Rumah dua lantai itu menjadi tujuan Bulan dan Nadia sore itu sepulang kuliah. Segala masalah perizinan dari orang tuanya tentu aman kalau Bulan pergi bersama Nadia jadi tidak perlu banyak pertanyaan yang harus ia jawab ketika pulang terlambat nanti. Di dalam rumah itu telah berkumpul empat orang lelaki yang sibuk dengan dunianya masing-masing. Kenzo dengan aktivitas kegemarannya—live di media sosial untuk menyapa para penggemar anehnya. Daffa yang sedang berbaring di sofa dengan remote tv di tangannya dan sibuk memindahkan chanel tv. Aidan yang duduk di sinlge sofa sambil sibuk bermain game online. Dan Samudra, di lantai memeluk gitar sambil bersandar pada sofa sambil memetik senar-senarnya dengan mata tertutup dan senandung kecil di bibirnya."Hai Bulan!" sapa Aidan ramah dan langsung meletakkan ponselnya ketika melihat targetnya memasuki ruang tengah rumah itu bersama Nadia. Daffa refleks bangkit dari posisi rebahannya untuk memberi tempat duduk untuk kedua gadis itu. "Baru pulang kampus ya? Kamu seharian di kampus masih seger aja mukanya. Gak ada kucel-kucelnya malah makin cantik," ucap Aidan. Bulan memberi senyum tipis untuk menanggapinya.
"Suara lo jangan kenceng-kenceng. Itu temen lo lagi live, jangan ngundang huru-hara!" ujar Dafa mengingatkan Aidan. "Udah makan yang?" tanyanya sambil menatap Nadia.
"Udah yang. Tadi nemenin Bulan. Anaknya emang laperan," sahut Nadia yang kemudian mendapat cubitan di pinggangnya oleh Bulan. Jangan sampai Nadia banyak omong dan dapat mempermalukannya di depan Samudra.
"Bulan udah makan?" tanya Aidan.
"Kan tadi Nadia ngomong nemenin Bulan." Samudra buka suara. Bulan melempar pandangan pada lelaki yang semalam baru resmi menjadi pacarnya itu. Namun Samudra sama sekali tidak melihatnya. Tidak ada sapaan atau penyambutan apapun untuknya. Benarkah mereka pacaran atau kejadian kemarin hanya kepingan dari ke-halu-annya saja? Lelaki itu malah terlihat seperti orang yang tidak mengenal Bulan.
"Eh, ada Bulan. Udah lama ya kamu gak ke sini. Apa kabar? Masih ingat aku, kan?" Kenzo bergabung dengan mereka setelah mengakhiri live-nya. Sebelumnya ia duduk menyendiri di meja makan karena kegiatannya itu mengusik teman-temannya dan ia nyaris diusir oleh Samudra.
"Baik Kak. Masih dong, masa lupa." sahut Bulan lemas. Bahkan Kenzo menyapanya lebih hangat dari Samudra.
"Bulan!" panggil Aidan membuat semua orang menoleh kecuali Samudra. "Aku udah follow instagram kamu, tapi belum kamu follback. Followers kamu banyak juga ya, tapi kenapa akunnya privat?"
"Ngapain kamu follow aku Kak?"
"Sayang banget gak follow perempuan secantik kamu."
"Dan, udah! Nanti ada yang marah!" Daffa memperingati Aidan karena Nadia menyenggol lengannya. Ia sudah mendengar cerita dari pacarnya itu kalau Samudra dan Bulan jadian.
"Oh, kamu udah ada pacar ya?" tanya Aidan membuat Bulan mengangguk ragu untuk menanggapinya. Ia melirik sekilas pada Samudra namun lelaki itu tetap bergeming.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama Rembulan
General FictionBeraksi dari panggung ke panggung berasama The Orion, band yang dibentuknya beberapa tahun lalu dan kini sedang naik daun ternyata tidak bisa membuat seorang Samudra Alterio berhenti kesepian. Hidupnya masih terasa kosong meski ada ribuan penggemar...