(^.^)
Langit malam nampak indah berhiaskan bulan dan hamparan bintang. Seorang pemuda berdiri di balkon kamarnya sambil menatap ke arah langit.
Tok! Tok! Tok!
"Galen, ini bunda."
"Masuk aja bun, nggak dikunci."
Bunda Galen membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Galen. Bunda menghampiri Galen yang sedang berada di balkon kamar.
"Belum tidur, bang?"
"Galen belum ngantuk bun"
"Ada yang mengganggu pikiranmu?"
Galen teringat obrolannya dengan Ara di taman waktu itu. Ia terus memikirkan dan entah mengapa ia ingin tau lebih banyak tentang kehidupan Ara.
"Bun, salah nggak kalau kita pengin tau kehidupan seseorang?"
"Kenapa kamu tanya gitu, hm?"
Galen menceritakan obrolannya dengan Ara ke bundanya. Bunda galen menyimak cerita putranya. Bunda terkejut karena ternyata mama Ara sudah meninggal.
"Setiap orang punya privasi, kamu jangan terlalu dalam masuk ke kehidupan orang sebelum tuan rumahnya sendiri yang mempersilahkan."
"Galen paham, bun."
"Bunda paham apa yang kamu rasakan. Tapi, inget pesan bunda yang tadi."
"Iya, bun."
"Ya sudah, ayo masuk. Udaranya dingin."
Bunda dan Galen masuk ke kamar, galen menutup jendela kamarnya.
"Tidur dan jangan begadang."
Bunda galen keluar dan menutup pintu kamar anaknya. Galen merebahkan tubuhnya perlahan memejamkan matanya.
❤(◍•ᴗ•◍)❤
Ara sudah berusaha memejamkan kedua matanya, namun entah mengapa matanya tidak mau terpejam. Akhirnya, dia turun dari tempat tidurnya membuka jendela menuju balkon kamarnya untuk mencari udara segar. Gadis itu menatap langit malam yang nampak indah dengan rembulan dan hamparan bintang. Matanya terpejam menikmati hembusan angin malam yang menerpa wajahnya.
' Mama lihat deh bulannya cantik banget! '
' Bulannya cantik kaya anak mama. Ara harus bisa jadi kaya bulan '
' Eum... Kenapa ma? '
'Tetap bersinar walaupun sendiri '
Ara mengganggukkan kepalanya walaupun sebenarnya dia tidak terlalu paham perkataan mamanya
Gadis itu membuka matanya dan menatap bulan sambil tersenyum tipis.
"Sekarang aku mengerti maksud mama. Bulan itu kuat, walaupun sendiri tidak menghalangi dirinya untuk tetap bersinar."
Angin malam semakin dingin, Ara masuk kembali ke dalam kamarnya. Mengunci jendela lalu merebahkan tubuhnya dan perlahan memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Peran (REVISI)
Teen FictionLuka enam tahun masih menganga. Kini harus berusaha untuk menyembuhkan luka yang sama. Menjalankan perannya sendiri dan berusaha untuk dapat menggantikan peran yang hilang. Leoni Arella, seorang remaja yang mendekap lara. Mencoba sembuh agar lebih b...