalaikumsalam, baru pulang?"

"Iya, bun," Galen menyalimi tangan bundanya.

"Mandi, ganti baju. Jangan lupa Sholat Ashar, bang."

"Hm iya. Adek mana, bun?"

"Adek tidur."

Galen menaiki tangga menuju ke kamarnya untuk mengganti seragam, mandi, lalu Sholat Ashar. Setelah selesai, pemuda itu merebahkan badannya di kasur sambil menatap langit-langit kamarnya. Tiba-tiba terlintas kejadian tadi pagi yang menimpanya di koridor sekolah. Tanpa sadar, ia tersenyum tipis.

"Ck! Ngapain dah gue keinget dia." Perlahan Galen memejamkan matanya, terlelap memasuki alam mimpi.

  ❤(◍•ᴗ•◍)❤

Di lain tempat, Ara baru sampai di rumahnya sambil menenteng belanja bulanan. Dia sempat mampir ke supermarket karena teringat stok di rumah habis.

Ceklek!

Ara membuka pintu rumahnya dengan senyuman yang mengembang dibibirnya.

"Assalamualaikum! Ara pulang, mana sambutannya?" dia terkekeh karena ucapannya sendiri. Wajahnya berubah menjadi sendu.

"Siapa yang mau nyambut? Mama kan udah nggak ada hehe."

"Sudahi sedihmu, mari cosplay menjadi ibu rumah tangga yang baik."

Ara pergi menuju dapur, meletakkan belanjaannya di atas meja dapur. Dia menaiki tangga menuju kamar untuk mengganti seragam, mandi, dan sholat ashar. Setelah selesai, dia melirik jam dinding di kamarnya. Pukul lima sore, Ara keluar kamar menuruni anak tangga menuju ke dapur untuk memasak makan malam.

"Oke, menu kali ini sayur sop dan ayam goreng. Ayo Ara mari kita mulai berperang dengan alat dapur! "

Dengan telaten Ara mengolah bahan-bahan masakan tersebut. Beberapa menit kemudian, masakannya sudah siap. Dia menata masakannya di piring dan meletakannya di meja makan sambil menunggu ayahnya pulang kerja.

  Tin! Tin! Tin!

Suara klakson mobil terdengar, ara beranjak membuka pintu untuk ayahnya.

"Asalamualaikum! "

"Waalaikumsalam ayah." Ara membukakan pintu dan membalas salam sambil menyalami tangan ayahnya.

"Hmm... Ini pasti wangi masakan anak ayah."

"Seratus buat ayah! "

"Ayah mau bersih-bersih dulu. Habis itu kita makan sama-sama oke?"

"Siap!"

Ayah menaiki tangga menuju kamar untuk bersih-bersih. Ara menunggu ayahnya di meja makan sambil memainkan handphone. Beberapa menit kemudian, ayah menuruni anak tangga dan bergabung di meja makan. Mereka menikmati makan bersama.

Dua Peran (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang